Aku terbiasa berkawan dengan malam. Saat sekelilingku mulai hening, tetanggaku mulai masuk ke peraduan, aku masih terjaga. Kucoba-coba untuk memejamkan mata. Kubayangkan kucing-kucing melompat satu-persatu, rupanya tak berhasil membuatku mengantuk.
Aku malah kemudian tertarik membuka sebuah situs yang suka memajang foto-foto kucing lucu. Selama sejam aku malah asyik membukai satu-persatu foto dengan ulah konyol hewan-hewan berkumis dan berekor tersebut.
Ah aku tahu momen itu, rasanya sebentar lagi aku akan memasuki alam mimpi. Aku coba membuat diriku nyaman. Aku siap tersedot ke lubang itu, memasuki dimensi mimpi.Â
Namun, perjalananku menuju alam mimpi terhenti. Aku malah kembali ke dunia nyaman. Si Nero mengetuk pintu kamarku. Ia ingin bermain ke luar rumah. Aku melihat jam, pukul 02.00 pagi. Besok aku ada rapat pagi, sebaiknya aku segera terlelap. Dengan tertatih aku membuka pintu rumah, Nero melesat pergi sambil mengeong-ngeong. Huuh dasar Nero, mengganggu tidurku.
Proses kembali tidur itu sulit. Aku sudah mencobanya berhari-hari. Aku tidak tahu bagaimana formula atau apa yang harus dilakukan orang agar tertidur lelap. Akhir-akhir ini aku baru bisa terlelap ketika matahari sudah terbit. Alhasil aku hanya tidur sekian jam sebelum kemudian berangkat ke kantor. Aku tersiksa dengan insomnia ini. Aku ingin tidur lelap dengan mudah.
Mataku tak kunjung berkompromi. Aku kemudian malah asyik mengetik. Membuat sebuah cerita tentang kucingku. Nero sudah jadi kawanku hampir empat tahun ini. Ia nakal dan konyol. Ulahnya memberikanku banyak inspirasi membuat cerita. Â Sebuah cerita telah jadi. Aku kemudian sibuk mengunggah cerita itu di laman Kompasiana. Ah kok malah tersendat.
Padahal aku ngantuk parah dan ingin terlelap. Tapi hingga jam 03.00 aku masih disibukkan dengan mengunggah cerita dan foto yang entah kenapa malah tak kunjung berhasil. Lalu aku menyerah mengunggahnya tanpa foto.Â
Tubuhku semakin lemah, aku ingin segera tidur. Ayolah buatlah aku tidur dan masuk alam mimpi agar badanku nanti segar saat bekerja. Aku mengucap kata-kata bak mantra. Tapi aku malah bosan dan kemudian mataku kembali menyala.Â
Adzan Subuh kemudian terdengar, mengajak untuk beribadah pagi. Air yang sejuk membuatku terjaga. Tanpa kusadari kemudian aku hanyut ke alam mimpi. Ah aku memang susah tidur tapi sepertinya bukan insomnia akut. Aku bersyukur masih bisa tidur. Tidur itu memang nikmat.
Aku pulas. Saat bangun aku tercekat. Jam menunjukkan pukul 09.00. Waktunya rapat pagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H