Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Pertarungan Bebek Madura, Bebek Sinjay Vs Bebek Songkem

10 September 2019   23:19 Diperbarui: 11 September 2019   21:54 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan bebek gorengnya minimalis (dokpri)

Omong-omong tentang masakan bebek, di Jawa Timur, khususnya Madura, adalah surganya. Ada begitu banyak pengusaha rumah makan bebek yang sukses. 

Dulu yang paling dikenal adalah Bebek Sinjay. Tapi kini penantangnya, Bebek Songkem, terus membayang-bayanginya, dengan jurus pepes bebek pedasnya.

Dulu pelancong pulau garam harus mengantri berjam-jam untuk mengantri satu porsi bebek sinjay yang sedap. Tapi kini rumah makan bebek ini tak hanya terletak di dekat Suramadu, melainkan juga ada di Bangkalan Kota, dan di kota Surabaya dan Malang.

Kami berdua menikmati bebek Sinjay ketika berlibur ke Madura. Tak ada rencana, tiba-tiba kami ingin menyeberang lewat Suramadu menuju pulau keraban sapi ini.

Sepanjang jalan Bangkalan menuju pusat kota, kami lebih mudah menjumpai tempat makan bebek Songkem. Tapi kami bersikeras untuk merasai bebek Madura yang beken lebih awal dulu.

Oleh karena kami menyeberang Suramadu saat matahari terbenam, maka mau tak mau kami menuju cabangnya yang terletak di Jalan Mayjen Sungkono, Kota Bangkalan. Saat itu pengunjung sudah mulai berkurang, sehingga restoran yang cukup luas ini separuh melompong.

Sudah malam sehingga pengunjung mulai berkurang (dokpri)
Sudah malam sehingga pengunjung mulai berkurang (dokpri)
Di sini pilihan menunya hanya bebek goreng dan ayam goreng. Kami memesan dua paket bebek Sinjay. Satu paketnya dihargai Rp 27 ribu, yang terdiri atas nasi bebek goreng plus sambal pencit dan teh manis hangat.

Aku takjub memerhatikan betapa tangkasnya penjual melayani pesananku. Satu bagian dada bebek yang cukup besar, ditaruh di atas sepiring nasi putih yang telah dihiasi daun kemangi, mentimun dan sambal pencit. 

Tak cukup dengan bagian dada atau paha, teman-temannya seperti ati dan ampela juga ikut menemani. Sebagai finalisasi dari hidangan ini, si hidangan menambahkan kremesan. Wow hidangan yang nampak begitu menggoda selera.

Harganya tak begitu mahal dan sedap (dokpri)
Harganya tak begitu mahal dan sedap (dokpri)
Perjalanan sering membuat nafsu makan berkurang. Tapi masakan di hadapanku berhasil menggugah nafsu makanku. Nasi putih yang hangat dipadukan dengan ampela yang empuk dengan disertai sedikit cocolan sambal yang pedas asam. Ooh sedapnya.

Sambal pencit alias sambal mangga ini agak berbeda dengan yang biasa kusantap. Pencitnya alias mangga mudanya dirajang halus sehingga lebih menyatu dengan sambalnya.

Aku sendiri lebih suka sambal pencit yang irisan pencitnya kasar dan agak lebih tebal. Sayangnya tak ada sambal lain selain sambal pencit. Tak apa-apalah, tanpa sambal nasi bebek Sinjay ini sudah sedap.

Bebeknya di luar nampak garing tapi di dalamnya terasa lembut dan lembap. Bumbunya merasuk di dalam dagingnya. Tidak ada bau amis bebek sama sekali. Kremesnya makin menambah rasa gurihnya.

Bebek Sinjay disantap langsung di Madura, waduh enaknya.

Di Madura bebek Sinjay ini berpusat di Jalan Raya Ketengan 45, Tanjung Burnei. Ia hadir sejak tahun 2001. Baru ada satu cabangnya di Kota Bangkalan. 

Sedangkan di Surabaya dan Malang masing-masing ada dua tempat, di jalan Tidar dan Darmahusada di Surabaya, serta jalan Soekarno Hatta dan Karanglo di Malang.

Bebek Songkem Perpaduan Ketelatenan dan Terobosan Menu

Bebek goreng mungkin sudah biasa. Bagaimana jika sebuah bebek dimasak dengan aneka bumbu lalu dikukus selama minimal tiga jam? Hasilnya semacam pepes bebek yang empuk, harum, dengan bumbu merasuk.

Aku sejak awal tiba di Madura sudah penasaran dengan menu songkem. Ada banyak kedainya tapi gara-gara berburu waktu agak tak kemalaman tiba di Malang maka kamipun harus menunda menyantap bebek songkem di Madura, melainkan di kota Surabaya, di kawasan Rungkut.

Songkem di sini bermakna sungkem alias penghormatan. Masakan ini dikenal sebagai hantaran orang tua kepada para kyai yang mengajar mengajar mengaji putra putri mereka.

Bebek songkem ini tak sekedar pepes bebek biasa. Ia dimasak dengan cara khusus sehingga diyakini masakannya sehat dan bebas dari kolesterol

Menu Bebek Songkem Pak Salim beragam. Selain songkem yang seperti pepes bebek, juga ada bebek goreng, bebek ranjau, bebek nendang kare pedas, dan bebek bakar. Selain bebek juga ada menu ayam, sop buntut, tahu sutera, dan rawon merah ala Sumenep.

Kami memesan satu bebek goreng dan satu bebek songkem. Penampakan bebek gorengnya biasa saja, seperti masakan bebek goreng biasanya. Ukurannya lebih kecil dan lebih garing.

Penampilan bebek gorengnya minimalis (dokpri)
Penampilan bebek gorengnya minimalis (dokpri)
Menurutku dari segi rasa, bebek gorengnya biasa saja. Hanya sambalnya ada dua, sambal ijo dan sambal merah. Sambalnya pedasnya pas dan enak. Harga seporsi bebek goreng ini Rp 22.5 ribu, belum dengan nasi dan minuman. Lebih mahal jika dibandingkan dengan bebek sinjay.

Apabila bebek goreng sinhay bertarung dengan bebek goreng songkem maka hasilnya:

Aku: 1: 0 dengan kemenangan bebek goreng sinjay dari segi rasa dan penampilan

Pasangan: 1:1 karena ia tak suka sambal pencit dan lebih suka bebek goreng dengan sambal merah

Bagaimana dengan jurus andalan mereka, bebek songkem?

Ketika kubuka daunnya, di dalamnya ada bagian dada bebek yang kurang berbentuk, bercampur dengan bumbu. Ketika kucabik dagingnya, aku langsung tersentuh oleh wangi masakan yang terbantu oleh daunnya.

Bersama nasi hangat, aku menyantap bebek songkem dengan sukacita. Pedasnya nagih dan rasa bebek kukusnya ini luar biasa. Aroma yang menggugah selera, pedas, juga sedap. Nasi di piring habis dengan cepat. Aku merasa puas.

Bebek songkem yang sedap (dokpri)
Bebek songkem yang sedap (dokpri)
Jadi hasilnya:

Bebek songkem dengan jurus songkem vs bebek Sinjay dengan jurus goreng kremes plus teman ampela adalah satu sama. Sama-sama enak. 

Sinjay unggul dengan harga, rasa bebek goreng, dan penampilan, sedangkan bebek songkem berkat rumus bumbu dan cara memasaknya yang khas. Meskipun usianya baru tujuh tahunan, Bebek Songkem Pak Salim layak jadi penantang Bebek Sinjay.

Ya, untuk urusan bebek, Madura salah satu daerah yang unggul dari cara memasaknya. Kwek kwek kwek enaaak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun