"Toys Hobby", buat Koleksi Juga Investasi

Sebut saja namanya Riza. Pria lajang teman sekantorku ini tersenyum ketika berpapasan denganku. Melihat gerak-geriknya, ia sepertinya baru mengambil paket dari meja satpam. 

Sebuah paket yang istimewa. "Hayo, mainan baru ya?" Aku spontan bertanya. Ia mengangguk sambil nyengir. Aku menggeleng-gelengkan kepala. 

Wah untung ia masih lajang, masih bebas beli ini itu. Seandainya ia nanti menikah pasti perlu pasangan yang benar-benar memahami hobinya. Pasalnya, hobinya tidak murah. Harga mainannya selangit. 

Riza dan teman sekantorku satu lagi, Satria, kompak mengoleksi action figure. Mereka mengumpulkan mainan-mainan itu sejak empat tahun silam, sejak mereka masih duduk di bangku strata satu. 

Dulu mereka harus berhemat dengan uang saku dari orang tua untuk membelinya. Kini setelah mereka bekerja, maka mereka bebas membelanjakan gaji mereka. 

Riza bercerita ia punya lemari kaca bertingkat. Tiap tingkat punya tema sendiri. Ada tema Kamen Rider, T-Rex, Marvel, One Piece, Kura-kura Ninja, Star Wars, dan sebagainya. 

Harga mainannya per buah berkisar ratusan ribu hingga di atas satu juta rupiah. "Karakter favoritmu apa nih?" Aku penasaran. Ia menjawab jika ia paling sulit berpisah dengan karakter-karakter dalam Star Wars. 

Ia punya Chewbacca, Anakin Skywalker, dan karakter-karakter lainnya. Tapi yang membuatku heran, ia paling sayang dengan karakter antagonis. "Mereka itu keren lho?!" Eh, aku menggaruk-garuk kepala. 

Apakah T-Rex bisa mengalahkan Anakin dengan lightsaber-nya? (koleksi: instagram.com/fakhri.rhizadi)

Jika melihat instagramnya memang ia suka menata mainannya menjadi sebuah adegan dan kemudian memotretnya. Foto-foto di instagramnya banyak memajang karakter Predator, Joker, Deathstroke, Harley Quinn, dan sebagainya. Hahaha para karakter antagonis. 

Orang tuanya tahu akan hobinya dan tak mempermasalahkannya. Baginya hobinya itu bisa menjadi sebuah investasi. Jika ia ingin koleksi baru dan sedang tak punya uang maka ia menjual koleksi mainan lamanya. Biasanya harganya malah naik. 

Dibandingkan dengan Riza, Satria lebih gokil lagi. Koleksi mainannya sangat banyak dan beragam. Koleksinya dari Doraemon, Dragon Balls, Pokemon, para superhero, dan masih banyak lagi. 

Ia juga serius menata feed instagramnya. Rapi dan setiap foto memiliki adegan dan cerita tersendiri. Ia sudah seperti selebriti di antara penggemar mainan. Setiap kali mengunggah foto maka yang memberinya 'like' rata-rata di atas angka 200-an. 

Mana yang lebih kuat? (koleksi: instagram.com/decode_toys)

Tentang hobinya ini keluarganya mengira ia mengoleksi mainan 'biasa'. Pasalnya ia kadang-kadang suka menaruhnya sekenanya. Ibunya tidak tahu jika satu mainannya harganya bisa mencapai Rp 1 juta.

"Paling dikiranya harganya nggak sampai Rp 100 ribu sih," ceritanya. Baginya hobi ini menyenangkan. 

Jika misalkan bosan maka ia bisa menukarnya dengan sesama kolektor mainan, atau menjualnya. Ada mainan-mainan yang koleksinya terbatas dan ini biasanya banyak dicari. 

Mainan lama dan langka harganya bisa berkali-kali lipat. Rata-rata penggemar 'toys hobby' ini memang orang dewasa. Wajar sih, harganya mahal, aku berkomentar.

"Ada perawatan sendiri buat mainan-mainan tersebut?" Riza menggeleng. Ia suka memainkannya. Ia juga rajin mengelap lemari kaca. "Itu sudah cukup sih," ujarnya sambil bercerita ia menaruh Chewbacca di dekat meja kerjanya.