Yang bisa dilakukan oleh masyarakat awam sepertiku untuk menjaga stabilitas sistem keuangan yaitu tidak mudah panik dan terpengaruh. Beberapa kali di media sosial ada ajakan untuk ramai-ramai menarik dana di bank atau yang disebut rush money. Jika ajakan ini diikuti oleh banyak orang maka akan sangat berbahaya karena bisa mengganggu perekonomian dalam negeri. Tetap tenang jika ada huru-hara karena dana di bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan, tidak perlu terpengaruh oleh hasutan.
Cara yang keempat yaitu gemar belajar termasuk belajar tentang literasi keuangan. Dengan menambah pengetahuan tentang literasi keuangan maka kita akan bisa mengetahui lebih banyak akan manfaat menabung, perbedaan utang produktif dan utanv konsumtif, manfaat berasuransi, jenis produk pasar uang dan pasar modal, apa saja yang mempengaruhi stabilitas sistem keuangan, apa saja yang mempengaruhi inflasi dan deflasi dan sebagainya. Literasi keuangan ini bisa diajarkan kepada mahasiswa dan juga pelajar sekolah menengah serta kepada masyarakat awam.
Nah masih ada kaitannya dengan literasi keuangan maka masyarakat yang telah memiliki pengetahuan tentang pasar modal bisa memulai untuk berinvestasi. Ada berbagai produk pasar modal, seperti reksadana, obligasi, dan saham. Dulu memang masih sulit untuk mengakses instrumen ini, termasuk dari besarannya. Tapi sekarang cukup dengan Rp 100 ribu maka setiap orang bisa memulai berinvestasi di reksadana. Obligasi seperti sukuk ritel dan surat berharga ritel juga bisa dibeli dengan mulai Rp 1 juta. Saham pun kini 1 lotnya terdiri atas 100 lembar sehingga apabila harga saham Rp 1.000/lembar maka dengan Rp 100 ribu ia sudah bisa memiliki 1 lot saham.
Mengapa pemerintah terus menggiatkan literasi keuangan di bidang pasar modal? Selain karena imbal hasilnya yang lebih bagus daripada tabungan biasa, hingga saat ini jumlah investor asing masih mendominasi pasar modal. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per Januari 2019 jumlah investor asing masih 52 persen. Di satu sisi ini menggembirakan karena menunjukkan investor asing percaya akan kekuatan perekonomian di Indonesia. Bahayanya apabila mereka merasa sudah mendapatkan keuntungan dan kemudian melakukan penjualan instrumen pasar modal besar-besaran atau arus modal keluar yang besar. Hal ini bisa membuat perekonomian akan mengalami guncangan.
Kelima hal di atas adalah hasil analisa awamnku tentang cara-cara berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan negara. Kalian punya cara lain? Yuk ikut berdiskusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H