Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Asyiknya Pulang Cepat Selama Ramadan

12 Juni 2018   10:23 Diperbarui: 12 Juni 2018   10:27 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersiap mudik salah satu aktivitas Ramadan yang ngangenin (dokpri)

Aku termasuk tipe yang suka teng go saat bekerja. Jika bisa pulang tepat waktu, kenapa harus lembur? Syukur-syukur bisa pulang lebih cepat agar aku bisa melakukan aktivitas yang lain. Nah, selain suasananya yang khas dan memberikan kesan tiap tahunnya, yang kurindukan dari bulan Ramadan adalah jam kerjanya. Jam kerjanya berkurang satu jam dari bulan-bulan biasanya.

Waktu itu bagiku sangat penting. Kadang-kadang aku merasa kekurangan waktu dalam sehari. Aktivitasku dalam sehari itu menurutku cukup padat, dari melakukan pekerjaan rutin seperti membersihkan rumah, merawat kedua kucingku si Nero dan si Mungil, bekerja, memasak, dan kemudian membuat tulisan blog. Belum jika kemudian ikut acara blogger hehehe.

Jam kerjaku sebenarnya sama dengan jam kantor pada umumnya, yakni pukul 09.00-17.00 WIB. Jam kerjaku bertambah jika proyek di bidang teknologi informasi sedang padat dan akan memasuki tenggat waktu. Wah kalau sudah begitu bisa pulang rata-rata di atas jam 19.00- 21.00 WIB. Sampai di rumah pun kadang-kadang sudah lelah. Jika pasangan memintaku memasak, aku pun melakukannya yang sifatnya praktis dan mudah. Menulis blog pun kulakukan jelang tidur dan tulisannya pun berkesan seadanya.

Ketika proyek belum dimulai maka aku pun bisa lebih santai. Sekitar lima menit sebelum jam pulang aku pun mematikan laptop dan memasukkan barang-barangku ke dalam tas. Selanjutnya aku bisa langsung pulang untuk memasak makan malam, atau ikut nobar jika waktu dan tempatnya memungkinkan.

Asyiknya saat bulan Ramadan maka waktu pulang kerja bisa lebih awal. Jika datang pukul delapan pagi maka bisa pulang pukul tiga sore. Sedangkan jika masuknya pukul sembilan pagi maka bisa keluar kantor pukul empat sore. Sampai di rumah bisa pukul empat atau lima sore jika kondisi lalu lintas lancar. Selanjutnya, aku bisa menyiapkan hidangan berbuka dan kemudian masih segar untuk ikut tarawih berjamaah. Kemudian, sebelum pukul sepuluh, aku bisa menulis ini dan itu. Baru kemudian lanjut tidur hingga waktu sahur. Waktu dan hidup jadi terasa lebih teratur.

Kupikir jam tiga sore sudah merupakan waktu yang lumayan membantu pada saat berpuasa. Eh ternyata PNS DKI malah pulangnya pukul 14.00 WIB. Waktu ada sebuah acara dengan mereka, aku iri melihat para pegawai sudah antri ke mesin absen pada pukul 14.00 WIB. Wow asyik banget ya bagi mereka yang pulangnya ke daerah nun jauh di luar Jakarta. Jam segitu bisa puas menyiapkan makanan berbuka dan bisa ada waktu lumayan banyak bersama keluarga. Dengan waktu bekerja yang didiskon maka kesempatan untuk beribadah lebih banyak pada saat Ramadan juga lebih besar.

Tentunya bukan hanya jam kerja yang lebih singkat bikin aku suka dan merasa sedih bulan Ramadan sebentar lagi akan menghilang. Suasana dan segala aktivitas selama bulan Ramadan baik yang sifatnya ibadah maupun kebiasaan sama-sama menyenangkan. 

Aktivitas Ramadan itu jadi begitu menyenangkan dan tidak memberatkan jika dilakukan dengan ikhlas dan hati senang. Dari sejak makan sahur, buka bersama keluarga atau bersama teman-teman, sholat  tarawih, peringatan Nuzulul Quran dan sholat Lailatul Qadar semuanya berkesan tiap tahunnya. Sayangnya tidak semua aktivitas tersebut kulakukan pada tahun ini.

Bersiap mudik salah satu aktivitas Ramadan yang ngangenin (dokpri)
Bersiap mudik salah satu aktivitas Ramadan yang ngangenin (dokpri)
Aktivitas berupa kebiasaan dan tradisi yang tak kalah menyenangkan adalah aktivitas memasak untuk menyiapkan hidangan takjil, membuat kue kering, bersiap-siap melakukan perjalanan mudik dan lain-lain. Itu tradisi dan kebiasaan yang bikin kangen.

Semoga tahun mendatang aku masih bisa berjumpa dengan bulan Ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun