Dalam artikel Geotimes yang banyak dikritik oleh penulisnya adalah pemberitaan media selama ini, kenapa banyak informasi yang siar-siur asal-usul Livi, karya film sebelum "Brush with Danger" dan sebagainya.
Acara dan artikel tentang Livi, termasuk artikel ini, bertujuan menjadi titik bagi Livi untuk bangkit. Agar ucapan salah satu panelis, omongannya lebih besar dari karyanya, itu kemudian hari bisa berbalik. Livi suatu hari bisa menunjukkan karyanya yang benar-benar berkualitas dan siapa tahu bisa benar-benar masuk nominasi Oscar atau lolos pemutaran ajang festival film bergengsi tingkat dunia.
Aku suka dengan komentar dan penutup acara yang disampaikan oleh Pak Maman. Baginya di era post-truth ini kebenaran seolah-olah datang dari sisi yang banyak berbicara. Ia berkeyakinan seharusnya jurnalis tahu membedakan katanya dan nyatanya, bisa membedakan oponi dan fakta yang sakral.
Yang tak kalah penting yaitu verifikasi dan semangat skeptis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H