"Yuk nyobain kelapa bakar!" ajak pasangan. Aku yang belum pernah mencicipinya jadi penasaran. "Kelapa bakarnya, itu disajikan dingin atau panas?" Hahaha dia tergelak. Namanya saja kelapa bakar, ya hangat dong.
Es krim goreng saja rupanya disajikan dingin, jadi pertanyaanku tak salah untuk memastikan. Disebut kelapa bakar karena sebuah kelapa muda utuh dibakar di dalam bara arang hingga matang. Eh aku sendiri tidak tahu definisinya matang itu seperti apa, soalnya kelapa muda alias degan sendiri kan sebenarnya sudah bisa disantap sejak wadahnya dibuka.
Harum sangit pun merebak di udara. Kedai degan malam ini agak sepi mungkin karena sudah malam. Hanya ada kami berdua. Kami menunggu pesanan kelapa bakar dengan sabar. Diperkirakan pesanan kami baru matang limabelas menit kemudian.
Dari spanduk di kedai mungil ini tertera khasiat kelapa bakar. Kelapa bakar ini konon bermanfaat untuk menghilangkan pegal linu, masuk angin, gatal dan alergi, mengobati diabetes, kencing batu, batu ginjal, serta sebagai vitalitas. Wah kok bisa banyak khasiatnya ya pikirku?
Penampakan air kelapa muda jadi kekuningan. Aku tak sabar mencobanya. Wah sesendok daging kelapa muda dengan air kelapa muda yang mengandung rempah-rempah memang bikin tenggorokan langsung hangat. Kehangatan ini mengalir ke badan. Lumayan membantu badan yang sedikit meriang gara-gara akhir-akhir ini sering kehujanan.
Satu porsi kelapa bakar utuh rupanya begitu mengenyangkan, apalagi aku habis makan malam. Aku tak bisa menghabiskannya dan membungkusnya untuk kulanjutkan menyeruputnya nanti di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H