Bulan purnama kali ini bersinar begitu terang. Sinarnya seperti magnet. Menghipnotisku. Membuat ingin berlama-lama berada di luar, menikmati pancaran sinarnya.
Sedari siang cuaca mendung. Kupikir hujan akan mengguyur. Tapi ia batal turun. Entah kenapa. Mungkin memberi waktu agar bulan purnama naik panggung.Â
Langit jernih dan bulan purnama. Kombinasi yang pas untuk menikmati suasana malam.
Malam ini bukan malam biasa. Malam ini tanggal 13. Hari yang disebut kurang baik. Hari ini juga hari Jumat. Kombo sial. Begitulah mitos di film-film horor.
Kupikir malam ini akan menjadi malam yang tak biasa. Malam yang misterius dan membuatku harus bersikap waspada. Ingat kisah dalam film serial "Friday The 13th", di situ kejadian mencekam berkaitan dengan benda antik misterius terjadi. Atau ingatlah sosok Jason dalam film layar lebar "Friday The 13th", ia sosok bertopeng menyeramkan, yang mengidolakan Freddy Krueger, sosok yang menghantui mimpi.
Malam ini memang misterius. Tapi ia tak mencekam dan juga tak menakuti. Malam ini sungguh indah. Bulan purnama bersinar terang. Ia disebut bulan purnama langka, 'harvest moon', yang hanya terjadi tiap beberapa tahun.
Sinarnya lebih terang. Ia juga mengundangku untuk menuju halaman. Lihatlah aku. Nikmatilah terangku, ujar sang Luna. Oh langit yang jernih tanpa awan dengan bulan purnama yang terang. Rasanya aku ingin menari.
Kulihat tetangga kanan kiriku. Mereka juga keluar rumah. Mengagumi sang Kirana. Oh bukan hanya manusia yang tersentuh oleh magnet itu. Kucing-kucing juga berkumpul. Satu-persatu mereka hadir. Apakah aku bermimpi, aku melihat sekumpulan kucing-kucing di kampungku ini berkumpul.
Jumat tanggal 13. Hari ini sesuatu misterius terjadi. Bulan purnama langka mengumpulkan kami. Aku dan tetanggaku yang jarang bertemu saling berkumpul. Kucing-kucing juga ikut serta.
Pasti Kalian tak percaya dengan apa yang terjadi kemudian. Aku juga sulit memercayainya. Ketahuilah, ada sebuah sinar lembut yang mengenai masing-masing dari kami, lalu menggerakkan tangan dan kaki kami. Kami menari, membentuk lingkaran. Berselang-seling. Para kucing di antara kami. Mereka berdiri dengan kaki belakang mereka. Kami asyik menari, ke kiri, ke kanan lalu bergoyang.
Sekitar 30 menit kemudian sinar lembut itu lepas dariku dan juga mereka. Aku menemukan diriku berdiri di halaman di dekat pagar rumahku. Demikian juga tetanggaku. Kucing-kucing juga kembali menapak dengan empat kaki mereka.
Benarkah tarian itu hanya sekedar mimpi atau angan-anganku. Entahlah. Yang kutahu malam ini magis dan aku menikmatinya. Jumat malam, 13 September yang indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H