Livi Zheng mendapat panggung nasional akhir-akhir ini karena kontroversi karyanya yang disebut-sebut masuk Oscar. Salah satu akun di Geotimes menyebutkan daftar kejanggalan terkait dengan pemberitaan Livi dan karyanya, disusul dengan penelusuran yang dilakukan oleh Tirto. Kabar ini kemudian dikonfirmasikan ke Livi lewat acara Q n A Belaga "Hollywood" yang disiarkan oleh Metro TV pada Minggu, 1 September lalu. Ada sejumlah pelajaran yang bisa didapat dari 'persidangan' tersebut.
Aku mengetahui dan melihat langsung sosok Livi Zheng, ketika komunitas film Kompasiana, KOMiK, mengadakan nobar dan ngobrol langsung bersama sutradara kelahiran asal Jawa Timur itu, pada tanggal 21 November 2015 di Epicentrum, Jakarta.
Saat itu ia tengah mempromosikan filmnya "Brush with Danger' yang disebutnya masuk Oscar.
Waktu itu ada rasa penasaran seperti apa sih film Indonesia yang bisa masuk Oscar. Ekspektasiku sudah tinggi. Harapanku menonton film sekelas "Sang Penari" atau "Daun di Atas Bantal", film-film yang mewakili Indonesia di kategori 'best foreign' di Oscar, namun masih gagal menembus masuk nominasi.
Tapi ternyata film Livi jauh di bawah ekspektasiku, dan membuatku bertanya-tanya, mungkin referensi filmku masih kurang sehingga kurang bisa mengapresiasi film yang disebut lolos Oscar.
Ketika Livi mempromosikan lagi filmnya, "Bali" Beats of Paradise", aku juga lagi-lagi penasaran. Karena lagi-lagi ia 'berjualan' Oscar.
Tapi melihat trailer dan kemudian menyaksikan video klip "Queen of The Hill" yang masuk dalam film tersebut, aku jadi ragu, karena menurutku masih banyak video musik penyanyi Indonesia yang lebih bagus.
Setelah membaca artikel di Geotimes, hal-hal yang membuatku bertanya-tanya tentang karya Livi Zheng terjawab. Artikel tersebut menyuarakan hal-hal yang membuatku skeptis. Tapi memang kurang lengkap jika belum dikonfirmasi sendiri oleh Livi Zheng.
Acara Q and A Belaga "Hollywood" kemudian berupaya menjawab teka-teki tersebut. Livi Zheng dihadapkan langsung dengan sejumlah sosok terkait dengan perfilman.
Acara ini kemudian dipromosikan di sejumlah komunitas perfilman. Alhasil aku dan kawan-kawan lainnya kompak langsung duduk manis di depan TV pada Minggu malam tersebut. Kami ingin tahu dari mulut Livi sendiri, tentang pengakuan karya-karyanya yang dianggap masuk Oscar.