Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Hawa Jakarta Begitu Gerah

20 April 2020   23:36 Diperbarui: 20 April 2020   23:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belakangan ini hawa begitu gerah (sumber gambar: tribunnews.com)

Matahari terasa lebih cepat tinggi beberapa hari terakhir. Pukul sepuluh pagi sudah terasa seperti siang hari. Baru mandi terasa gerah lagi. Badan pun mulai merespon dengan banyak keringat dan ingin selalu cukup terhidrasi.

Hujan mulai terasa jarang. Mungkin saat ini Jakarta sudah memasuki musim pancaroba. Musim kemarau sebentar lagi akan datang. Kalau di kampungku dulu ada bunyi serangga yang khas, bernyanyi nyaring mengiringi pergantian musim. Garengpung alias tonggeret, namanya.

Pada musim pancaroba ini umumnya rawan demam dengan kondisi badan panas dingin. Untuk itulah meski hawa sangat gerah dan panas aku mencoba menghindari minum yang menggunakan es dan yang super dingin. Padahal minuman dingin apalagi es krim sangatlah menggiurkan pada cuaca seperti ini. Apalagi jika melihat es krim seperti kue tart yang lagi hits belakangan ini. 

Aku coba untuk lebih banyak minum air putih atau sesuatu yang hangat manis seperti kopi jahe yang legit. Air putih tawar dan tak enak, meski ada juga merk tertentu yang ada guratan rasa seperti degan dan rasa manis.

Vitamin C lewat buah-buahan kuasup tiap hari. Adanya jambu merah lagi dan lagi, tapi aku tak jemu merasakan sarinya yang segar, dijus atau dipotong minus biji.

Meski badan begitu malas, kucoba untuk terus bergerak aktif. Jika enggan berolah raga setidaknya harus menyapu, mengepel atau menguras bak mandi. Setidaknya badan harus tetap fit. Selain sehat, badan yang aktif mendukung untuk bisa tetap produktif.

Hawa Jakarta begitu gerah. Setelah malam tiba hawanya tetap panas dan pengap. Membuatku ingin mandi malam, merasakan segar sesaat.

Dari sudut pandang berbeda, cuaca yang terik dan gerah ini memberikan faedah yang tak kalah besarnya. Baju dan cucian lainnya jadi cepat keringnya. Aku tak perlu menggunakan mesin cuci, cukup dikeringkan oleh sang surya. Bikin hemat.

Hawa Jakarta malam ini masih terasa gerah. Mataku jadi sulit terpejam. Aku yang malas pun akhirnya tergerak untuk membuat tulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun