Mereka kemudian duduk melingkar rapi di ruangan yang telah kutata. Menunggu sebuah peristiwa magis.
Sinar bulan purnama itu semakin terang. Sinarnya lalu menembus kaca jendela di ruang tengah.
Keajaiban pun terjadi. Kucing-kucing bersorak sorai.
Mereka yang awalnya melangkah dengan empat laki, kini bisa berdiri dengan dua kaki belakang. Dua kaki depannya bisa digunakan untuk menari atau mengambil makanan.
Waktunya berpesta.
Pesta bersama kucing-kucing itu berisik. Mereka suka makan dan mengobrol. Pada saat inilah aku bisa memahami dan mengobrol bersama mereka.
Nero asyik bercanda. Ia membuat gurauan yang konyol sehingga kucing-kucingnya tertawa bergemuruh.
Seekor kucing bernama Bon Bon nampak mulai limbung. Rupanya ia mabuk susu kucing. Ia mulai bertingkah konyol.
Pesta kucing ini adalah momen magis yang selalu kutunggu. Pada momen inilah aku bisa bercanda dan bercakap-cakap bebas dengan kucingku.
Pesta ditutup dengan menari bersama-sama. Menari berkeliling merayakan bulan purnama. Setelahnya kami kelelahan. Ada yang masih asyik mengobrol. Ada pula yang terus makan.