Museum Film Lawas? Aku kontan penasaran ketika menjumpai keberadaan museum ini di aplikasi peta Malang. Ketika hendak kembali ke Jakarta aku pun bersikeras untuk singgah ke museum ini.Â
Hasilnya, selama kurun waktu satu jaman aku mendapatkan wawasan yang menarik dan bermanfaat tentang film lawas, khususnya film Indonesia.
Cukup mudah menemukan lokasi museum ini. Nama resmi museum ini adalah Indonesian Old Cinema Museum, Ia berada di dalam kompleks rumah makan Ringin Asri di sekitaran jalan Soekarno-Hatta. Persisnya, jalan Soekarno-Hatta 45 Malang, sekitar 5-10 menitan dari Universitas Brawijaya.
Rupanya perintis dan pendiri museum ini adalah pemilik rumah makan tersebut. Drs Hariadi yang akrab disebut Pak Hariadi.Â
Sebelum berbisnis rumah makan, ia adalah seorang pengusaha layar tancap yang sukses malang-melintang di Jawa Timuran. Ia menyambut kami di museumnya bersama seorang stafnya.
Museum ini bangunannya tidak besar, hanya terdiri dari sebuah ruangan dengan layar dan bangku-bangku di bagian belakang apabila pengunjung ingin merasai menonton film lawas. Koleksi-koleksinya merupakan koleksi pribadi. Belum ada bantuan dari pemerintah daerah.
Meskipun koleksinya hanya merupakan koleksi pribadi, poster-poster dan koleksi lainnya lumayan komplet. Aku memandangi poster satu-persatu, memerhatikan desain poster dan juga para pemerannya.
Ada juga beberapa proyektor untuk memutar film yang kondisinya masih terawat baik. Kami kemudian juga ditunjukkan koleksi majalah film lawas, tiket dan selebaran film, juga spanduk untuk promosi film layar tancap.
Tiap Poster Memiliki Cerita, Eh Ada "Pengkhianatan G.30 S.PKI"
Poster film "Pengkhianatan G.30.S PKI" menarik perhatianku. Ada tambahan sub judul "Sejarah Orde Baru" dalam posternya.Â
Dalam poster tersebut juga ada kalimat "PPFN mempersembahkan film terbesar dan tak mungkin terulang lagi".
Hemm... hari ini 30 September dan aku ingat film ini dulu selalu diputar dan sempat membuatku begitu takut pada waktu masih kecil. Tapi bisa dibilang film ini legendaris dan mungkin ada yang menyebutnya sebagai salah satu film cult Indonesia.