Rico, bocahku yang ndut dan lucu, bentar lagi makin tua. Makin kiyut. Ah putraku sayang, mama akan undang badut-badut lucu berkostum Sponge Bob, kartun favoritmu.
Itu dia yang bikin si RedHat berubah. Huuuh siapa sih para badut itu. Aku penasaran.
Aku bertanya kepada Prima tentang akun instagram badut. Ia memarahiku karena menyalahgunakan jam kerja untuk hal-hal yang tak penting. Huuuh Prima jadi menyebalkan. Aku lalu memilih mencari lewat akun instagram Prima. Eh akunnya sudah dihapus.
"Prim kok akun instagrammu dihapus?"
"Jangan buang-buang waktu Rara!"
Huuh dasar Prima. Aku tak menyerah begitu saja. Aku mencari instagram milik RedHat dan mencari jejak digitalnya.
Ya, aku menemukannya. Mereka kelompok badut berkostum aneka karakter. Mereka mengisi pesta anak dan acara-acara hiburan. Hemmm gimana aku menyelidikinya ya.
Ini seperti mimpi. Aku jadi detektif amatiran. Aku mematai-matai akun badut itu. Lalu menebak-nebak lokasi mereka tampil dan mencari berita tentang keanehan setelah mereka tampil. Bohong ding aku tak mencarinya lewat berita, aku mencari lewat media sosial. Hal-hal aneh lebih mudah dicari lewat medsos.
Aku tak tahu apakah ada kaitan atau tidak. Ada cerita kumpulan orang tua yang menjadi mudah marah, ada anak-anak yang menjadi sangat mudah diatur seperti zombie, di tempat lain ada kisah  anak-anak muda yang membentuk semacam cult. Mereka menghipnotis, aku yakin itu. Mereka menjadikan penonton mereka eksperimen sosial mereka. Tak hanya diubah menjadi yang baik, tapi juga sesuatu yang jahat.
Puncaknya aku mendapati berita-berita tentang kasus yang menyeramkan. Para pelakuya seolah-olah melakukannya tak sadar. Ini harus dihentikan.
Aku menjadi paranoid.Aku mematai-matai mereka, tapi ketika aku berhasil menemukan lokasi pertunjukan itu, mereka sudah bubar karena proses unggah kegiatan itu di medsos dilakukan sesudahnya.