Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

11 Tahun Usia Kompasiana, Mau Diapakan Jutaan Gagasan dan Kreativitas Kompasianer?

22 Oktober 2019   22:09 Diperbarui: 22 Oktober 2019   22:20 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jika tulisan kompasianer semua dibukukan maka jumlah bisa mencapai puluhan ribu buku atau sebuah perpustakaan besar tersendiri (ilustrasi: pixabay)

Tanggal 22 Oktober bukan hanya diperingati sebagai hari santri. Pada hari ini salah satu rumah penulis, Kompasiana, juga merayakan pertambahan usianya. Usianya telah mencapai sebelas tahun. Sebuah usia yang sebentar lagi akan memasuki usia remaja, usia labil, usia yang bakal penuh gejolak. 

Aku jadi penasaran bagaimana Kompasiana bakal menghadapi tantangan ke depannya dan memanfaatkan keunggulan yang dimilikinya.

Dulu platform penulis keroyokan dan opini warga seperti disepelekan. Buat apa sih warga biasa menyoroti sebuah peristiwa, itu bukankah tugas jurnalis profesional? Tapi kemudian kehadiran media warga ini menjadi sebuah fenomena yang unik.

Dari satu peristiwa bisa muncul berbagai sudut pandang dan opini yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. Memang sebagian besar ada subyektivitas dan pengalaman personal di dalamnya, tapi itulah ciri khasnya yang membedakan dengan media mainstream.

Kompasiana sebagai salah satu platform yang mewadahi penulis kemudian menunjukkan bahwa ia eksis dan makin diminati dengan semakin banyaknya penulis yang bergabung. Dengan banyaknya penulis tentu Kompasiana tak akan kekurangan konten. Setiap hari selalu ada tulisan yang baru.

Apabila dihitung kasar, dengan asumsi 250 tulisan per hari dengan 1 tahun 365 hari, maka selama 11 tahun Kompasiana telah melahirkan 1.003.765 tulisan. Jumlah yang begitu besar. Seandainya saja tulisan-tulisan tersebut dibukukan dengan asumsi 1 buku terdiri dari 100 tulisan maka akan rilis 10.037 buku. Jadi satu perpustakaan tersendiri. Sungguh menarik.

Menjadikan tulisan-tulisan kompasianer tersebut sebagai sebuah buku telah beberapa kali diiniasi oleh komunitas seperti Fiksiana Community, Rumpies The Club, dan KOMiK.

Proyek menulis buku ini menarik dan menyenangkan karena selain menjadi wadah untuk berkreasi juga sebagai dokumentasi pribadi. Juga ada kebanggaan tersendiri ketika nama kita tercantum di daftar penulis di buku meskipun mungkin buku itu hanya dicetak terbatas atau merupakan jenis buku keroyokan.

Selain dibukukan, menurutku supermarket tulisan kompasianer tersebut yang merupakan gagasan dan buah kreativitas tersebut bisa memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Mendapatkan saran, kritik, dan refleksi terhadap kinerja pemerintahan, lembaga, perusahaan swasta dan sebagainya.
Di koran biasanya ada rubrik untuk pengaduan. Di Kompasiana, ketidakpuasan, kritikan, atau pujian terhadap berbagai hal, seperti kekurangpuasan terhadap kinerja pemerintahan, atau malah apresiasi terhadap BPJS Kesehatan dan sebagainya dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan ini rata-rata personal dan merupakan pengalaman si penulis.

Tulisan-tulisan ini bisa menjadi sumber analisis sentimen bagi lembaga tersebut, apakah sentimen dari masyarakat berupa sentimen positif atau sentimen negatif. Jika lebih banyak unsur sentimen negatifnya, tentu lembaga tersebut perlu melakukan evaluasi, kebijakan atau performa di program mana yang perlu diperbaiki.

Dulu ketika bekerja di bidang humas, aku kerap mendapatkan rujukan berita yang memuat perusahaan tempat aku bekerja, di situ aku kemudian memilah-milah berita, terutama berita yang bersifat negatif dan perlu ditindaklanjuti dengan perbaikan layanan.

Sebenarnya juga ada layanan berbayar berupa layanan analisis sentimen. Sayangnya pada saat itu perusahaan masih merasa kurang perlu.

Pada saat ini analisis sentimen banyak diperlukan perusahaan dan kini lingkupnya makin luas, bukan hanya media mainstream. Analisis sentimen ini juga bisa dari Kompasiana dan media sosial.

Nah, Kompasiana bisa menawarkan analisis sentimen ini ke lembaga publik atau swasta karena Kompasiana juga membagikan tulisan melalui twitter dan sering mendapatkan tanggapan dari pengguna medsos.

Saran-saran untuk peningkatan kinerja lembaga juga sering ditulis Kompasianer. Kompasiana bisa mempromosikan ke lembaga-lembaga tersebut untuk sering-sering membaca Kompasiana karena di sana banyak ditemukan ide yang segar.

2. Menjadi dokumentasi perjalanan lembaga atau riwayat sosok
Dari tulisan-tulisan di Kompasiana, sebuah lembaga publik, swasta atau juga public figure bisa melihat perjalanan mereka. Tentang transportasi, misalnya.

Tulisan lampau menuliskan tentang bagaimana KRL masa lalu yang kurang manusiawi, kemudian sekarang menjadi mode transportasi yang diminati. Kemudian juga ada tulisan tentang MRT, kereta bandara, dan perkembangan infrastruktur terkini.

Jika tulisan-tulisan dengan tema transportasi ini dikumpulkan dan dirangkai maka kemudian muncul rangkaian opini dan fakta tentang transportasi dulu dan kini.

3. Membantu pemerintah untuk mengenalkan sebuah produk atau program lewat tulisan
Ada kalanya sebuah produk atau program pemerintah ramai dibicarakan dan ada juga yang kurang peminat karena ketidaktahuan masyarakat. Tentang posyandu lansia, misalnya. Atau tentang cara mendaftar bantuan latihan kerja cuma-cuma, misalnya.

Saat ini Kompasiana telah melakukannya dengan BPJS Kesehatan, Kemenhub, dan sebagainya. Ke depan Kompasiana bisa lebih sering untuk mengajak lembaga-lembaga pemerintah yang programnya ingin lebih banyak dikenal masyarakat luas dengan menggandeng kompasianer. Tulisan tentang program pemerintah ini bisa menjadi rubrik tersendiri.

4. Menjadi rujukan film
Rubrik hiburan terutama film cukup banyak tulisannya. Pembacanya juga cukup banyak. Dulu sebagian anggota KOMiK, komunitas film di Kompasiana berharap, tulisan-tulisan tentang film baik berupa ulasan film maupun opini berkaitan dengan perfilman bisa menjadi salah satu rujukan dan barometer tersendiri.

Dulu aku dan kawan-kawan punya blog khusus perfilman dan majalah film digital yang kami kelola serius. Di situ kami membaginya menjadi berbagai rubrik karena memang tulisan tentang film bukan sekedar tentang review film.

Rubrik film bisa dibagi lagi menjadi "fresh/what's new" tentang kabar baru tentang hal-hal berkaitan dengan film; "hype/populer" tentang hal-hal yang sedang ramai dibicarakan; "review film"; "film-film yang akan datang"; "sosok" bisa tentang selebriti atau sineas perfilman lainnya; "soundtrack" tentang lagu-lagu dalam film; juga tentang "pendapatmu/opini" tentang tanggapan atau ide tentang perfilman.

Bisa juga bentuknya mengadopsi dari IMDb atau Rotten Tomatoes dengan ada skor total dari kompasianer dan cuplikan review yang merupakan ringkasan dari tulisan kompasianer dan tautannya. Hehehe ini seru banget sih jika direalisasikan.

5. Karya fiksi kenapa tidak dibuat skenario atau film?
Yuk KOMiK bikin film pendek, ajak Babeh Helmi. Ia menyarankan untuk mendapatkan idenya dari karya fiksi yang ada di rubrik Fiksiana. Sayang kan jika cuma sekedar tulisan, imbuhnya.

Ide Babeh Helmi ini menarik. Saat ini sinetron atau film Indonesia kadang-kadang terkesan kurang ide. Sementara di satu sisi tulisan di Fiksiana itu berlimpah. Jika dirupakan ke media lain tentu bakal seru, bisa berupa komik, video animasi, webseries, sinetron, atau malah film layar lebar. Pemerannya bisa aktor dan aktris profesional atau malah kompasianer sendiri.

Ide Babeh Helmi ini menarik. KOMiK pun tertarik untuk mewujudkannya. Siapa tahu Kompasiana bisa bantu dalam soal dana dan KOMiK bisa berkolaborasi dengan Fiksiana Community atau Rumpies The Club.

6. Penelitian data analytics, proyek laporan tahunan, program kerja komunitas dll
Sebenarnya masih banyak gagasan yang ingin kutuangkan, tapi aku sudah ngantuk dan lelah hehehe. Kebanyakan ide juga nggak bagus, nanti tak terealisasi:p

Omong-omong data scientist dan data analytics di dunia TI sedang ngetren. Nah dari tulisan dan lini masa medsos Kompasiana sebenarnya bisa jadi proyek penelitian tentang data analytics. Hasilnya bisa berupa analisis sentimen, segmentasi kompasianer dan pembaca, rubrik yang paling diminati pembaca, dan predictive analysis. Para mahasiswa S1 hingga S3 siapa tahu diperbolehkan menjadikan Kompasiana sebagai obyek penelitiannya.

Di satu sisi perusahaan juga umumnya memerlukan jasa pembuatan laporan tahunan, penelitian untuk studi kelayakan dan sebagainya yang siapa tahu bisa melibatkan kompasianer hehehe.

Tentang acara komunitas di Kompasiana, bagaimana jika dibuat semacam jadwal kegiatan dan rubrik khusus tentang info komunitas, sehingga komunitas di Kompasiana juga lebih dikenal oleh kompasianer. Rupanya masih banyak kompasianer yang belum tahu tentang cara bergabung sebagai anggota KOMiK dan agenda kegiatannya. Ini jadi bikin agak sedih hiks.

Sudah lumayan panjang tulisanku. Intinya masih banyak peluang yang bisa dimaksimalkan oleh Kompasiana. Tadi masih membahas tulisan, belum tentang kanal video Kompasiana dan ide tentang pengembangan komunitas.

Sebagai penutup, aku ucapkan "Selamat ulang tahun Kompasiana".

Sudah 11 tahun hampir masuk usia remaja nih (dok. Kompasiana)
Sudah 11 tahun hampir masuk usia remaja nih (dok. Kompasiana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun