Ada jenis setan yang disebut Khanzab yang berupaya melakukan apa saja untuk mengganggu manusia saat melakukan sholat
Sempat diwarnai oleh kontroversi akan poster dan tema ceritanya karena dikuatirkan akan membuat penontonnya takut untuk sholat, namun film "Makmum" berhasil melenggang ke layar bioskop dan telah berhasil mengumpulkan 243.963 penonton selama empat hari tayang berdasarkan data per 19 Agustus. Sebenarnya bagaimana sih cerita "Makmum" versi layar lebar? Apakah sama persis atau berbeda dengan versi film pendeknya?
"Makmum" terinspirasi dari film pendek berjudul sama yang dibesut oleh Riza Pahlevi. Dalam film berdurasi 15 menitan tersebut dikisahkan seorang mahasiswi melakukan sholat tahajud. Ia merasa ada seseorang yang mengikuti gerakan sholatnya alias menjadi makmum. Tapi ternyata tidak ada satupun teman-temannya yang ada di asrama.
Film pendek tersebut telah ditonton lebih dari 17 juta penonton. Ia juga meraih banyak penghargaan termasuk best horror di Hellofest 2016. Ulasan film pendeknya di sini.Â
Namun, bakal tidak seru apabila cerita versi layar lebarnya bakal persis sama dengan film pendeknya. Untungnya memang berbeda. Hanya ikon-ikon kuat yang menempel pada film pendeknya tetap dipertahankan.
Rini nampak nyaman dengan profesinya hingga kemudian ia diminta membantu mendidik siswi yang ada di asrama yang dulu juga ia tinggali. Sebuah asrama putri di sebuah daerah Jawa Tengah yang masih hijau. Rini yang sedang bermasalah dengan biaya tempat tinggal pun menyanggupinya.
Rupanya ada masalah di dalam asrama tersebut. Tiga siswi yang tidak dapat pulang selama liburan karena nilai yang buruk berkeluh kesah mereka sering diganggu. Tiga siswi itu adalah Nurul, Nisa, dan Putri. Nurul (Tissa Biani) yang paling berani dan paling rajin sholat malam paling sering diganggu.
Tiga siswi itu menyebutnya hantu makmum. Pasalnya, hantu itu suka muncul saat mereka sedang sholat dan mengikuti gerakannya. Tak lama Rini pun ikut diganggu. Bu Kinanthi (Jajang C. Noer) pengelola asrama yang sedang sakit pun nampak menyembunyikan sesuatu. Rini pun berupa menyingkap rahasia di balik sosok hantu tersebut.
Yang bikin film ini kurang oke yaitu jalan ceritanya yang tipikal seperti film horor religi jaman dulu. Petunjuk-petunjuknya sudah banyak tersebar di awal film sehingga alur ceritanya mudah ditebak. Selain itu unsur jumpscare-nya kebanyakan sehingga seolah-olah sutradaranya malas membangun nuansa horor dan cari cara gampang menakuti penonton.
Sebenarnya masih banyak ruang yang bisa dieksploitasi jika melihat setting tempat dan latar para tokohnya. Sayang ceritanya dibuat 'main aman'. Jadinya seperti nonton film horor di teve, bukan untuk kelas bioskop.
Oh ya di sini bukan Titi Kamal dan Jajang C. Noer yang mencuri perhatian menurutku, melainkan Tissa Biani yang menjadi Nurul. Titi Kamal beberapa kali nampak kaku dan terkesan menghafalkan dialog. Jajang C. Noer sayangnya juga kurang banyak diberikan porsi, padahal potensinya sangat besar.
Sedangkan Nurul nampak natural dengan gaya medhok dan bahasa Jawa Timuran. Arief Didu yang alumni stand up comedy juga nampak pas sebagai Pak Slamet, penjaga asrama.
Detail Film:
Judul: Makmum
Sutradara: Hadrah Daeng Ratu
Pemeran: Titi Kamal, Ali Syakieb, Tissa Biani, Jajang C. Noer, Bianca Hello, Misha Jeter, Adila Fitri, dan Arief Didu
Skenario: Alim Sudio, Riza Pahlevi, dan Vidya Talisa
Genre : Horor
Skor : 6,5/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H