Di satu sisi penonton juga diajak merasa bersimpati dengan kedua orang tua Eli, Rose dan Paul. Keduanya nampak lelah dan kehilangan banyak materinya demi Eli. Di satu adegan nampak Paul harus menukar arlojinya karena uang tunainya sudah habis, sementara kartu kreditnya sudah mencapai batas limit.
Dari segi pemeran, ensemble cast-nya cukup menjanjikan, tapi sayangnya skripnya lemah dan si sutradara, Ciaran Foy ("Sinister 2") kurang berhasil mengeksekusi ceritanya dengan lancar dan menggigit.Â
Ia masih menggunakan rumus yang konvensional, rumah tua yang bagus dan besar di tempat yang terpelosok lalu gangguan-gangguan supranatural yang anehnya hanya dialami oleh si anak kecil tersebut.Â
Pakem menakut-nakuti penonton sudah jamak dilakukan sehingga penonton bisa bersiap-siap kapan adegan horor itu akan terjadi. Dari segi visual, tidak banyak adegan yang sinematik. Tone suram dan nuansa seramnya terasa kurang.
Sejatinya awalan "Eli" ini sudah apik. Ada unsur dramanya kemudian pengenalan penyakit Eli yang langka. Tapi perpindahan unsur drama ke horornya kurang berjalan lancar. Ada cerita yang melompat kemudian si sutradara nampak tergagap-gagap agar cerita tetap bisa berjalan hingga selesai.
Adanya plot twist di bagian terakhir film memang membuat cerita menjadi menarik. Tapi ini malah menjadi poin lemah film ini karena sebagian ceritanya malah sulit dicerna secara logis, malah jadi plothole.
"Sebuah cerita horor dengan premis apik dan plot twist yang cukup mengejutkan. Sayangnya ceritanya kurang mengalir dan sutradara kurang berhasil mengeksekusinya dengan apik".Â
Detail Film:
Judul : Eli