Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Antara Bekerja dan Berkomunitas, Pusingnya Soal Bagi Waktu

11 Januari 2020   22:50 Diperbarui: 11 Januari 2020   22:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersosialisasi dan  berkumpul dengan teman-teman yang satu hobi dan minat itu menarik. Kegiatan ini bisa menjadi selingan setelah melakukan rutinitas. 

Kendalanya biasanya soal waktu. Harus cerdik-cerdik atur waktu antara dunia kerja dan komunitas, apalagi jika sudah berumah tangga. Prioritasi kegiatan adalah kunci, selain soal bagi waktu. 

Sejak dulu kegiatan ekstrakurikuler itu menyenangkan. Dulu pernah bergabung di Remaja Masjid sebelum kemudian lebih sibuk di komunitas teater, karya ilmiah, dan majalah sekolah. 

Baru ketika masuk dunia kuliah, aku mencoba komunitas baru, dari yang sifatnya serius seperti himpunan mahasiswa dan ikut aktif di beberapa kegiatan BEM, lalu kegiatan cari duit di Koperasi Mahasiswa, lalu yang sifatnya menyenangkan seperti Paduan Suara, Fotografi, dan komunitas film. 

Tapi karena jadwal kuliah yang tugas-tugasnya begitu banyak, maka kemudian berangsur-angsur aku pun pasif, kecuali di Paduan Suara dan Fotografi, karena dua kegiatan ini benar-benar menghibur. Sangat membantu menjadi penyeimbang tugas-tugas berkaitan dengan koding. 

Ketika bekerja di Jakarta lagi-lagi aku mencari kegiatan. Dulu umumnya komunitas diadakan oleh majalah, seperti Cita-cinta, Femina, dan Chic. 

Kegiatannya beragam dan menyenangkan, dari nobar film, make over, dan bincang-bincang dengan tema yang menarik. Aku banyak menemukan kawan-kawan baru. 

Lalu kemudian aku juga terlibat di beberapa komunitas minat, tapi lebih sering pasif dan hanya mengikuti diskusi di milis atau datang di acara yang waktunya pas. 

Komunitas minat itu seperti Jalansutra yang fokus di kuliner, Indobackpacker untuk soal jalan-jalan, Openrice untuk kegiatan icip-icip restoran baru dan mengulasnya, 

Couchsurfing untuk mereka yang mau menjadi tuan rumah atau guide lokal jika ada anggota CS dari luar daerah atau luar negeri. Banyak even  dari mereka yang menarik dan menambah wawasan. Tapi setelah era milis tamat, aku mulai jarang mengikuti perkembangan mereka.

Bergabung dengan komunitas film pertama ketika ditawari menjadi kontributor dengan Cinemania Indonesia. Sebenarnya konsepnya bukan komunitas tapi lebih ke penghasil konten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun