Pengalaman berbeda kurasakan ketika menyaksikan film dengan balutan sejarah kemarin (18/8) di TIM XXI bersama KOMiK. Sesaat sebelum film "Perburuan" dan "Bumi Manusia" ditayangkan, terdapat pengumuman di layar, lagu "Indonesia Raya" akan dikumandangkan dan penonton diharap berdiri. Lagu "Indonesia Raya" pun kemudian bergema dan sebagian besar penonton ikut menyanyi. Suasana berkesan yang menggugah rasa cinta tanah air.
Aku tak ingat kapan pernah berdiri dan menyanyikan lagu "Indonesia Raya" sesaat sebelum film diputar. Mungkin peristiwa kemarin itu adalah yang pertama kali sepanjang pengalamanku di sinema.
Ada sesuatu yang sulit diungkapkan ketika berdiri dan bernyanyi lagu kebangsaan bersama. Ada rasa terharu dan juga rasa bangga.
Salut buat Falcon Pictures yang memunculkan gagasan ini pada dua film anyarnya, "Perburuan" dan "Bumi Manusia". Aku juga merasa bangga pada para penonton yang spontan berdiri ketika lagu berkumandang dan turut bernyanyi.
Oleh karena penonton pada saat pemutaran "Bumi Manusia" lebih banyak, hampir penuh satu studio, maka suasana seperti upacara bendera lebih terasa. Di beberapa bagian lagu aku seperti tercekat karena merasa bangga dan bahagia karena para penonton dengan tulus menghargai lagu kebangsaan
Apakah Perlu Lagu Kebangsaan Dikumandangkan Sebelum Pemutaran Film
Aku rasa gagasan untuk mengumandangkan lagu Indonesia Raya sebelum film nasional diputar adalah gagasan yang bagus. Hanya kurang dari 5 menit. Memang durasi menonton bakal lebih panjang, akan tetapi sebagai penonton aku tak masalah dan merasa senang. Jauh lebih baik bernyanyi lagu kebangsaan daripada menyaksikan iklan komersial yang memakan waktu 10 menitan, bahkan lebih.
Lagu kebangsaan ini bisa diputar menjelang penayangan film bergenre sejarah dan drama yang mengupas isu keberagaman. Sehingga, pesan dalam film sejarah atau drama dengan isu keberagaman yang kuat bakal lebih tersampaikan.
Namun menurutku hal ini tak bisa dipaksakan. Mengumandangkan lagu "Indonesia Raya" bisa jadi pilihan dan tak harus dipaksakan ke setiap sinema.
Dulu imbauan ini hendak diterapkan oleh Kemenpora mulai 30 Januari 2019. Namun, karena banyak yang tak setuju jika diterapkan di semua film dan bioskop maka imbauan ini kemudian dicabut.
Mengumandangkan lagu kebangsaan sebelum film tayang rupanya bukan hal yang baru. Pada pemutaran "Soekarno" rupanya pernah dilakukan. Prosesi ini juga telah dilakukan sejak lama di berbagai negara. Tapi kemudian menuai kontroversi.
India pernah mewajibkan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum film ditayangkan. Aturan ini hadir pada tahun 1960-an hingga 1970-an tapi kemudian tak lagi wajib dilakukan. Hingga kemudian aturan ini kembali mencuat pada tahun 2016. Selain aturan mengumandangkan lagu kebangsaan, aturan agar penonton harus berdiri saat lagu kebangsaan dikumandangkan pun menyertainya.
Hal tersebut memicu petisi. Sebagian yang kontra tak ingin penonton dipaksa berdiri saat lagu kebangsaan diputar karena rasa hormat juga bisa dilakukan dengan duduk. Ada beberapa kasus penonton yang diperundung karena memilih tetap duduk.Â
Petisi ini berhasil sehingga pada tahun 2018, aturan memutar lagu kebangsaan dan meminta penonton berdiri saat prosesi tersebut tak lagi menjadi keharusan. Penonton juga diberikan pilihan untuk menunjukkan penghargaan, tak lagi diwajibkan untuk berdiri.
Bioskop di Inggris pada masa perang dunia kedua juga lazim memutar lagu kebangsaan. Tradisi ini kemudian mulai memudar pada tahun 1950-an. Namun, hingga tahun 1960-an masih ada bioskop yang menerapkan tradisi ini, sampai kemudian kebiasaan ini pun menghilang dengan sendirinya.
Rusia juga pernah menerapkan kewajiban memutar lagu kebangsaan dan keharusa  penonton menunjukkan respek dengan berdiri. Akan tetapi, sejak tahun 2017 aturan ini melonggar dan tak jadi kewajiban.
Di Philipina dan China hal ini diwajibkan. Bahkan pernah kejadian 34 penonton di Philipina ditangkap karena tetap duduk saat lagu dikumandangkan. Sedangkan di Thailand lagu yang diputar sebelum film bukanlah lagu kebangsaan, melainkan lagu yang menunjukkan penghargaan ke kerajaan (royal anthem), yaitu "Phleng Sansoen Phra Barami" atau  "A Salute to the Monarchy".
Memang pengalaman berdiri dan ikut bernyanyi selama lagu kebangsaan diputar jelang nonton film nasional itu menarik dan berkesan. Tapi, pelaksanaanya ke depan tak harus dipaksakan ke setiap sinema dan setiap film nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H