"So, you want to make Godzilla our pet? (senator)
"No, we would be his" (Ishiro Serizawa).
Lima tahun sejak Godzilla menampakkan diri, dunia dipenuhi kekuatiran. Apakah Godzilla benar-benar telah pergi dan tak lagi jadi ancaman? Ataukah ada titan lain selain Godzilla yang bisa membinasakan umat manusia? Jawaban pertanyaan itu ada di sekuel film "Godzilla", "Godzilla II: King of The Monsters" yang tayang reguler mulai hari ini (Rabu), 29 Mei 2019.
Film diawali dengan kilas balik sebuah keluarga, Mark dan Emma Russell yang kehilangan putra sulungnya saat pertarungan Godzilla melawan Muto. Kemudian juga ada berita tentang aktivitas organisasi misterius bernama Monarch yang diduga mengikuti Godzilla dan menyembunyikan informasi keberadaan para monster.
Pada masa kini pasangan suami istri, Mark (Kyle Chandler) dan Emma (Vera Farmiga) berpisah. Putri mereka, Madison (Millie Bobby Brown), tinggal bersama ibunya. Mereka kemudian dikejutkan dengan kabar kelahiran titan yang disembunyikan di sebuah lab di hutan Tiongkok. Ia berbentuk seperti ulat raksasa. Monster itu diberi nama Mothra.
Ia merasa keberadaannya terancam hingga ia menyerang para penjaga laboratorium. Emma yang masih aktif sebagai anggota Monarch, menciptakan alat yang mampu mengenali frekuensi monster sehingga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka yang dinamainya Ocra.
Ia pun berupaya membuat bayi Mothra tenang dengan mengatur frekuensinya. Tapi kemudian lab diserang. Mothra sengaja dibuat marah dan berhasil. Emma dan putrinya pun kemudian diculik oleh kelompok ekoteroris, yang dipimpin Alan Jonah (Charles Dance) yang berniat melepaskan seluruh monster.
Niat jahat itu pun terlacak. Bukan hanya Monarch Pusat yang mengetahuinya, tapi juga Godzilla. Monster itu kembali hadir karena mengetahui ada ancaman dari monster lainnya. Rupanya monster yang hendak dilepaskan kali ini sangat kuat, monster berkepala tiga yang disebut Zero atau King Ghidorah. Godzilla susah payah mengalahkannya, sementara monster lainnya pun bermunculan.
Kabar Gembira Bagi Penggemar Kaiju
Film "Godzilla II" masuk dalam Monster Universe. Ia film ketiga setelah "Godzilla" (2014), dan "Kong: Skull Island "(2017). Kabar sekuel Godzilla ini menyenangkan bagi para penggemar kaiju.
Godzilla sendiri merupakan monster alias kaiju. Ia antihero, bukan musuh tapi juga bukan hewan yang jinak. Ia hewan yang mengalami mutasi hasil percobaan nuklir. Tubuhnya seperti kadal berukuran raksasa, dengan keloid, mampu berenang dan berjalan dengan dua kaki, serta memiliki kekuatan atomic breath yang mematikan. Sumber kekuatannya adalah radiasi nuklir.
Monster di dunia bukan hanya Godzilla. Di film ini dijelaskan 17 monster dan bisa jadi jumlahnya terus bertambah. Monster-monster ini ada yang bersifat ancaman tapi ada pula yang hanya menjaga keseimbangan alam.
Ketika melihat ada beberapa monster yang kukenal dalam trailer-nya aku bersorak. Wah kayaknya seru nih filmnya. Tapi ternyata monster yang ditampilkan tidak hanya satu dua tapi cukup banyak. Selain Mothra, di antaranya ada Rodan yang berbentuk seperti burung raksasa dan Ghidorah yang seperti naga berkepala tiga.
Spoiler Alert! ( Tapi tidak banyak)
Narasi Kopong, Banyak Karakter Tak Penting
Memang film "Godzilla" ditujukan untuk menghibur, tapi aku tak mengira narasinya begitu buruk. Plot dibuat seolah-olah biar para monster hadir dan saling berkelahi, tanpa ada motif dan latar cerita yang kuat.
Organisasi pemburu monster ini muncul di film pertama dan sempat disinggung-singgung di film Kong yang berlatar tahun 1970-an. Tapi tidak begitu jelas motif dan bagaimana organisasi tersebut lahir dan bisa demikian kuat. Ini berbeda dengan film "Pasific Rim", film yang juga bertemakan monster, di mana organisasi penakluk monster itu dijelaskan latar berdirinya.
Tokoh-tokoh di film ini banyak yang tidak penting. Aku tak tahu apa yang didapatkan Ishiro Serizawa (Ken Watanabe) dan Vivienne Graham (Sally Hawkins), yang menjadi peneliti utama di organisasi Monarch sejauh ini, setelah bertahun-tahun meneliti Godzilla dan para monster lainnya. Mereka seolah-olah tidak punya strategi apabila para monster tersebut bangkit. Mereka bingung kesana kemari dan tidak memiliki teori yang kuat, padahal itu pekerjaan seumur hidup mereka.
Kehadiran Sally Hawkins sebagai Vivienne Graham yang juga tampil dalam film pertama seakan-akan sekedar pelengkap dan penyambung kisah. Padahal ia mendapat nominasi piala Oscar dan ia tak asing dengan film monster seperti dalam "a Shape of Water". Yang agak mending adalah penampilan Kyle Chandler sebagai Mark Russel. Ia menjadi sosok ayah yang rapuh tapi juga pelindung. Perannya tak jauh beda dengan perannya dalam film "Super 8", sama-sama sebagai sosok ayah yang kedatangan makhluk yang mengancam.
Akan lebih baik lagi jika para monster lainnya tak sekedar figuran tapi juga dijelaskan asal usulnya, kekuatannya, dan sebagainya seperti kaiju dalam "Pasific Rim". Oh ya jika melihat jadwal film monster berikutnya, maka film Godzilla ini masih memiliki prospek cerah. Masih ada Godzilla versus Kong. Kemungkinan juga bakal ada Godzilla lawan monster dari angkasa luar dan Godzilla melawan MechaGodzilla.
"Narasi yang buruk dan karakter tokoh yang lemah. Para monster hanya seolah-olah dikumpulkan agar saling bertarung tanpa motif yang jelas selain demi keseimbangan alam. Untunglah adegan pertarungannya cukup epik. Aku tak kuasa membandingkannya dengan Pasific Rim dan Godzilla 2 kalah telak".
Detail Film:
Judul Film: Godzilla II: King of The Monsters
Sutradara: Michael Dougherty
Pemeran: Vera Farmiga, Sally Hawkins, Kyle Chandler, Milie Bobby Brown, Charles Dance, Ken Watanabe, Zhang Ziyi
Genre: Kaiju/Monster, Laga
Skor: 6.6 (narasi: 5 dan pertarungan: 8.2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H