Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"1917", Sinematografi yang Apik dan Nuansa seperti "The Lord of The Rings"

19 Januari 2020   11:53 Diperbarui: 19 Januari 2020   12:25 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Special Screening-nya antrian mengambil tiketnya mengular (dokpri)

"Hope is a dangerous thing"

Film "1917" menjadi salah satu film yang ditunggu-tunggu awal tahun 2020 ini. Pasalnya film ini berhasil menang menjadi film terbaik di ajang Golden Globe dan meraup 10 nominasi di ajang Oscar. Alhasil ketika mendapat undangan special screening, aku jadi begitu antusias.

"1917" berkisah tentang masa perang dunia pertama. Di suatu tempat di Perancis, pasukan Inggris di garis depan sedang bersiap-siap untuk menyerang Jerman yang pasukannya mulai mundur. Namun kemudian diketahui itu adalah sebuah jebakan. Karena alat komunikasi diputus maka jalan satu-satunya yaitu mengirim dua utusan. Keduanya, Blake (Dean Charles-Chapman) dan William Schofield (George MacKay) harus berhasil. Jika tidak maka 1.600 prajurit beserta kakak Blake, Joseph, akan tewas secara sia-sia.

Ya, ceritanya berpusat pada dua kopral tersebut bagaimana keduanya secara mendadak diberikan tugas yang berat. Keduanya tak sempat lagi menyusun strategi menuju lokasi tujuan dengan aman. Keduanya harus segera bergerak agar pesan tersebut tersampaikan sebelum waktunya.

Nah, proses keduanya berjuang untuk menyampaikan pesan itulah yang dibidik. Ada banyak hal yang harus dilalui keduanya. Penonton diajak untuk menyelami kekuatiran dan kegelisahan selama menjalankan misi, juga rasa peduli dan tolong-menolong antara keduanya.

Paragraf berikutnya kuupayakan minim spoiler. Film ini sendiri baru tayang reguler pada Rabu, 22 Januari.

Special Screening-nya antrian mengambil tiketnya mengular (dokpri)
Special Screening-nya antrian mengambil tiketnya mengular (dokpri)
Ada Nuansa Seperti "The Lord of The Rings"
Entah kenapa selama menyaksikan film berdurasi sekitar dua jam ini aku merasakan nuansa seperti film "The Lord of The Rings" (TLOTR). Ini pendapat pribadi sih hehehe. 

Ada beberapa adegan yang tone-nya seperti adegan dan nuansa dalam film fantasi epik tersebut, seperti sebuah adegan yang terasa begitu muram dan sebuah adegan yang mengingatkanku pada saat pembawa cincin melangkah ke Mordor. Di sebuah adegan lainnya ada seseorang yang bernyanyi memberikan semangat, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum Hobbit.

Menurutku Blake dan Schofield seperti Frodo dan Sam. Blake seperti Frodo yang mendapat amanah membawa sesuatu yang sangat penting. Schofield seperti Sam yang bertugas melindungi dan membantunya. Mereka kemudian diberi peralatan untuk maju menjalankan misinya. Sebuah misi yang nampaknya muskil jika melihat kondisinya.

Frodo dan Sam eh Blake dan Scho bahu-membahu (gambar: IMDb)
Frodo dan Sam eh Blake dan Scho bahu-membahu (gambar: IMDb)
Memang bisa jadi sih ada nuansa TLOTR. Oleh karena kisah TLOTR yang diciptakan oleh Tolkien memang terinspirasi dari pengalamannya saat menjadi serdadu dalam medan perang dunia pertama.

Skoring, Sinematografi juga Sisi humanis yang Apik
Memang "1917" layak menjadi salah satu kandidat kuat yang memborong piala Oscar. Sebab, dari segi cerita, akting pemainnya, skoring, desain set dan sinematografinya begitu apik. Editingnya juga cerdik.

Dari sisi cerita, sisi humanisnya terasa. Seorang prajurit digambarkan juga merasa cemas, lelah dan takut meski diharapkan untuk menjadi pemberani dan tangguh di medan perang.

Di bagian akhir disebutkan "1917" merupakan kisah nyata yang terinspirasi dari kakek Sam Mendes, Alfred H. Mendes, yang saat itu terlibat langsung di tempat tersebut. Peristiwa ini terjadi pada April 1917 selama Operasi Alberich. Hal yang sama juga dialami oleh pemeran Scho yang kakeknya, Albert Victor Bauk, juga menjadi bagian dalam perang dunia pertama dan ditugaskan tak jauh dari Operasi Alberich terjadi.

Proses pengambilan gambar yang menggunakan one shot (gambar: IMDb)
Proses pengambilan gambar yang menggunakan one shot (gambar: IMDb)
Musik yang mengiringinya indah dan pas dengan adegannya. Skoringnya ada yang lembut, juga ada yang membuat penonton ikut waspada dan tak sedikit yang memberikan kontribusi dalam membuat adegan berasa dramatis. Divisi skoring ini dipimpin Thomas Newman ("Skyfall", "Wimbledon").

Untuk sinematografinya memang indah. Pengambilan gambar yang menggunakan metode 'one continous shot' (satu kali pengambilan gambar dan dilakukan secara kontinyu) dan dilakukan pada waktu yang sesuai dengan cerita, memberikan pengalaman dan sensasi tersendiri yang unik. Ada saat-saat ketika kamera mengikuti sang tokoh utama berjalan. Ini memberikan efek ketika kita sedang bermain gim. 

Pengambilan gambar seperti ini juga memberikan efek penonton terasa dekat dengan karakter dan ceritanya. Divisi sinematografi dibawahi oleh Roger Deakins yang pernah meraih Oscar lewat "Blade Runner 2049" dan 15 nominasi Oscar lainnya.

Gambar-gambar yang suram kemudian berganti dengan gambar dengan dominasi jingga. Menurutku bagian ini yang paling indah dan dramatis.

Pemeran Didominasi Aktor Inggris
Dari nama-nama pemerannya, terlihat bahwa film ini didominasi aktor Inggris. Memang sih ceritanya tentang pasukan Inggris. Sutradaranya, Sam Mendes, yang sukses dengan "Skyfall" adalah kelahiran dan besar di Reading, Inggris. Aktor-aktornya, Richard Madden (serial "Game of Thrones", "Cinderella"), Benedict Cumberbatch ("Doctor Strange", serial "Sherlock Holmes"), Mark Strong ("Kingsman", "Shazam!"), Andrew Scott(serial "Sherlock Holmes), dan Colin Firth ("Kingsman", "The King' Speech"), George MacKay ("Captain Fantastic"), dan Dean Charles-Chapman (serial "Game of Thrones", "The King").

Para pemeran didominasi aktor Inggris (gambar: IMDb)
Para pemeran didominasi aktor Inggris (gambar: IMDb)
Film ini menurutku memang layak jadi kandidat kuat film terbaik Oscar. Filmnya tak hanya memiliki visualisasi yang apik namun juga kuat dari sisi humanis.

Detail Film:

Judul: 1917
Sutradara: Sam Mendes
Pemeran: Richard Madden, Mark Strong, Colin Firth, Benedict Cumberbatch, Dean Charles-Chapman, George MacKay
Genre: perang
Skor: 8.2/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun