Film-film tersebut di antaranya Uang Panai, Silariang (Cinta yang Tak Direstui), Suhu Beku, Molulo, Gunung Bawakaraeng, Halo Makassar, Cinta Sama dengan Cindolo na Tape, Bombe, dan Pengejar Mimpi.
Berikut gambaran film-filmnya:
Uang Panai
Film komedi ini menggambarkan susahnya seorang pemuda melamar gadis yang dicintai jika uang panai belum terkumpul.
Dialog dalam film ini menggunakan bahasa khas Makassar yang lugas. Para pemainnya berasal dari kota setempat yang mampu berakting secara natural. Nilai kelokalan pun banyak diangkat.
Meskipun bahasa dan budayanya menggunakan bahasa setempat, tapi karena tema percintaan adalah sesuatu yang umum maka film ini pun mudah diterima, bahkan nilai kelokalan ini menjadi keunggulan film ini. Unsur komedinya juga pas.
Suhu Beku
Kancah musik di Makassar juga menjadi sorotan dalam film berjudul Suhu Beku. Film ini berkisah tentang empat siswa MA yang membentuk band bernama Suhu Beku. Dalam perjalanannya ada banyak tantangan. Film ini diproduksi Vonis Records, Meditatif Films dan 786 Production
![Para pemain Suhu Beku berasal dari Sulawesi Selatan (sumber: Tribunnews.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/01/suhu-5b383ffecaf7db244c2944d3.jpg?t=o&v=555)
Tema percintaan masih menjadi favorit karena bersifat universal. Mengangkat budaya Bugis, Silariang bercerita tentang percintaan sepasang kekasih yang tak direstui. Film ini disutradarai oleh Wisnu Adi dan Kunun Nugroho.
Gunung Bawakaraeng