"Elsa, the past is not what it seems. You must find the truth!"
Tiga tahun setelah kejadian pada film pertama,"Frozen", Ratu Elsa, Putri Anna dan rakyat Arendelle hidup dengan damai dan harmonis. Namun, Elsa kemudian merasa cemas setelah mendengarkan suara-suara. Ia merasa ada sesuatu buruk akan terjadi. Ia begitu gelisah.
Marabahaya kemudian mengancam negeri Arendelle. Elsa pun memutuskan menuju hutan terlarang, sebuah hutan yang tertutup kabut dan tidak bisa dilintasi, untuk menemukan solusinya.Â
Anna, adiknya, memaksa untuk ikut serta. Ia merasa cemas. Apalagi Grand Pabbie, Raja Troll, berkata perjalanan kali ini akan berbahaya. Keselamatan mereka tak akan terjamin.
Kakak beradik tersebut ditemani oleh Olaf si boneka salju, Kristoff kekasih Anna, dan Sven, si rusa kutub untuk melakukan perjalanan jauh yang berbahaya. Apakah kali ini mereka semuanya selamat?
Kisah petualangan Elsa dan Anna diminati banyak kalangan dan berbagai generasi. Kisahnya yang dibumbui unsur fantasi, juga cinta kasih kakak beradik membuatnya menarik. Tak heran jika film pertamanya laris manis. "Frozen" juga meraih penghargaan Oscar untuk animasi terbaik dan lagu tema terbaik.
Pada film keduanya ini penonton anak-anak juga antusias. Tadi kulihat sebagian penonton adalah anak-anak kecil. Mereka senang sekali dan tertawa geli jika si boneka salju hidup alias Olaf beraksi. Bahkan ada beberapa adegan konyol si Olaf yang membuat anak-anak tidak berhenti tertawa tergelak-gelak.
Aku sendiri merasa puas dengan "Frozen 2" meski sebenarnya agak di bawah ekspektasiku. Ceritanya rupanya berbeda dengan yang kubayangkan saat melihat trailer-nya. Tapi tetap menghibur dan enak dtonton.
Ceritanya menarik, visualisasi panorama selama Elsa dkk berpetualang dan sajian bentang alam hutan ajaib benar-benar indah. Khas negeri fantasi. Cerita dengan unsur legenda nordik juga membuat cerita makin apik.Â
Ada beberapa misteri dalam film ini yang membuat jalan cerita mengundang rasa penasaran penonton. Sentuhan magisnya juga bertambah dengan adanya spirit dan unsur-unsur fantasi lain yang membuat kisah petualangan Elsa kali ini lebih epik. Apabila pada cerita pertama ada sedikit kemiripan dengan cerita 'Snow Queen' karya Hans Christian Andersen, dalam cerita keduanya ini penulis skenario, Jennifer Lee dan Allison Schroeder makin kreatif berimajinasi.