Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Rooftop Cinema", Layar Tancap Rasa Milenial

10 Februari 2019   00:01 Diperbarui: 10 Februari 2019   11:55 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana nonton di rooftop (dokpri)

Kapan Kalian terakhir nonton layar tancap? Beberapa tahun terakhir aksi nonton film di tempat terbuka mulai menggeliat, meskipun evennya masih bisa dihitung dengan jari.Tahun ini nonton layar tancap rasa milenial kembali menggema. "Rooftop Cinema", nama evennya, yang digagas oleh Gerimis Bubar (Misbar) Jakarta. Selama bulan Februari setiap Sabtu, Kalian bisa merasakan nuansa menonton film yang berbeda. 

Petang mulai menjelang. Ojek daring telah mengantarkanku di depan gedung JSC Hive Kuningan. Sudah ada spanduk yang menunjukkan even "Rooftop Cinema" dihelat di sana. Setiap pengunjung mendapat sambutan hangat dari beberapa panitia penerima tamu. Setelah mengisi buku tamu, aku pun menuju bagian teratas bangunan. 

Atas atap JSC Hive telah dipermak menjadi tempat tontonan yang nyaman dan colorful. Alasnya berupa rumput sintetis yang bikin mata segar, sedangkan kursi berwarna-warninya terasa empuk. 

Para pengunjung disambut dengan snack dan minuman selamat datang. Mereka asyik bercengkrama dan berfoto-foto sambil menunggu film diputar. 

Warna-warni bikin semarak (dokpri)
Warna-warni bikin semarak (dokpri)
Film Danur dan Layar Pendek 

Tadi malam, film yang diputar adalah film pendek dan film panjang. Untuk film panjangnya adalah "Danur" yang diperankan Prilly Latuconsina. Sedangkan film pendeknya adalah "Dahan yang Rapuh, Bunga yang Tumbuh" yang disutradarai Alessandra Langit. 

Aku hanya menonton film pendek karena sudah beberapa kali menonton "Danur" yang diangkat dari kisah nyata yang dialami Risa Saraswati. Film pendek ini berdurasi 16 menit dan berjenis film dokumenter. Film ini merupakan karya tiga mahasiswa dan mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara. 

"Dahan yang Rapuh, Bunga yang Tumbuh" berkisah tentang transgender di kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Kadang-kadang manusia suka menghakimi, tapi tidak paham alasan seseorang kemudian melakukan pergantian jenis kelamin. Sebagian masyarakat masih suka mencemoh penampilan mereka hingga sekarang. 

Ada beberapa waria yang tampil di film dokumenter pendek ini. Di antara waria tersebut ada Bunda Yetty dan Shinta Ratri. 

Bunda Yetty bercerita awal mula ia menjadi waria. Rupanya sejak SMA ia mulai suka dan berani mengenakan baju perempuan. Ia tak peduli dengan omongan orang-orang karena baginya masalah dosa dan sebagainya itu adalah masalah pribadinya dengan Tuhan. 

Menjadi waria seperti Bunda Yetty dan Shinta tidaklah mudah. Gerak-gerik mereka disoroti dan membuat mereka kadang-kadang tak nyaman. Lapangan pekerjaan bagi waria pun di sebagian daerah juga terbatas, kalau tidak bekerja di salon ya jadi pengamen atau malah jatuh ke lembah prostitusi. 

Menurutku film pendek ini menarik karena berkutat pada topik yang jarang disentuh. Isu waria masih dianggap kontroversial karena ia bukan pria dan juga bukan wanita. 

Pembuat film ini bagiku cukup berani karena di sini juga ada adegan salah satu waria rajin belajar membaca Al-Qur'an dan melakukan ibadah sholat di bagian shaf perempuan. Dari situ terlihat masyarakat di sekelilingnya mulai menerima dan tidak begitu ambil pusing dengan status gendernya. Tapi sikap masyarakat yang menerima tersebut tidak menjamin pada tempat dan orang-orang yang berbeda.

Suasana nonton di rooftop (dokpri)
Suasana nonton di rooftop (dokpri)
Nonton ala rooftop ini memberikan pengalaman tersendiri. Lokasinya yang terbuka membuat penonton dari tempat ini bisa menikmati panorama gedung-gedung kawasan Mega Kuningan yang menjulang. Sayang bulan ini rawan hujan. Apabila hujan tiba maka acara nonton di terbuka ini pun bisa bubar. Untunglah tadi malam langit cerah. 

Konsep "Rooftop Cinema" ini aku suka. Ada nuansa berbeda dari sekedar nonton di tempat konvensional. Acaranya menurutku belum sempurna. Tapi secara keseluruhan acaranya menyenangkan.

Acara ini bakal terus berlangsung selama Februari ini setiap Sabtu petang. Pada tanggal 16 dan 23 mendatang film yang bakal diputar yaitu "Critical Eleven" dan "Kala" dengan biasanya didahului penayangan film pendek. 

Dimulainya agak telat (dokpri)
Dimulainya agak telat (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun