Utas atau kumpulan cuitan di Twitter dengan tema horor rupanya tidak berhenti setelah "KKN Desa Penari" viral. Bahkan jika diperhatikan utas horor semakin banyak dan beragam. Temanya dari seputar KKN, tempat-tempat angker dan hal-hal supranatural di sekitar kita.
Memang banyak ceritanya yang menarik sekaligus menyeramkan. Rasa penasaran akan akhir kisah dan misteri di dalamnya pun mengalahkan rasa ketakutan.
Kepopuleran cerita horor melalui media Twitter semakin terangkat sejak cerita "KKN Desa Penari". Selain cerita tersebut juga hadir cerita yang tak kalah bikin deg degan seperti cerita misteri di Pabrik Gula, cerita santet "Sewu Dino", yang juga berasal dari akun yang sama.
Setelah itu cuitan tentang kisah horor semakin kaya rupa. Baru-baru ini yang lagi beken di antaranya "30 Hari di Rumah Tua", "KKN Posko 13" dan sebuah cerita di Quora tentang misteri sebuah gerbong yang juga diviralkan via Twitter.
Kenapa Cerita Horor ini Menarik dan Viral?
Cerita-cerita tersebut viral karena ceritanya dekat dengan sehari-hari. KKN atau kuliah kerja nyata umumnya dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir di berbagai universitas. Untungnya kampusku tak ada KKN, adanya magang di perusahaan selama minimal satu bulan hehehe.
Demikian pula dengan ngekos. Ini banyak dialami oleh mereka yang berkuliah atau bekerja di kota lain. Sehingga banyak yang merasa terhubung dengan cerita seperti "30 Hari di Rumah Tua".
Gaya bercerita dengan sudut pandang orang pertama juga lebih menarik karena mengesankan cerita ini sungguh nyata. Apalagi jika cuitannya menunjukkan emosinya, rasa takut, cemas dan sebagainya. Sebagai pembaca kita ikut terpengaruh. Tapi jika kemudian disampaikan dengan sudut pandang orang ketiga juga bisa menarik asal bahasanya mengalir.
Cerita juga terasa lebih 'membumi' jika menggunakan bahasa lokal. Misalnya jika latarnya di Jawa maka menggunakan bahasa Jawa ngoko atau krama. Apabila di Jawa Barat maka dialognya berbahasa Sunda. Tentunya dengan terjemahan bahasa Indonesia.
Berikutnya tentang petunjuk. Biasanya ada petunjuk lokasi di mana ia berada, lewat jarak tempuh kota, rute kereta api dan jam berangkatnya, dan petunjuk lainnya yang biasanya jadi bahan investigasi warganet.
Ceritanya kadang-kadang tak selesai dalam satu hari. Bahkan kadang-kadang ceritanya bersambung, lewat sudut pandang pihak lainnya. Menariknya para warganet demikian sabar menunggu kelanjutannya.
Oleh karena cerita dari media sosial ini kemudian banyak menjadi bahan perbincangan di grup maka yang belum tahu ceritanya pun jadi penasaran. Ketika kemudian bisa memecahkan petunjuk, misalnya petunjuk lokasi yang dimaksud dalam cerita, maka rasanya ada rasa senang sekaligus ngeri.
Ketika aku mengetahui beberapa lokasi yang dimaksud dalam cerita, aku jadi makin dekat dengan cerita tersebut. Ada sebuah cerita horor yang rupanya juga pernah kualami di tempat yang sama meskipun kejadiannya berbeda. Ini bikin sensasi seram berkali lipat karena aku juga jadi terbayang peristiwa masa lalu tersebut.
Yang menarik kadang-kadang utas horor dari satu akun memiliki kaitan dengan cerita warganet lainnya. Misalnya tentang gerbong misterius di sebuah kereta api. Rupanya ada kejadian di mana seorang penumpang masuk ke gerbong kereta di 'dunia lain'.
Ketika diketahui oleh kondektur rupanya ia bukan orang pertama mengalaminya. Nah kemudian di sebuah utas horor lainnya juga ada cerita yang hampir sama. Jika ditebak bisa jadi rute kereta itu sama, dengan melihat tujuan dan jam keberangkatannya.
Membaca utas horor itu jeleknya bisa membuat teringat-ingat bahkan mimpi buruk. Baiknya membacanya saat siang hari dan jangan sendirian. Tapi biasanya rasa penasaran mengalahkan ketakutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H