Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Akhirnya Isyana Membuka Warna Aslinya Lewat "Lexicon"

24 Januari 2020   13:36 Diperbarui: 24 Januari 2020   14:26 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyanyi cantik Isyana Sarasvati beberapa waktu lalu menarik perhatian publik lewat kabar pertunangannya. Tapi sebenarnya selain kabar gembira tersebut ada hal lainnya yang menarik dari penyanyi asal Bandung ini. Ia akhir November lalu merilis album ketiganya, "Lexicon". Yang menarik dari album ini, Isyana akhinya berani membuka warna aslinya. Album ini berbeda dengan dua album sebelumnya. Album "Lexicon" bernuansa opera sinematik. Indah dan unik.

Bisa dibilang album anyar Isyana ini menampung sisi idealisnya. Gadis kelahiran 2 Mei 1993 ini memang memiliki latar belakang musik klasik dari pendidikannya di Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura dan Royal College of Music, Inggris. Ia tak hanya pandai memainkan tuts piano, melainkan juga andal dalam menulis lirik lagu, membuat komposisi, dan juga bernyanyi sopran seperti dalam pertunjukan opera.

Album "Lexicon" terdiri dari delapan tembang. Album ini memiliki unsur neo klasik dan rock progresif. Ini adalah album yang Isyana banget. Sisi idealismenya dan minatnya dalam musik neo klasik terlihat. Ia nampak lega dan puas bereksplorasi dalam album ini.

Sikap Duniawi
Lagu pembuka, "Sikap Duniawi" memiliki nuansa opera dengan musik orkestra sedikit sentuhan rock. Sekilas seperti lagu dalam "Petualangan Sherina". Lagu ini kaya pesan. Lagu ini bercerita agar kita tidak suka melontarkan kata-kata jahat yang melemahkan karakter seseorang. Jika sekeliling kita suka menghina maka tutuplah telinga dan tetaplah melangkah.

Hidup hanya sekali saja
Mungkin lagi tapi wujud berbeda
Maka jangan hiraukan kesempatan
Tutup telinga dari kata menyakitkan

Untuk Hati yang Terluka
Lagu berikutnya, "Untuk Hati yang Terluka" merupakan nomor yang paling populer dalam album ini. Lagu merupakan soundtrack dari film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini". Lagu ini menenangkan dan bercerita tentang sosok yang mengalami depresi dan mencoba untuk bangkit.

Lagunya terasa muram sekaligus indah. Ketika mendengarkan tembang ini aku merasa tenang. Pesan dari lagu ini, rangkullah mereka yang sedang mengalami depresi, tapi jangan dimarahi atau dikasihani. Temani ia dan yakinkan bahwa jika harapan tak tercapai maka itu bukan akhir dunia.


Untuk hati yang terluka
Tenanglah, kau tak sendiri
Untuk jiwa yang teriris, tenang
Ku 'kan temani
Hidup itu sandiwara
Yangnyataternyata delusi
Terlarut posesiberujung
Kau gila sendiri

Jika kau tak dapatkan
Yangkau impikan bukan berarti
Kau telah usai
Jika kau tak dapatkan
Yang kau impikan bukan berarti
Kau t'lah usai

Pendekar Cahaya
Ini merupakan lagu cinta, lagu cinta Isyana ke calon suaminya, Raihan. Lagunya lembut dan sentimentil. Liriknya mudah dicerna. Tentang pertemuan mereka di awal, hingga kemudian menghadapi banyak kisah hingga nantinya akad nikah tibah. Musiknya minimalis, menonjolkan kualitas vokal Isyana yang berkelas.

Isyana tampil mengejutkan dengan musiknya yang Isyana banget (sumber: Youtube/Isyana)
Isyana tampil mengejutkan dengan musiknya yang Isyana banget (sumber: Youtube/Isyana)

Awal mula kita bersapa
Aku yakin kau jawabnya
T'rasa dekat walau kali pertama bertatap mata


Lika-liku t'lah kitalewatibersama
Hingga hari tiba
Sampaiperjanjian sakral tiba
Kita ucap lantang padadunia

Kala jawabnya yang ditanya-tanya
Datang dari mana pendekar cahaya

Lexicon
Lagu yang menjadi judul album Isyana ini memadukan musik opera dan rock. Aku jadi teringat akan lagu-lagu Dream Theatre dan Bohemian Rhapsody. Unik dan asyik. Ini sisi Isyana yang berbeda dan jarang diperlihatkan. Ia benar-benar bereksplorasi di sini. Lagunya sinematik, mendengarkan lagu ini aku membayangkan sebuah cerita.

Liriknya menggunakan bahasa metafora, tentang kebencian dan caci maki yang merajalela. Cacian ini seperti tanaman berduri yang anehnya malah dirawat.

Sang Nirwana
Menghadirkan mata-mata
Bersiap!
Yangditanammengapa berduri
Ingatlah karyapujangga
Cacian kini merajalela
Bisakah kita mengubah
Takdir kelabu,kubur jadi satu
Sambutlah kemarau tiba
Berguguran, tapi dikenang selamanya


Ragu Semesta
"Ragu Semesta" adalah tembang favoritku dalam album ini. Lagunya indah dan sinematik. Video klipnya juga menarik. Terlihat Isyana dengan gaun putihnya bermain piano dan bernyanyi di tengah audiens yang nampak tak peduli dengan pertunjukan di depannya. Hingga mereka kemudian benar-benar mendengarkan musiknya dan terpesona.

Aku suka musiknya dengan piano dan alat musik string yang klasik. Gaya bernyanyi Isyana seperti membawakan lagu-lagu Disney. Liriknya juga tak biasa. Lagu ini sedih, tentang perpisahan karena keraguan. Lagu ini dipungkasi dengan permainan piano Isyana dan musik orkestra yang terasa megah. Isyana kemudian seolah bersenandung sendiri. Indah. Lagu ini seolah-olah merupakan metafora, mendobrak musik yang saat ini terasa generik.

Dulu kau pernah ucap
Janji yang ku yakin takkan pudar
Namun ragu semesta
Tak terlawan oleh manusia

Terus terangkutak kuasa
Melihatmu terperangkapdalam kisah tak bermakna
Haruskah ku memulaituk melepaskan

Harapanku bersamamu
Biarlah menjauh
Mungkin kita 'kan bertemu
Lain waktu di alam yang baru


Lagu Malam hari
Ini juga lagu cinta. Termasuk ngepop jika dibandingkan ketujuh lagu lainnya dalam album ini. Lagu yang melankolis dan romantis, dengan lirik yang tak kacangan, meski relatif lebih sederhana dibandingkan lagu-lagu lainnya.

Ratusan ribuan bintang kupandangi
Tak menerangi
Namunsenyumanmu tak bisa bohongi hati nurani
Kuinginkan dia
Menerangi setiap malamku

Biarkan Aku Tidur
Lagu ini memiliki lirik sederhana dengan musik yang lembut dan syahduh. Enak didengarkan saat musim hujan dan ketika menjelang tidur.

Banyakyang kuinginkan
Tapi terbatasi oleh janji
Tak memberi jalan untuk aku menumpu

Lelah nafas ini
Ingin sejenak semua terhenti
Biarkan aku tertidur
Lepaskan laraku

Isyana nampak puas bereksplorasi (sumber: Youtube/Isyana)
Isyana nampak puas bereksplorasi (sumber: Youtube/Isyana)


Terima Kasih

Track terakhir dalam album Isyana. Hanya instrumentalia. Permainan piano Isyana yang keren sepanjang empat menitan. Lagu ini menjadi penutup dan ucapan terima kasih karena telah mendengarkan ketujuh lagu Isyana yang eksploratif.

Album ini diproduseri oleh Isyana, Tohpati, Kenan Loui, dan Gerald Situmorang. Lagu ini diciptakan oleh Isyana sendiri, baik dari segi lirik dan komposisi musik. Album "Lexicon" diedarkan oleh Sony Music Entertainment. Judul "Lexicon" bermakna kamus, kamus kehidupan Isyana.  

Isyana Mulai Menunjukkan Kemampuannya Lewat Bernyanyi Opera
Berawal dari memerhatikan kemampuan Isyana menyanyikan lagu opera bernada tinggi dalam bahasa Prancis dan Jerman dalam sebuah pertunjukan orkestra, aku jadi menelusuri lagu-lagu dalam album anyar Isyana. Nomor "Frhlingsstimmen - Walzer, Op. 410" karya Johann Strauss II ini populer dan sering dimainkan dalam pertunjukan orkestra. Tapi aku lebih sering mendengarnya dengan murni instrumentalia. Sehingga ketika mendengar Isyana bernyanyi sebagai soprano diiringi Jakarta Concert Orchestra, ini sebuah pengalaman baru.

Isyana begitu santai bernyanyi opera (sumber: Youtube/Jakarta Concert Orchestra)
Isyana begitu santai bernyanyi opera (sumber: Youtube/Jakarta Concert Orchestra)

Dengan menggunakan dress putih panjang dan rambut tergerai, Isyana nampak begitu cantik. Ia rupanya mampu menjangkau nada-nada tinggi. Gayanya santai, sesekali ia tersenyum dan tertawa. Mimiknya dan gerak-gerik tubuhnya seolah-olah menceritakan isi lagu. Memang suaranya relatif masih agak tipis untuk bernyanyi opera, tinggal dilatih dan menambah jam terbang saja. Tapi kelebihan Isyana, ia bernyanyi dengan santai, seolah tak banyak berupaya. Nomor lainnya, "Les filles de Cadix" karya Leo Delibes juga dibawakan Isyana dengan apik dan santai. Nomor ini juga susah karena menggunakan bahasa Prancis dan Jerman.

Mungkin perubahan Isyana agak sulit diterima oleh pendengar musik Indonesia, tapi ia memunculkan penggemar baru. Para  penggemar musik klasik dan musik opera menyukainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun