Esok paginya Ulil seperti biasanya bersembunyi di balik dedaunan. Ia mengintip para peri bunga. Si peri hijau sepertinya menangkap pandangannya. Ia melambaikan tangan ke arahnya. Tapi Ulil malah sembunyi. Ia terlalu pemalu.
Ketika dirasanya si peri hijau tak lagi memerhatikannya ia pun kembali mengintip. Ia melihat para peri asyik mengumpulkan madu ke ember kecilnya. Lalu mereka bercanda. Oh burung kenari ikut bersama mereka. Ia nampak senang. Oh si ngengat juga ikut bergabung. Eh ada satu lagi, si Kalua. Oohhh rupanya kupu-kupu juga bisa jadi sahabat para peri bunga.
Si Ulil terpaku lalu membulatkan tekad. Ia akan menjadi seperti Kalua.
Ulil berjuang mengatasi rasa lapar da hausnya. Ia bertekad kuat. Ia ingin punya kawan. Ia mau berteman dengan peri hijau.
Minggu demi minggu berganti. Si Ulil akhirnya lulus. Kepompong itu telah berubah menjadi makhluk cantik. Ulil menjadi kupu-kupu cantik. Ia memiliki sayap hijau terang, hijau gelap dan unsur warna kuning. Cantik sekali.
Peri hijau yang mengetahuinya kali pertama. Ia memekik kesenangan dan kemudian menyapanya. Ulil begitu gembira.
Kini Ulil setiap pagi bergabung dengan para peri bunga. Ketika taman itu telah ramai banyak pengunjung manusi, peri bunga pun kembali ke negeri asalnya. Si Ulil dan Kalua diajak ikut serta.