Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Wiro Sableng 212, Tontonan Menghibur Bikin Studio "Full"

31 Agustus 2018   00:02 Diperbarui: 31 Agustus 2018   00:13 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah penyerbuan Mahesa ke desa tempat tinggal Wira membuka cerita Wiro Sableng (dok. Lifelike Pictures/iMDB)

Seorang pendekar suatu ketika akan memilih jalannya sendiri, sisi terang atau sisi gelap. Meskipun berbeda jalan, pendekar terang dan hitam juga bisa terbujuk oleh nama, harta, dan kuasa. Narasi yang dikisahkan oleh Kakek Serba Tahu (Yayu Unru) mengawali kisah petualangan Wiro Sableng, pendekar 212, yang sakti sekaligus sableng.

Cerita berawal dari Wira kecil. Desa Jatiwalu, desa asal usulnya diserang oleh Mahesa Birawa (Yayan Ruhian) dan anak buahnya. Ayah ibunya, Ranaweleng (Marcell Siahaan) dan Suci (Happy Salma) tewas dibunuh Mahesa. Wiro kecil diselamatkan Sinto Gendeng (Ruth Marini) dan kemudian jadi muridnya.

Tujuhbelas tahun kemudian, Sinto mewariskan kapak maut naga geni dan batu hitamnya kepada Wiro. Pemuda kocak itu juga mendapat rajah 212 ke dada dan telapak tangannya. Sinto lalu berpesan kepada Wiro mencari muridnya yang durhaka, Mahesa Birawa.

Sinto rajin melatih muridnya (dok. iMDB)
Sinto rajin melatih muridnya (dok. iMDB)
Dalam perjalanannya, Wiro mendapati Kalingundil (Diak Sidik) dan empat brewok yang hendak menculik pangeran (Yusuf Mahardika) dan Raramurni (Aghniny Harque).

Ia juga berjumpa dengan para pendekar putih,  Anggini (Sherina Munaf) dan gurunya, Dewa Tuak (Andy/Rif), Santiko/Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarizi), dan Bidadari Angin Timur (Marsha Timothy). Apakah Wiro Sableng dan kawan-kawannya dapat melindungi keluarga kerajaan dan mengalahkan Mahesa Birawa?

Wiro Sableng, pendekar hebat yang jenaka (dok. iMDB)
Wiro Sableng, pendekar hebat yang jenaka (dok. iMDB)
Tontonan Menghibur, Sederhana di Alur

Wow satu studio di Cijantung full, bahkan show terakhir juga penuh sesak. Animo masyarakat rupanya sangat tinggi pada film ini.

Ada kejutan sebelum film diputar. Dua pemeran film hadir menyapa penonton. Keduanya mengajak penonton menirukan cara berpose membentuk lambang 212.

Sebenarnya kisah Wiro Sableng 212 ini sederhana dan jamak dijumpai di film-film. Kisah murid yang durhaka, anak yang membalas dendam ke pembunuh orang tuanya, dan misi menyelamatkan keluarga kerajaan mudah dijumpai baik di film lokal maupun film mancanegara. Meski demikian, Wiro Sableng ini menghibur. Ia bukan jenis film yang membuat berpikir dan merenung. Nikmati sajalah aksi dan komedinya, juga adegan laganya yang seru.

Yayan garang sebagai musuh (dok. iMDB)
Yayan garang sebagai musuh (dok. iMDB)
Bagi penggemar buku Wiro Sableng karya Bastian Tito, maupun penonton setia serial Wiro Sableng di televisi tentunya sangat menunggu-nunggu film ini. Apalagi film produksi Lifelike Picture ini dikerjakan bersama-sama 21th Century Fox. Harapan penonton akan kualitas Computer Generated Imagery (CGI)-nya tentu tinggi.

Aku sendiri bukan pembaca setia Wiro Sableng, tapi lumayan sering menonton serialnya yang masa itu diperankan oleh Ken-Ken. Berbeda dengan pasangan yang merupakan penggemar berat dan melahap hampir semua koleksi bukunya. Oleh karenanya ia cukup hafal dengan jurus dan lawan-lawan tangguh Wiro Sableng, dan memberitahuku tentang ringkasan cerita di tiap buku.

Sherina sebagai Anggini (dok. iMDB)
Sherina sebagai Anggini (dok. iMDB)
Dari pasangan aku baru tahu bahwa film perdana Wiro Sableng ini mengambil dari beberapa buku. Di antaranya buku berjudul Empat Berewok dari Goa Sanggreng dan Maut Bernyanyi di Pajajaran.

Untuk jajaran pemain menurutku cukup pas, dengan menggabungkan pemain watak dan pemeran yang jago bela diri. Kualitas akting dari Yayu Unru, Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, dan Happy Salma tentunya tak diragukan lagi.

Fariz juga menarik sebagai pendekar yang tak kalah kocak (dok. iMDB)
Fariz juga menarik sebagai pendekar yang tak kalah kocak (dok. iMDB)
Vino mampu memerankan jagoan yang kocak meski agak ketuaan. Sherina, Fariz, dan Marsha tampil tak mengecewakan. Cecep dan Yayan tak diragukan lagi aksi laganya. Adi Sasono sebagai raja juga mulai mampu meninggalkan karakter mas Adi nya yang kuat. Aksi Aghniny sebagai Raramurni pun tak kalah menarik meski dialognya masih kaku.

Yang menurutku patut diacungi jempol adalah duo guru, Sinto Gendeng dan Dewa Tuak yang masing-masing diperankan apik oleh Ruth Marini dan Andy/Rif. Oh ya ada penampilan Ken Ken yang juga mencuri perhatian.

Andy/Rif mencuri perhatian sebagai Dewa Tuak (dok. Lifelike Pictures)
Andy/Rif mencuri perhatian sebagai Dewa Tuak (dok. Lifelike Pictures)
Dari segi cerita sih standar. CGInya beberapa masih agak kasar dan agak berlebihan. Dari dinamika cerita, entah kenapa aku merasa agak anti klimaks. Bagian akhir malah terasa agak datar dan mudah ditebak.

Lawan Wiro Kebanyakan Sehingga Porsinya Kurang Banyak

Dari segi lawan, anggota kelompok Mahesa ini memiliki penampilan dan kemampuan yang beragam. Sayangnya jumlahnya agak kebanyakan sehingga porsi untuk pengembangan karakter dan adegan untuk menunjukkan kemampuan masing-masing lawan jadi kurang.

Ada sekian banyak lawan yang harus dihadapi oleh Wiro dan kawan-kawan. Ada empat berewok, Kalingundil, Kalasrenggi (Teuku Rifnu Wikana), Kala Hijau (Gita Arifin), Bajak Lauk Bagaspati (Cecep Arif Rahman), Iblis Pencabut Sukma (Trisna Irawan), dan Pemetik Bunga (Hanata Rue). Tiap-tiap lawan punya kemampuan unik dari hipnotis, jarum maut, cambuk berapi, hingga ilmu hitam. Sayang porsi mereka harus dibagi-bagi sehingga aksi dan jurus sebagian dari mereka kurang berkesan.

Pendekar pemetio bunga sayang aksinya tak banyak (dok. Lifelike Pictures)
Pendekar pemetio bunga sayang aksinya tak banyak (dok. Lifelike Pictures)
Jangan tinggalkan kursi sampai mid-credit karena ada petunjuk film Wiro Sableng berikutnya.

"Sebuah tontonan yang seru dan menghibur. Tidak sempurna dan masih ada kekurangan, tapi jadi start yang cadas bagi kisah Wiro Sableng dan kawan-kawannya"

Detail Film:

Judul : Wiro Sableng 212

Sutradara : Angga Dwimas Sasongko

Pemeran :Vino G Bastian, Yayan Ruhian, Marsha Timothy, Sherina Munaf, Andy/Rif, Teuku Rifnu Wikana, Ence Bagus, Lukman Sardi, Ruth Marini, Yayu Unru, Marcella Zallianty, Fariz Alfarazy, Dwi Sasono, Cecep Arif Rahman, Aghniny Haque, Gita Arifin, Trisna Irawan, Yusuf Mahardika, Dian Sidik, Hanata Rue, Asta Nurcahya

Genre : Petualangan, Laga, Komedi

Produksi :Lifelike Pictures, 20th Century Fox

Skor : 8/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun