Yang kusuka adalah bagian penutupnya. Dalam novel bagian penutup dibiarkan mengambang. Tapi dalam film, diberikan penutup yang bisa jadi akan menjadi kejutan bagi pembaca novel ini meskipun sebenarnya akhir kisah Keara bisa ditebak jika sudah menyimak "Critical Eleven".Â
Ending-nya manis dan saya setuju dengan Raja Lubis, pengamat film, bagian pembuka dan penutup inilah yang paling menarik dalam film "Antologi Rasa" meski masih ada kesan ending-nya agak dipaksakan biar ada solusi.Â
Namun, memang masih ada monolog yang kepanjangan yang sebenarnya sudah tersampaikan lewat gambar. Monolog yang panjang ini agak membuat lelah mendengarnya.Â
Nah, yang paling unggul dari film "Antologi Rasa" mengoptimalkan ciri khas Rizal dan Soraya Films, yakni gambarnya yang mewah dan indah. Adegan di Bali dan Singapura nampak panoramik. Rizal juga piawai membidik Keara sehingga emosi Keara saat sedih dan kecewa cukup terlihat.Â
Sisi MinusÂ
Ada beberapa hal yang membatasi film ini sehingga tak kuberi skor tujuh hingga delapan. Berikut sisi kekurangan Antologi Rasa. Pemilihan Carissa Perusset sebagai Keara secara fisik menurutku sangat pas. Keara digambarkan sangat cantik dan Carrisa juga begitu jelita.Â
Namun karena aku sudah membaca novelnya, Keara di sini seperti gadis biasa. Gadis muda yang naif dalam cinta. Padahal dalam novel, Keara suka sangat berpengalaman dalam cinta. Ia party girl, gadis hedon yang gemar pesta, mabuk, dan belanja. Ia juga intimidatif. Ia sebenarnya adalah Harris dalam wujud wanita, sehingga keduanya sebenarnya seperti cermin.Â
Sebagai pendatang baru Carissa cukup lumayan dalam berakting ketika sendirian. Ia pandai menangis. Tapi ia tidak nampak penghobi fotografi ataupun pecinta berat John Mayer. Ia hanya berpura-pura suka motret dan suka John Mayer.Â
Refal sebagai Harris di "Critical Eleven" dan sebagai Ruli di "Antologi Rasa" sebenarnya nyaris tak ada bedanya. Kecuali disebutkan oleh Keara bahwa Ruli itu alim dan rajin beribadah.Â
Herjunot Ali sebagai Harris sebenarnya cocok-cocok saja. Namun di beberapa bagian ia nampak sangat berusaha keras untuk tampil tengil dan playboy. Dari segi penampilan malah Herjunot sebenarnya lebih pas sebagai Ruli daripada Harris.Â