Mungkin keterkaitan itu juga dikarenakan para pemeran film-film Joko Anwar rata-rata sama. Tara telah membintangi empat film Joko Anwar, dengan tiga di antaranya pemeran utama. Ario Bayu malah lebih banyak. Juga ada seperti benang merah di antara film-film horor tersebut, tentang bayi dan misteri keluarga.
Skoring dan Pewarnaan yang Apik
Suasana yang mencekam terbantu oleh skoring dan tone (pewarnaan) film yang apik. Warna-warni ini memberikan kontribusi nuansa yang misterius dan syahdu.Â
Sedangkan untuk skoring ini sungguh patut diberikan pujian. Suasana menjadi makin tidak nyaman ketika musik-musik tertentu mulai mengalun dan makin menyayat. Untuk tim skoring, Joko Anwar masih mempercayakan ke Aghi Narottama, Bemby Gusti dan Tony Merle.
Dari segi akting performa aktingnya sudah tak diragukan. Meskipun baru pertama berkecimpung di film horor, Christine Hakim memberikan penampilan yang berkesan. Ario Bayu sebagai dalang dan kepala desa tampil gagah.Â
Marissa nampak natural menjadi sahabat yang peduli. Hanya, ekspresi dan gestur Tara Basro di awal tidak jauh beda dengan peran dia di film-film sebelumnya, baru ketika ia mengalami peristiwa yang menakutkan ia mulai nampak lepas.
Yang kusuka adalah dialog antara Maya dan Dini. Dialognya keseharian dan mereka sudah seperti benar-benar sahabat lama.
Minusnya
Ada beberapa plot hole yang membuat film jadi agak janggal. Dialog antara Ratih dan Maya bahasanya terasa kaku. Juga cara pengungkapan misteri yang terkesan terburu-buru dan menggunakan cara mudah. Paruh awal di film luar biasa. Namun, paruh keduanya terkesan kedodoran. Juga ada kesan twist sengaja dimunculkan tapi malah mengurangi nilai cerita.
Oh iya filmnya bersimbah darah dan menurutku lumayan sadis. Rupanya memang pas jika film ini memiliki judul lawas "Impetigore". Rating 17 tahun ke atas sebaiknya dipatuhi oleh penonton karena tadi malam masih saja ada yang membawa anak kecil untuk menonton. Si anak kecil nampak ketakutan dan kemudian meminta pulang.
"Horor yang tidak mengandalkan jumpscare. Nuansa mencekam dibangun dengan baik di paruh awal. Sayang ada kesan terburu-buru di paruh kedua. Skor: 7/10".Â