Musik Keroncong Bukan Asli Indonesia?
Melihat dari instrumen musiknya, memang musik keroncong bukan asli dari Indonesia. Musik ini diperkenalkan oleh Portugis yang pernah menjajah Indonesia. Suara khas keroncong diberikan oleh alat musik petik ukulele yang membuat suaranya berbunyi seperti 'crong'. Â
Musik ini populer di Indonesia mendekati akhir abad ke-19. Ia semakin populer sekitar tahun 1920 dan kemudian musik ini berbaur dengan alat musik etnik menciptakan genre musik yang berbeda dengan musik yang diperkenalkan oleh Portugis.Â
Dalam musik keroncong awalnya digunakan instrumen tradisional seperti kendang, gong, seruling, rebab, tapi kemudian instrumen musiknya berubah dengan lebih banyak instrumen modern.Â
Musik keroncong kemudian menyebar dan tiap daerah memberikan warna, musik keroncong warga Kampung Tugu, Kemayoran, dan Gambir, misalnya, berbeda dengan musik keroncong yang dibawakan oleh musisi dari Semarang dan Makassar.Â
Keroncong ditengarai berasal dari musik Portugis yang disebut fado atau fate. Musik ini umumnya dibawakan dengan gitar akustik dan gitar Portugis. Lagu-lagunya umumnya lagu yang sedih dan dulu dianggap musiknya kaum bawah.Â
Asal-usul genre musik ini belum jelas, ada yang menyebut lahir di kalangan masyarakat nelayan pada abad 17 tapi ada juga yang menyebutnya lahir pada abad pertengahan. Ada juga yang mengaitkan fado dengan pengaruh bangsa Moor, atau bangsa Arab yang ada di Eropa.
Meskipun musik keroncong bukan benar-benar asli musik tradisional, tapi musik ini telah memiliki ciri khas bangsa Indonesia. Ketika kuperdengarkan salah satu fado dan kubandingkan dengan salah satu tembang keroncong, cukup terasa pergeseran dan perbedaannya.
Sambil menunggu waktu pulang, aku pun mendengar lagu Wedang Kacang.
Wedang kacang campur gula mangan jenang jo digarang
Tiwas ngadang ora teko
Aduh mama aduh papa
Entuk layang tagihan utang (Wedang Kacang, Waljinah)