Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Potluck" Jurus Anti Ribet untuk Halal Bihalal

6 Juni 2019   11:48 Diperbarui: 6 Juni 2019   16:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi yang hanya ada pada momen lebaran salah satunya halalbihalal. Ada pula yang mengubah istilahnya menjadi open house, tapi sebenarnya kegiatannya tidak persis sama. 

Setelah berkumpul bersama keluarga, maka kini waktunya menghadiri berbagai rangkaian undangan halalbihalal. Lantas bagaimana jika Kalian ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan ini? Berikut jurus anti ribetnya.

Saat ini memasuki hari kedua Idulfitri. Aku ingat biasanya halalbihalal keluarga besar diadakan pada hari Sabtu atau Minggu, yang berarti 2-3 hari dari sekarang. Sementara itu biasanya ada undangan halalbihalal yang sekaligus temu alumni. 

Di lingkungan tempat tinggal dan di tempat kerja juga ada halalbihalal, biasanya masing-masing diadakan saat warga telah kembali dari aktivitas mudik dan beberapa hari setelah hari masuk kerja.

Ada yang menyebut open house sama dengan halalbihalal. Menurutku kegiatan ini agak berbeda. Pada acara open house biasanya ada acara salam-salaman juga kadang-kadang disediakan makanan dan minuman. 

Biasanya open house diadakan oleh tokoh masyarakat dan pejabat. Yang datang pun biasanya beragam dan bisa jadi kita tidak mengenal satu sama lain. 

Sementara halalbihalal biasanya diadakan sebuah komunitas, misalnya lingkungan keluarga, pertemanan, rekan satu kantor, dan sebagainya. Suasananya pun lebih akrab. Biasanya selain salam-salaman dan juga ada makanan, acara juga umumnya juga diisi dengan siraman rohani dari ustaz atau rekan yang kita anggap ilmu agamanya tinggi.

Sebenarnya tidak mudah menjadi tuan rumah halalbihalal baik dengan atau tanpa ustaz, baik di lingkungan yang kecil, seperti keluarga besar. Yang pertama pastilah perlu tempat yang agak besar untuk bisa menampung saudara-saudara yang datang dengan pasangan dan anak-anaknya. Tempat ini bisa di karpet secara lesehan agar suasananya tidak formal dan lebih hangat. 

Atau juga bisa dengan kursi lipat dan menaruhnya di halaman. Selain itu juga perlu meja makan yang besar, atau beberapa meja yang memudahkan mereka untuk mengambil makanan dan minuman. 

Dan, yang  tak kalah penting adalah ketersediaan makanan, jangan sampai kekurangan karena bisa jadi omongan hehehe. Makanan di sini bisa dibuat bertema, misal ketupat dengan opor ayam, telur sambal petis, sayur rebung, atau juga bisa menu sayur asem, empal daging, ikan asin, ikan goreng, sambal terasi, dan kerupuk. Menu penutupnya bisa es buah, dawet, atau cukup minuman bersoda.

Awal-awal aku ikut halalbihalal biasanya yang repot adalah tuan rumah. Tapi sejak beberapa tahun terakhir acara halalbihalal dibikin simpel. Acara halalbihalal keluarga atau halalbihalal RT dibikin anti ribet dengan melibatkan anggota keluarga atau para tetangga. Caranya, dengan potluck dan membentuk panitia halalbihalal.

Tiap orang bawa makanan jadinya tuan rumah tak repot (dokpri)
Tiap orang bawa makanan jadinya tuan rumah tak repot (dokpri)

Jelang halalbihalal, para ibu di kompleks lingkungan tempat tinggal berdiskusi memilih tema menu lewat grup percakapan. Setelah tema menu ditentukan, maka dibuat pembagian tugas. Ibu A, B, dan C bertugas menyiapkan ayam goreng; Ibu D membuat sambal terasi; ibu E membuat sayur asem; ibu F menyiapkan ikan asing goreng; ibu-ibu lainnya membawa nasi putih, air minum, es buah, kue-kue, buah-buahan dan sebagainya. Selain praktis juga ada nilai gotong-royong dan kebersamaan. 

Hal ini mirip dengan yang kami lakukan untuk halalbihalal keluarga, tiap-tiap keluarga membawa makanan, jajanan, atau minuman. Cara ini anti ribet, hemat, dan membuat peserta memiliki tanggung jawab untuk datang. Mungkin Kalian pernah mengalaminya, sudah capek-capek menyiapkan tempat dan makanan, eh banyak yang kemudian tidak datang. Rasanya hati sesak dan kecewa.

Biasanya beberapa orang juga datang lebih awal dan pulang lebih akhir membantu tuan rumah menata tempat, seperti menyiapkan karpet dan tikar, memindahkan kursi dan sebagainya. 

Aku sendiri biasanya bantu-bantu cuci piring atau memasukkan makanan yang masih ada untuk dibagikan ke satpam dan dibungkus ke plastik-plastik kecil. Plastik-plastik makanan itu kemudian dibagi rata ke mereka yang datang. Asyik kan, sudah hemat, makan kenyang, dan bisa bawa oleh-oleh makanan hehehe.

Halalbihalal dibikin simpel dan anti ribet dengan sistem potluck dan gotong-royong ini. Wah tahun ini aku cuma kebagian bawa air kemasan beberapa dus, hehehe gampang. 

Halalbihalal dibikin simpel dengan sistem potluck ini (dokpri)
Halalbihalal dibikin simpel dengan sistem potluck ini (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun