Tak sedikit wanita karir yang juga mengurus pekerjaan rumah tangga. Aku menjadi salah satunya. Aku perempuan rumah tangga sekaligus tengah mengarungi karir sebagai konsultan TI penuh waktu. Perlu tips dan trik sendiri agar bisa sukses bekerja dan pekerjaan rumah juga tak terbengkalai.
Omong-omong aku merasa pekerjaan kantoran tak seberat pekerjaan rumah tangga. Di kantor paling yang bikin pusing adalah urusan transportasi. Kemacetan memang bisa mengurangi mood dan tenaga. Paling-paling di kantor pekerjaan yang kulakukan adalah mengikuti rapat dan kemudian melakukan pekerjaan analisa sesuai porsi tugas di tiap proyek.
Energi di kantor banyak tersedot di urusan berpikir memikirkan solusi yang cocok bagi klien di bidang teknologi informasi. Namun, ketika aku berada di rumah maka pekerjaan rumah tangga tidak hanya menyedot pikiran tapi juga tenaga. Pekerjaan ini jika dihitung cukup banyak sehingga kucicil, Â kulakukan sebelum dan setelah bekerja.
Waktu favoritku mencuci pakaian adalah sebelum berangkat kerja. Biasanya pakaian kerja putih dan berwarna kupisahkan. Pakaian kerja pasangan pernah kelunturan, gara-gara aku menjemurnya berdekatan dengan pakaian yang mudah luntur. Sejak itu, aku juga memisahkan lokasi menjemur pakaian agar tidak bersentuhan.
Setelah aku bangun, sebelum menyapu dan membersihkan rumah maka aku memilah-milah pakaian ke dalam ember. Ada dua ember untuk baju putih dan berwarna. Setelah kuberikan deterjen cair maka aku pun meninggalkannya dan beralih ke pekerjaan rumah tangga lainnya.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Matahari bersinar semakin terang. Kucing-kucing sudah meminta makan, membuatku terdistraksi. Aku pun menyiapkan makanan kucing lalu memasak nasi dan bersiap menyiapkan bekal.
Kini waktunya proses mencuci dan membilas. Biasanya pada hari-hari biasa aku mencuci dengan tangan. Baru jika cucianku sangat banyak dan ukurannya besar seperti selimut, seprai, dan sebagainya, maka aku baru menggunakan mesin cuci. Lebih hemat dan cepat.
Aku tak perlu lagi melakukan proses menambahkan pewangi karena wangi deterjen ini sudah cukup. Aku tinggal membilas dan memerasnya dengan tangan. Siap deh dijemur.
Selesai aktivitas menjemur pakaian maka hal ini menandakan aku siap berangkat bekerja. Pekerjaanku lebih terbantu dengan deterjen cair yang harum dan ampuh melawan noda membandel. Aku tetap bisa bekerja  kantoran dan melakukan pekerjaan rumah tangga dengan maksimal.
Ketika aku mengangkat jemuran tersebut saat pulang kerja, rupanya wanginya awet menempel di pakaian. Bau apak dan bau matahari tak tercium, tergantikan harum deterjen yang aromanya menenangkan. Aku juga tak perlu lagi menambahkan pewangi saat menyeterika karena harumnya awet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H