Ceritanya sebenarnya sederhana tentang kehidupan sehari-hari. Ernest menyampaikan dilema seorang Ibu untuk mengurus anak secara penuh atau kembali ke dunia kerja. Ia juga menyampaikan hal-hal yang biasanya menjadi dilema bagi seorang kepala rumah tangga untuk mengejar mimpi atau malah menguburnya.Â
Catatan Komedi dan Narasinya
Ernest Prakasa dibantu istrinya, Meira Anastasia untuk menjahit kisahnya. Milly & Mamet memiliki cerita yang lebih rapi dibandingkan film sebelumnya, Susah Sinyal, tapi kekuatan emosinya masih kalah apabila dibandingkan dengan Cek Toko Sebelah. Plusnya, unsur komedinya  di Milly & Mamet jauh lebih baik dan tidak merendahkan perempuan seperti dalam beberapa adegan di Cek Toko Sebelah dan Susah Sinyal.Â
Minusnya, Ernest masih tak bisa lepas dari keterlibatan para komika. Mungkin karena dibesarkan sebagai komika maka Ernest ingin membantu kawan-kawannya dengan mengajaknya tampil di film-film mereka. Namun guyonan mereka mulai 'kurang cerdas', ada yang menyinggung fisik, pola yang berulang, dan mudah ditebak. Alih-alih menghibur, guyonan beberapa komika malah membosankan.Â
Cara Ernest menutup kisah juga kurang memuaskan. Seolah-olah kehabisan waktu dan ada patokan filmnya harus berakhir bahagia seperti layaknya film keluarga. Bom pemicu konflik besarnya jadi seperti tempelan.Â
Penyegar Kisah
Bukan komika, yang malah bikin segar malah mereka yang bukan berlatar komedi. Kehadiran biduan Isyana Sarasvati dan Melly Goeslaw malah membuat saya tergelak-gelak. Isyana di sini menjadi Rika, sekretaris yang unik. Sedangkan Melly sebagai Bunda Itje si selebgram pengulas makanan. Dua biduan dan geng Cinta ini yang membuat film ini makin asyik ditonton.
"Milly & Mamet tidak sewow yang saya prediksikan. Tapi jalinan ceritanya membumi dan chemistry Sissy-Dennis patut dipuji. Kehadiran dua biduan dengan karakter unik membuat tertawa geli"
Detail Film
Judul: Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga)