Selama di kantor aku bertanya-tanya apa yang dilakukan kedua kucing di rumah. Apakah mereka tidur seharian? Atau malah asyik bermain? Apakah mereka kelaparan?
Kubeli dua sachet makanan kemasan, susu buat anak kucing di bawah 1 tahun, dan pasir kucing. Aku akan melatih mereka menggunakan pasir sejak dini.
Sampai di mulut gang, langit sudah mulai gelap. Kulihat rumah si nenek nampak begitu ramai, tak seperti biasanya. Aku terkejut melihat bendera kuning di situ.
Apakah si nenek meninggal? Aku dag dig dug.
Seorang ibu yang bersiap ke masjid mengiyakan pertanyaanku. Nenek Rindu meninggal siang tadi dan baru saja dimakamkan. Nanti malam baru akan diadakan pengajian.
Aku mendadak lemas. Apakah Nenek tersebut tahu jika ia bakal meninggal sehingga ia mewariskan kedua kucing itu kepadaku?
Mataku terasa panas. Aku segera pamit dan bergegas ke rumah. Kedua kucing itu telah keluar dari kandang kardus dan memorak-morandakan tempat makan dan tempat minum mereka. Bau kotoran juga menguar.
Ah aku yang sedih jadi merasa gondok.
- - -
Memandikan kucing, terutama kucing kecil itu penuh perjuangan. Kuku mereka tajam dan mereka tak suka air meskipun air hangat. Lenganku sudah penuh cakaran. Momo yang tahu Mimi menjerit-jerit saat mandi pun jadi histeris ketika tiba gilirannya. Ah akhirnya selesai juga momen mandi si kucing.
Kutunjukan ke mereka tempat toilet kucing. Sayangnya aku bukan induk mereka, tak bisa mengajarkan cara buang air ala kucing.
Setelah kenyang, kucing itu cepat tertidur. Mungkin mereka lelah setelah adu otot denganku.