Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Retno Ratih Damayanti, Sineas Perempuan Langganan Piala Citra

8 Maret 2020   21:11 Diperbarui: 9 Maret 2020   03:10 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mba Eno atau Mba Nok, sapaan akrab Retno Ratih Damayanti yang telah empat kali meraih piala citra (gambar: pesona.co.id)

Perempuan berambut ikal ini kemudian memiliki berfokus di periodik sejarah. Alasannya, selain lebih menantang, mendesain busana untuk film periodik memerlukan riset tersendiri. 

Ia mencontohkan film " Sultan Agung" dan "Bumi Manusia" yang memerlukan riset tentang bahan dan model busana masa itu. Berkat ketelatenannya melakukan riset, ia memiliki data busana Indonesia sejak tahun 1800-an.

Tak terasa ia sudah melakoni pekerjaan ini selama belasan tahun. Ia telah terlibat dalam lebih dari 50 proyek film. Pekerjaan ini dulu kurang diapresiasi. 

Penghargaan ini baru muncul pada Festival Film Indonesia pada tahun 2013. Sejak itu nama Retno hampir selalu muncul sebagai nominasi dan pemenang di kategori penata busana. 

Ia juga mendapatkan nominasi di kategori penata rias. Hingga saat ini ia telah mengumpulkan tujuh nominasi dan empat piala citra untuk kategori penata busana dari "Habibie dan Ainun", "Soekarno", "Guru Bangsa Tjokroaminoto", dan "Kucumbu Tubuh Indahku".

Apa rencana berikutnya? Selain tetap aktif berkiprah di bidang tata busana, baik terlibat dalam film ataupun mengajar di kelas, ia pun tertarik untuk kembali membuka pameran.

Sebelumnya ia sukses menggelar pameran kostum dengan judul Sejarah Tidak Pernah Telanjang. Maksud dari pameran busana ini, dengan memerhatikan kostum seseorang akan dapat mengetahui periode sejarah, kasta sosial, ideologi, dan sebagainya. Pameran ini diadakan di Sangkring Art Space, Nitiprayan pada tahun 2018 dengan menghadirkan kostum yang digunakan di film dengan latar tahun 1900 dan 2000.

Ia juga punya cita-cita suatu ketika membuat studio kostum semacam museum kostum berdasarkan serial tokoh Indonesia. Ia juga berencana untuk menyusun buku tentang sejarah kostum di Indonesia.

Sejarah Tak Pernah Telanjang menampilkan karya busana Retno Ratih (sumber: gudeg.net)
Sejarah Tak Pernah Telanjang menampilkan karya busana Retno Ratih (sumber: gudeg.net)

Tertarik untuk bergelut di bidang tata busana? Ibu yang ramah dan murah senyum ini memberikan tips sebagai berikut, ilmu menjahit atau mendesain akan membantu tapi bukan landasan utama. 

Yang terpenting ia punya kepekaan tersendiri tentang visual dan fesyen, juga kaya imajinasi. Berikutnya, ia suka melakukan riset, melihat gambar dan pustaka. Dan yang terakhir, ia menyukai film. Setidaknya tontonlah satu film satu hari dan perhatikan kostum yang dikenakan para pemainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun