Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tambah Wawasan Musikmu dengan Menjelajah Museum Musik Dunia

23 September 2019   06:29 Diperbarui: 23 September 2019   20:52 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat musik etnik Indonesia paling komplet (dokpri)

Dua diva yang merupakan kakak beradik ini memang berasal dari kota Batu. Dengan talenta dan prestasinya, keduanya, Yuni Shara dan Krisdayanti memang layak menyambut para pengunjung Museum Musik Dunia yang terletak di kompleks Jatim Park 3, Batu.

Hari itu bukan hari libur. Aku mengambil cuti untuk berwisata. Kali ini pilihan waktuku pas karena pengunjung tidak sebanyak saat akhir pekan. Aku jadi lebih nyaman berlibur ke Jatim Park 3.

Tapi sayangnya peminat museum tidak sebanyak pengunjung di Dino Park dan wahana lainnya. Rupanya hanya aku satu-satunya pengunjung saat itu. Okelah tak masalah, aku jadi leluasa menyaksikan koleksi museum tanpa terganggu dengan pengunjung era kekinian yang sebagian sukanya sedikit-sedikit selfie😆.

Tiket masuknya hari biasa Rp 37 ribu. Ada tiga lantai. Lantai pertama diisi oleh aneka ragam alat musik, baik instrumen musik tradisional maupun alat musik modern, juga beberapa ikon musik Indonesia. Kemudian di lantai dua adalah tentang aneka ragam genre. Lantai teratas adalah tentang alat-alat musik klasik.

Wah melihat aneka ragam alat musik ini aku jadi ingin tahu suara masing-masing alat (dokpri)
Wah melihat aneka ragam alat musik ini aku jadi ingin tahu suara masing-masing alat (dokpri)

Ikon Musik Indonesia dan Kayanya Instrumen Musik Etnik
Kupikir museum ini ada kaitannya dengan embrio Museum Musik Indonesia di kota Malang yang pernah kukunjungi ketika masih bermarkas di kawasan Perumahan Griya Santa, Malang. Dulu di museum yang dulunya merupakan koleksi perorangan tersebut koleksinya berupa piringan hitan, kaset, poster film, potongan tiket pentas, dan sebagainya.

Namun rupanya Museum Musik di Malang dan di Batu ini berbeda. Museum Musik Indonesia di Malang lebih berfokus dengan sejarah musik di Malang, khususnya, serta Indonesia dan dunia pada umumnya. Sedangkan di Museum Musik Dunia ini cakupannya lebih ke perkembangan musik dunia.

Di lantai satu ada ikon dua diva asal Batu, Koes Plus dan Ebit G. Ade (dokpri)
Di lantai satu ada ikon dua diva asal Batu, Koes Plus dan Ebit G. Ade (dokpri)

Di lantai satu ini ikon musik Indonesia ada tiga. Sebagai tuan rumah adalah Krisdyanti dan Yuni Shara. Keduanya telah merilis banyak album dan masih eksis hingga saat ini. Lagu-lagu keduanya yang beken di antaranya "Mencintaimu" dan "Menghitung Hari" untuk Krisdayanti serta "Mengapa Tiada Maaf" dan "Hilang Permataku" untuk Yuni Shara.

Kemudian juga ada Ebiet G. Ade yang lagu-lagunya tentang cinta sesama manusia dan cinta ke alam. Aku ingat ibu punya koleksi album "Camellia", album Ebiet yang sukses, dari "Camellia I-IV".

Di pojok lainnya adalah Koes Plus, yang bisa diibaratkan Beatles-nya Indonesia. Lagu-lagunya sampai saat ini masih sering dinyanyikan. "Buat Apa Susah", "Bujangan", dan "Kisah Sedih di Hari Minggu", adalah beberapa di antara lagu-lagu mereka yang sukses.

Tentang instrumen musik aku terbelalak. Begitu banyak dan begitu beragam. Tak akan cukup waktu sehari jika aku menyimak musik yang dihasilkannya satu-persatu. Untuk musik modern di antaranya drum dan gitar.

Alat musik etnik Indonesia paling komplet (dokpri)
Alat musik etnik Indonesia paling komplet (dokpri)

Peralatan musik-musik etnik yang dipajang bukan hanya dari Indonesia, melainkan dari mancanegara. Rata-rata terdiri dari jenis alat musik petik, gesek, tabuh, dan tiup.

Musik dulu banyak digunakan sebagai bagian dari upacara. Ada berbagai alat musik yang sudah ada sejak jaman dulu, seperti santoor, alat musik yang diambil dari bahasa Sansekerta dan digunakan di Mesopotamia dan Babilonia sejak ratusan abad sebelum masehi.

Kemudian, musik ditampilkan dalam perayaan. Baru pada abad-abad berikutnya musik digunakan sebagai media hiburan.

Koleksi di lantai satu dibagi berdasarkan musik modern dan musik etnik. Musik tradisional ini dikelompokkan berdasarkan negara dan zonasinya. Musik Timur Tengah, misalnya. Instrumennya banyak berupa alat musik petik seperti rebab dan gitar Arab. Juga ada alat musik tabuh seperti rebana.

Alat musik Afrika juga khas. Ia lebih banyak berupa instrumen tabuh seperti kendang serta gitar dengan badan bundar. Kemudian ada alat musik untuk keperluan upacara, seperti haida bear rattle.

Lonceng perunggu khas Tiongkok (dokpri)
Lonceng perunggu khas Tiongkok (dokpri)
Alat musik Korea, Jepang, dan Tiongkok kebanyakan seperti kecapi dengan beragam bentuk dan ukuran. Mereka juga memiliki alat musik tabuh, seperti taiko, untuk alat musik semacam beduk, milik Jepang. Tiongkok juga punya alat musik berupa lonceng perunggu, biasanya ada di kuil. Namanya Blanzhong.

Sedangkan musik etnik Amerika disumbangkan oleh kaum Indian. Alat musik mereka sekilas mirip angklung, dari bambu yang ditata. Bedanya alat musik ini ditiup, namanya siku. Alat musik tiup lainnya yang mirip dengan seruling disebut quena. Ia dibuat dari bambu, rotan, atau alang-alang.

Indian juga punya alat musik bambu (dokpri)
Indian juga punya alat musik bambu (dokpri)

Indonesia sebagai tuan rumah, koleksinya paling banyak dipamerkan. Dari peralatan musik gamelan, angklung, aneka suling, juga beragam instrumen musik daerah yang jarang dijumpai.

Belajar Tentang Genre
Edukasi tentang genre dikemas menarik. Penataannya seperti si artis sedang menggelar konser. Diawali dengan genre jazz. Ada nama-nama musisi beken Indonesia seperti Ermy Kullit, Tohpati, Mus Mudjiono, Dewa Budjana, dan Gilang Ramadhan.

Jazz diperkirakan lahir pada tahun 1910 di New Orleans. Musik ini dipengaruhi oleh musik Afro-Cuban rhythms, blues, spiritual, ragtime, dan musik klasik Eropa.

Genre berlanjut ke Rock N' Roll. Ada sudut khusus untuk The Beatles. Di sini ada koleksi albumnya, foto dan poster, majalah, dan pose ikonik mereka Abbey Road. Musik mereka kemudian mengalun.Wah aku baru tahu George Harisson, personel paling keren menurutku, punya banyak album solo.

Wah George Harrison punya banyak album solo (dokpri)
Wah George Harrison punya banyak album solo (dokpri)

Lalu ada bagian khusud Elvis,Kiss, Led Zeppelin, Eric Clapton, Queen, Deep Purple, The Rolling Stones, dan Bon Jovi. Juga ada lagu-lagu seperti milik band AC/DC, Radiohead, DreamTheater yang bisa dipilih dan diperdengarkan. Wah aku paling betah di genre ini. Khusus untuk Indonesia ada penghargaan bagi God Bless.

Kemudian perjalanan menuju genre popo. Genre yang luas dan paling banyak peminatnya. Diperkirakan musik ini tumbuh subur sejak tahun 1940.

Nama-nama penyanyinya pasti Kalian hafal. Ada Whitney Houston, Celine Dion, Mariah Carey, Madonna Lady Gaga, Katy Perry, Marilyn Monroe, Beyonce, dan sebagainya. Mewakili Indonesia ada Dewi Yul, Ari Lasso, dan Vina Panduwinata. Wah Ari Lasso kok masuk ikon pop ya, apa dihitung pas selepas Dewa 19? Oh ya ada juga bagian khusus Michael Jacson, king of pop, yang belum tergantikan.

King of pop dengan gaya ikoniknya (dokpri)
King of pop dengan gaya ikoniknya (dokpri)

Kemudian aku memasuki musik mandarin dengan ikon Andy Lau. Perjalanan kemudian tiba di musik keroncong dengan ikonnya Gesang dan Waldjinah.

Bagian terakhir adalah musik yang populer di Indonesia. Goyang dangdut. Dari Rhoma Irama, Inul, juga ada Ayu Tingting.

Dangdut is music of my country (dokpri)
Dangdut is music of my country (dokpri)

Tentang Musik Klasik
Lantai atas adalah tentang alat musik klasik. Aku baru ngeh rupanya perkembangan musik tekan seperti organ dan piano itu memerlukan waktu yang lama hingga ke bentuk sekarang.

Music box juga banyak disukai terutama kalangan bangsawan. Bentuknya juga beragam. Beberapa bikin aku teringat film horor sehingga aku cepat beralih. Apalagi di sini aku sendiri hehehe. Juga ada aneka gramofon.

Wah sebenarnya aku masih ingin menyimak lagi dan mencobai alat-alat musik tersebut. Ada sejumlah alat musik yang bikin penasaran seperti apa sih musik yang dihasilkan.

Setelah berkunjung ke Museum Musik Dunia ini aku jadi ingin mampir lagi ke Museum Musik Indonesia. Belajar tentang musik itu sungguh menyenangkan.

Aku malah teringat film horor lihat alat musik ini (dokpri)
Aku malah teringat film horor lihat alat musik ini (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun