Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kisah Ulat dan Peri Bunga

30 Desember 2019   23:23 Diperbarui: 30 Desember 2019   23:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peri bunga tiap pagi mengumpulkan madu bunga (gambar dari buku Peri-peri Mimpi)

Ulil si ulat bulu menyembunyikan dirinya di balik dedaunan mawar. Ia mengintip dari balik daun pemilik suara-suara indah yang berdenting seperti sebuah lonceng. Pemiliknya adalah para peri bunga. Mereka cantik-cantik dengan gaun indah dan terbang lincah dengan sayapnya yang mungil transparan.

Setiap pagi mereka terbang ke taman ini. Mereka mengumpulkan madu bunga juga meminum embun pagi yang menempel di kelopak bunga dan dedaunan. Sambil menikmati sinar matahari yang masih sejuk mereka pun mengobrol dan bercanda dengan sesamanya. Kadang-kadang mereka juga melibatkan burung kenari dan ngengat yang memiliki sayap indah.

Oh si Ulil juga ingin menyapa mereka. Terutama peri dengan warna gaun hijau itu, mirip dengan warna dirinya. Ia nampaknya yang paling ramah dan lembut di antara para peri.

Ulil tak tahu bahasa yang mereka gunakan. Ia tak paham percakapan mereka. Tapi ia suka. Ia suka akan nada dan gelak tawa mereka. Oh Ulil terlalu pemalu untuk menyapa.

Ketika sinar matahari mulai terasa hangat. Ketika manusia sudah mulai sibuk beraktivitas, para peri itu pun terbang. Entah di mana mereka tinggal. Ulil ingin bertamu dan berkawan dengan mereka.

Ulil di taman ini punya beberapa kawan. Sama-sama jenis ulat tapi beda penampilan. Teman-temannya rakus dan hanya peduli makanan.

Seorang kawannya yang bernama Burik akhirnya dibuang oleh pemilik taman karena dianggap merusak tanamannya. Ia memang serakah dan membuat dirinya mudah terlihat. Ulil memilih untuk bersembunyi di balik dedaunan dan cukup puas dengan menyantap satu atau dua lembar dedaunan.

Setelah kenyang ia pun langsung tertidur pulas. Ketika terbangun, ia terkejut di dekatnya ada makhluk yang cantik. Ia terpesona. Bukan, itu bukan peri bunga. Bentuknya lebih mirip ngengat hanya lebih besar. Sayapnya juga jauh lebih indah.

Hewan yang rupawan itu menyapanya. Ulil kaget ia memahaminya. Ia menanyakan namanya. Ulil malu-malu menjawab.

Makhluk indah itu bernama kalua. Ia bercerita dulunya juga ulat bulu sebelum ia memutuskan untuk menjadi kupu-kupu. Ulil terkejut. Ia tak pernah tahu info tersebut. Kedua orang tuanya entah ke mana, mungkin juga menjadi kupu-kupu atau dibuang karena rakus.

Ulil meminta saran-saran agar bisa menjadi makhluk cantik seperti Kalua. Ia terpekur mengetahui syaratnya yang berat. Duh mampukah ia.

Esok paginya Ulil seperti biasanya bersembunyi di balik dedaunan. Ia mengintip para peri bunga. Si peri hijau sepertinya menangkap pandangannya. Ia melambaikan tangan ke arahnya. Tapi Ulil malah sembunyi. Ia terlalu pemalu.

Ketika dirasanya si peri hijau tak lagi memerhatikannya ia pun kembali mengintip. Ia melihat para peri asyik mengumpulkan madu ke ember kecilnya. Lalu mereka bercanda. Oh burung kenari ikut bersama mereka. Ia nampak senang. Oh si ngengat juga ikut bergabung. Eh ada satu lagi, si Kalua. Oohhh rupanya kupu-kupu juga bisa jadi sahabat para peri bunga.

Si Ulil terpaku lalu membulatkan tekad. Ia akan menjadi seperti Kalua.

Ulil berjuang mengatasi rasa lapar da hausnya. Ia bertekad kuat. Ia ingin punya kawan. Ia mau berteman dengan peri hijau.

Minggu demi minggu berganti. Si Ulil akhirnya lulus. Kepompong itu telah berubah menjadi makhluk cantik. Ulil menjadi kupu-kupu cantik. Ia memiliki sayap hijau terang, hijau gelap dan unsur warna kuning. Cantik sekali.

Ulil berubah (gambar: pixabay)
Ulil berubah (gambar: pixabay)

Peri hijau yang mengetahuinya kali pertama. Ia memekik kesenangan dan kemudian menyapanya. Ulil begitu gembira.

Kini Ulil setiap pagi bergabung dengan para peri bunga. Ketika taman itu telah ramai banyak pengunjung manusi, peri bunga pun kembali ke negeri asalnya. Si Ulil dan Kalua diajak ikut serta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun