Horor Pennywise termasuk yang ditunggu-tunggu tahun ini. Setelah film pertamanya, "It" berhasil membuat pecinta horor terpukau dua tahun silam, kontan film 'chapter 2'-nya ini pun ditunggu. Rupanya horornya kurang menggigit, karena polanya hampir serupa dengan yang pertama. Tapi, yang bikin film ini apik di antaranya jalinan cerita serta akting dan kekompakan deretan pemainnya.
Dua tahun silam ketika menyaksikan "It" aku bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok 'It" alias badut bernama Pennywise itu, apakah ia sekedar badut jahat, setan, atau sosok monster lainnya. Pasalnya, cara ia menakut-nakuti korbannya agak random. Ia bisa muncul di mana saja, tak dibatasi oleh dimensi tempat (trans-dimensional). Ia suka memakan rasa takut dari para korbannya, yang sebagian besar adalah anak-anak. Meskipun dulu pernah menyaksikan film ini versi TV, tapi aku sudah lupa akan cerita film versi jadulnya, hanya ingat akan sosok seramnya.
Dalam penutup film pertama, badut penari Pennywise menghilang, tapi ia berkata akan kembali. Ketujuh anggota Loser's Club, Beverly Marsh (Sophia Lilis), Ben Hanscom (Jeremy Ray Taylor), Richie Tozier (Finn Wolfhard), Mike Hanlon (Chosen Jacobs), Eddie Kaspbrak (Jack Dylan Grazer), Stanley Uris (Wyatt Oleff), dipimpin Bill Denbrough (Jaeden Martell) berjanji akan kembali berkumpul apabila sosok 'It' kembali muncul.
Setelah dewasa ketujuh anggota klub pecundang itu telah tersebar. Ada yang menjadi komedian panggung, analis risiko, penulis novel, arsitek, dan sebagainya. Hanya Mike Hanlon (Isaiah Mustafa) yang masih bertahan di kota Derry. Ia menjadi pustakawan. Selama ini ia menggali keterangan dari para tetua dan juga mengumpulkan informasi tentang siapa sebenarnya monster berwujud badut itu dan bagaimana memusnahkannya selamanya.
Nalurinya kemudian memberitahukan monster itu telah kembali. Apalagi 27 tahun telah berlalu sejak kejadian pada masa kanak-kanak. Ada seorang remaja yang tewas dalam kondisi mengenaskan. Ia pun segera menghubungi keenam temannya tersebut. Reaksi mereka mengejutkan. Ada yang kontan muntah, tercekat, dan sebagainya. Mereka semuanya ketakutan. Ada rasa enggan untuk kembali karena bisa jadi kali ini mereka tak selamat. Tapi janji adalah janji.
Durasinya Hampir Tiga Jam
Film "It" ini berdurasi sekitar 164 menit. Plus iklan dan lain-lain maka filmnya baru selesai sekitar tiga jam. Oleh karena durasinya yang panjang, jangan lupa ke toilet dulu dan sebaiknya makan dulu atau beli roti di bioskop agar tidak kelaparan.
Meskipun durasinya panjang, saya tidak merasa bosan oleh karena jalinan ceritanya yang apik. Hanya pada seperempat bagian ke belakang, tempo ceritanya, mulai melambat dan agak antiklimaks.
Horornya Kurang Seram Bagi yang Sudah Nonton Film Pertama
Horornya menurutku kurang menggigit. Tapi ini relatif karena aku sudah menonton film pertamanya. Kurang menggigit karena pola teror dan kemunculan sosok 'It' hampir tertebak. Cara ia menakut-nakuti korbannya memang tidak umum, itulah yang membuat 'It' jadi menarik. Ia tak punya pola yang sama dan standar ketika meneror. Tapi bagi yang sudah kenal Pennywise maka bakal bisa siap-siap akan aksi 'jail' Pennywise dan cara bujukannya yang manis.
Jalinan Cerita yang Apik dan Rapi
Meskipun horornya kurasa kurang menggit, bukan berarti film ini tak apik. Aku memberinya skor delapan karena merasa terhibur dan suka akan jalinan ceritanya. Alur cerita "It Chapter Kedua" ini maju mundur. Ada banyak adegan flashback saat mereka masih bersama di kota Derry, yang belum muncul di film pertama.
Kenangan-kenangan masa lalu dan bagaimana mereka menyikapinya pada masa kini, silih berganti muncul. Bagian inilah yang kusukai dalam film ini. Romantika masa lalu dan kisah masa kini terjalin dengan rapi.
Walaupun genrenya horor, film ini juga punya bumbu komedi. Richie (Bill Hader) masih sama seperti dulu, masih cerewet dan suka ngomong apa adanya. Ia masih suka bertengkar mulut dengan Eddie (James Ransone). Sosok monster 'It' meskipun seram juga kadang-kadang kocak dalam versi satire.
Oh iya seperti kusebutkan di paragraf sebelumnya, jalinan persahabatan masa lalu dan kini inilah yang menjadi kekuatan film ini. Jarang-jarang aku nonton film horor bawaannya malah terharu dan berkaca-kaca ketika menyaksikan sebuah adegan di bagian akhir. Entah kenapa aku jadi terkenang dengan kelompok teman-temanku pada masa kecil dan remaja.
Melihat para pemeran dewasa klub pecundang aku langsung optimis. Badut Pennywise tetap diperankan oleh Bill Skarsgrd yang memang mampu memberikan sosok kocak, lincah, dan angker. Pemeran klub pecundang saat masih anak-anak juga masih sama.Â
Sedangkan untuk versi dewasa ada dua nama kondang, James McAvoy dan Jessica Chastain yang masing-masing beken lewat "Split" dan "Zero Dark Thirty". Sebelumnya James dan Jessica pernah dipertemukan dalam satu film, yaitu "X-Men: Dark Phoenix" sebagai pihak berlawanan.
Wajah dan karakter antara anggota klub masih anak-anak dan ketika dewasa cukup mirip. Richie masih suka melawak, Eddie masih suka kebersihan dan kerapian secara berlebihan, Â Beverly masih berambut merah, dan Bill mulai kembali gagap jika ia mulai panik. Hanya Ben yang begitu kontras dan mengejutkan.
Aku suka chemistry antar pemainnya. Ketika melihat mereka reuni dan ketika menyaksikan adegan-adegan lawas mereka, ada jadi memiliki perasaan yang sama ketika menghadiri pertemuan dengan teman-teman masa kecil.
Selama menyaksikan film, nuansa ketegangan dan romansa masa lalu terbantu oleh musik skoring yang digarap oleh Benjamin Mark Lasker Wallfisch. Lagu-lagunya membantu suasana makin seram , sebagian lainnya membuat nuansa jadi sendu dan terharu.Â
Ada 30 nomor dalam film ini. Di antaranya "Dirty Little Secret", "Memory", "Firefly", "Come Home", "Why Georgie", "Fortune Cookies", "You Knew", "Losers Reunited", dan "Miss Me". Nomor favoritku "Fortune Cookies" yang bikin bergidik, "You Knew" yang dinamis, "Losers Reunited" yang manis, dan "Dirty Little Secret" yang makin horor berkat senandung Pennywise.
Benjamin Wallfisch sebelumnya juga membidani skoring "it". Ia juga komposer dibalik "Hidden Figures" yang membuatnya diganjar nominasi Oscar untuk "best original score".
Film "It Chapter 2" yang disutradarai oleh Andy Muschietti ini memiliki sejumlah hal menarik. Ada film-film beken yang diputar tahun 1989, referensi boyband beken lawas New Kids on The Block, nama jalan yang tak asing, dan juga cameo yang membuatmu tersenyum.
"It Chapter 2 tidak hanya mengandalkan teror Pennywise, namun juga jalinan ceria yang apik, ensemble cast yang ekselen, dan skoring yang mendebarkan".
Detail:
Judul: It Chapter 2
Sutradara: Andy Muschietti
Pemain: James McAvoy, Jessica Chastain, Jay Ryan, Bill Hader, Isaiah Mustafa, James Ransone, Andy Bean, Jaeden Martell, Sophia Lilis, Jeremy Ray Taylor, Finn Wolfhard, Chosen Jacobs, Jack Dylan Grazer, Wyatt Oleff
Penulis: Gary Dauberman
Komposer: Benjamin Wallfisch
Berdasarkan Novel: It karya
Genre: Horor
Skor: 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H