Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Pun Kucing Spesial, Mungil

10 Mei 2018   18:44 Diperbarui: 10 Mei 2018   18:53 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Mungil adalah keponakan si Nero. Sepatutnya mereka rukun karena sama-sama disayang (dokpri)

Si Mungil, kucing berwarna hitam putih dan berekor pendek, itu masuk rumah dengan bergegas. Ia kemudian bersembunyi di dekat lemari dengan bulu yang masih berdiri. Ia bersyukur majikannya, kucing besar, mendengar ia mengeong ketakutan. Ia membuka pintu rumah seraya menyiram segayung air, menakut-nakuti si Momo Hitam.

Tubuh si Mungil masih gemetar. Ia nampaknya kaget. Sedang asyik jalan-jalan menikmati hawa malam yang segar. Ia ingin bernyanyi mumpung bulan purnama. Eh kemudian Momo Hitam menyergapnya. Ini bukan kejadian pertama, namun tetap menakutkan, pikir Mungil. Ia ingin jadi kucing yang kuat dan pemberani seperti Nero. Tapi bagaimana caranya?

Kucing besar itu sepertinya mau tidur lagi. Ia pasti kesal bangun dini hari demi menyelamatkanku. Hu uh coba kalau aku lebih kuat dan lebih pemberani, keluh si Mungil.

Si Mungil mengeong lembut. Ia masih degdegan dan belum bisa tenang. Kucing besar itu berbalik badan, memandangnya. Ia kemudian mendekatinya. Si kucing besar itu mengelus-elusnya, membuatnya tenang dan merasa disayang. Si Mungil tak lama pun mendengkur.

---

Usiaku sudah satu tahun lewat. Kumisku sudah panjang. Sayangnya ekorku tetap pendek. Ini yang membuatku nampak lucu, Mungil mematut-matut dirinya depan kaca lemari. Ia lalu menatap iri Nero yang sedang asyik bermanja-manja dengan kucing besar.

Aku ingin kucing besar itu lebih sayang padaku (dokpri)
Aku ingin kucing besar itu lebih sayang padaku (dokpri)
Nero selalu yang pertama. Nero yang mesti dapat jatah makan lebih banyak. Ini gara-gara Nero lebih ganteng, lebih gagah dan ekornya panjang. Mungil cemberut dan mengoceh sendiri. Kucing perempuan jalanan bernama Uprit juga mengacuhkannya. Ini membuat si Mungil makin sedih. Kalau aku menantang Nero dan menang, mungkin kucing besar akan lebih sayang kepadaku. Aku akan jadi kucing utama.

Si Nero setelah asyik tiduran dan dielus-elus mendapat jatah ikan rebus yang nampak sedap. Si Mungil juga mendapatkan ikan tersebut. Ia merasa tidak puas dan ingin melaksanakan niatannya.

Ia pun menggeram ke Nero dan mengancamnya dengan kaki depannya. Si Nero malah cuek dan asyik makan. Si Mungil pun panas dan memukul wajah Nero dengan kaki depannya. Si Nero pun tersinggung. Ia pun kemudian mengejar si Mungil. Perkelahian tak terelakkan. Bulu yang dibanggakan si Mungil pun rontok. Mungil ketakutan dan mengompol.

Kucing besar pun bertindak. Ia lalu mengangkat si Mungil dan menaruhnya di kamar. Sedangkan si Nero ditentramkannya. Mungil terisak-isak. Ia kesakitan dan juga merasa malu.

Tak lama kucing besar itu datang. Ia membersihkan tubuh si Mungil. Lalu merawat luka-lukanya. Mungil mau menangis. Ia pun mengaduh ke kucing besar apa yang dirasakannya.

Si kucing besar paham akan perasaan si Mungil. Ia berkata, "Kamu juga kucing spesial, Mungil!"

Si Mungil menjilati si Nero dengan kasih sayang (dokpri)
Si Mungil menjilati si Nero dengan kasih sayang (dokpri)
Mungil tak percaya mendengar pujian tersebut. Kucing besar berkata ia kucing yang manis, polos dan penyayang. Ia selalu kalah berkelahi namun kucing besar tahu ia sebenarnya cinta damai. Ia kucing spesial karena rasa sayangnya  begitu besar.

Kucing besar lalu menunjukkan foto itu. Foto ketika dirinya menjilati tubuh si Nero dengan penuh kasih sayang. Ia juga menunjukkan bagaimana dirinya menghibur kucing-kucing liar kecil yang dibuang induknya.

"Kamu pun spesial Mungil. Rasa kasihmu besar". Si Mungil pun tersenyum dan kembali ceria.

Si Mungil adalah keponakan si Nero. Sepatutnya mereka rukun karena sama-sama disayang (dokpri)
Si Mungil adalah keponakan si Nero. Sepatutnya mereka rukun karena sama-sama disayang (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun