Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Konflik Sindikat Kejahatan yang Pelik dalam "The Irishman"

2 Desember 2019   21:29 Diperbarui: 4 Desember 2019   06:25 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Credit: TriBeCa Productions)

"I heard you paint houses?" (Tanya Jimmy Hoffa kepada Frank Sheeran melalui telepon, "The Irishman").

Ketika masih kecil Frank Sheeran (Robert De Niro) mengira pekerjaan mengecat rumah selalu dimaknakan memberi warna kepada tembok agar nampak indah. Baru ketika ia bergabung dengan organisasi Teamster dan berkawan akrab dengan pimpinan sindikat kejahatan Russell Bufalino (Joe Pesci), makna pengecat rumah bisa berbeda.

Frank tak menyangka pria yang membantunya memecahkan persoalan ketika mobilnya mogok adalah seorang pria yang disegani di jaringan mafia di Amerika. 

Saat itu Frank masih menjadi pengemudi truk yang mengantar daging beku. Ia kemudian bertemu kali kedua ketika Bill Bufalino menyelamatkannya dari hukuman penjara. Rupanya Bill adalah sepupu Russell.

Orang yang membantunya membetulkan mesin mobilnya rupanya bukan orang biasa (Credit: TriBeCa Productions)
Orang yang membantunya membetulkan mesin mobilnya rupanya bukan orang biasa (Credit: TriBeCa Productions)
Russell memiliki pertemanan dengan orang-orang berpengaruh. Kata-katanya selalu didengarkan. Sejak itu nasib Frank berubah.

Hubungan Frank dan Russell semakin dekat. Ia membantu menyelesaikan permasalahan yang menggelisahkannya. Russell kemudian mengenalkannya kepada orang nomor satu di Teamster, Presiden Serikat Teamster Jimmy Hoffa (Al Pacino). Kedekatannya dengan Jimmy dan Russell kemudian membuat Frank merasa dilema.

Sebuah Cerita yang Menarik dengan Durasi Panjang
"Irishman" sebenarnya layak tayang di layar bioskop. Film garapan Martin Scorsese rata-rata bagus, apalagi ia mengajak aktor andalannya, Robert De Niro. Robert dan Martin telah beberapa kali terlibat dalam satu film. 

Film masterpiece mereka adalah "Taxi Driver" yang menjadikan nama Robert De Niro mencuat sebagai aktor muda potensial. Film ini juga disebut menginspirasi film "Joker". 

Selain "Taxi Driver" keduanya bekerja sama di antaranya dalam "Mean Street", "New York, New York", "Raging Bull", "The King of Comedy", "Goodfellas", dan "Casino".

Rupanya Martin Scorsese juga mengajak para aktor yang pernah terlibat dalam film-filmnya untuk mendukung "The Irishman". Mereka di antaranya Joe Pesci dan Harvey Keitel. 

Hanya ini kali pertama ia bekerja sama dengan Al Pacino. Ia berkata dalam sebuah wawancara ia sudah menunggu 50 tahun untuk dapat berkolaborasi dengan Al Pacino.

Al Pacino, Martin Scorsese, dan Robert De Niro kini berusia 70 tahunan dan tetap produktif (Credit: TriBeCa Productions)
Al Pacino, Martin Scorsese, dan Robert De Niro kini berusia 70 tahunan dan tetap produktif (Credit: TriBeCa Productions)
Film "The Irishman" ditayangkan terbatas di layar lebar lalu kemudian tayang di Netflix sejak 27 November. Ada spekulasi berkaitan dengan durasi. 

Memang ada beberapa film yang durasinya tiga jam seperti "Avengers: End Game", tapi 3 jam 30 menit untuk sebuah film drama bakal terlalu panjang. Apalagi penggemar film drama berbau gangster tak sebanyak film superhero dan film laga.

Meski lumayan panjang, Martin juga enggan filmnya dipecah menjadi sebuah film serial pendek dengan beberapa episode. Ia menganggap film ini akan jauh lebih baik apabila ditonton dalam sekali waktu untuk mengetahui perkembangan karakter para tokoh dalam film ini.

Memang sih filmnya menarik. Aku tadi juga tetap merasa penasaran ketika menghentikan sejenak film ini dan kemudian melanjutkannya kembali.

Berteman dengan pimpinan sindikat bisa membuat dilema (Credit: TriBeCa Productions)
Berteman dengan pimpinan sindikat bisa membuat dilema (Credit: TriBeCa Productions)

Film tentang sindikat kejahatan memang bukan barang baru. Film "The Godfather", "Mobster", "Dilinger", dan "American Gangster" adalah beberapa di antaranya yang terkenal. Martin Scorsese juga punya karya tentang gangster yang banyak meraih pujian, seperti "Mean Street", "Goodfellas", dan "Casino" sehingga ia dan Robert De Niro sudah berpengalaman dengan genre seperti ini.

"The Irishman" memiliki gaya naratik yang tidak linear, namun mudah dikenali dari penampilan Frank dan detail latar di sekelilingnya. Rupanya film ini menggunakan teknologi de-aging sehingga Robert De Niro dan tokoh lainnya nampak lebih muda.

Film ini memiliki latar beberapa periode waktu dari tahun 60-an ketika Frank baru pensiun dari militer dan menjadi pengemudi truk, kemudian bergabung dengan sindikat, hingga pada masa tahun 2000-an.

Di sini juga dikisahkan konflik mereka dengan keluarga Kennedy dan Presiden Kuba Fidel Castro. Tokoh-tokohnya nyata karena film ini memang diangkat dari kisah nyata.

Ada hubungan apa dengan Kennedy? (Credit: TriBeCa Productions)
Ada hubungan apa dengan Kennedy? (Credit: TriBeCa Productions)
Bagian yang kusukai di sini adalah bagaimana hubungan antara anggota sindikat satu sama lain. Rumit. Ada kode dan pesan tertentu yang dikenal di antara mereka. Rupanya yang dimaksud dengan pekerjaan mengecat rumah adalah pekerjaan sebagai pembunuh bayaran.

Film yang diangkat dari buku "I Heard You Paint Houses" karya Charles Brandt ini sudah tak diragukan lagi kualitas akting para pemainnya. Robert de Niro, Al Pacino, dan Joe Pesci adalah kekuatan utama penggeraknya. 

Namun, para pemain pendukung lainnya juga memberikan kontribusi. Hanya, dialog dan kemunculan Anna Paquin sebagai Peggie, putri Frank, terlampaui sedikit.

Satu lagi, aku suka lagu-lagu dalam film ini. Terutama "In The Still of The Night" yang dipopulerkan The Five Satins.

Detail Film:
Judul: The Irishman
Sutradara: Martin Scorsese
Pemeran: Robert De Niro, Al Pacino, Joe Pesci, Anna Paquin, Harvey Keitel, Bobby Cannavale
Genre: Drama, gangster
Skor: 8/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun