Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kisah Ulat dan Peri Bunga

30 Desember 2019   23:23 Diperbarui: 30 Desember 2019   23:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esok paginya Ulil seperti biasanya bersembunyi di balik dedaunan. Ia mengintip para peri bunga. Si peri hijau sepertinya menangkap pandangannya. Ia melambaikan tangan ke arahnya. Tapi Ulil malah sembunyi. Ia terlalu pemalu.

Ketika dirasanya si peri hijau tak lagi memerhatikannya ia pun kembali mengintip. Ia melihat para peri asyik mengumpulkan madu ke ember kecilnya. Lalu mereka bercanda. Oh burung kenari ikut bersama mereka. Ia nampak senang. Oh si ngengat juga ikut bergabung. Eh ada satu lagi, si Kalua. Oohhh rupanya kupu-kupu juga bisa jadi sahabat para peri bunga.

Si Ulil terpaku lalu membulatkan tekad. Ia akan menjadi seperti Kalua.

Ulil berjuang mengatasi rasa lapar da hausnya. Ia bertekad kuat. Ia ingin punya kawan. Ia mau berteman dengan peri hijau.

Minggu demi minggu berganti. Si Ulil akhirnya lulus. Kepompong itu telah berubah menjadi makhluk cantik. Ulil menjadi kupu-kupu cantik. Ia memiliki sayap hijau terang, hijau gelap dan unsur warna kuning. Cantik sekali.

Ulil berubah (gambar: pixabay)
Ulil berubah (gambar: pixabay)

Peri hijau yang mengetahuinya kali pertama. Ia memekik kesenangan dan kemudian menyapanya. Ulil begitu gembira.

Kini Ulil setiap pagi bergabung dengan para peri bunga. Ketika taman itu telah ramai banyak pengunjung manusi, peri bunga pun kembali ke negeri asalnya. Si Ulil dan Kalua diajak ikut serta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun