Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Terbang Minim Was-was dengan Lebih Paham Prosedur Keselamatan Penerbangan

12 April 2018   17:14 Diperbarui: 12 April 2018   20:58 2522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilot yang umumnya paling awal mengetahui hal-hal yang menyebabkan pesawat harus segera melakukan pendaratan darurat. Setelah itu pilot memberitahukan ke awak kabin untuk segera mempersiapkan penumpang agar bersiap menghadapi kondisi tersebut.

Wah kalau saya berada dalam posisi tersebut, bisa jadi saya panik. Namun, dalam kondisi pendaratan darurat awak kabin berupaya menenangkan penumpang agar tidak panik dan tetap tenang. Penumpang juga diwajibkan untuk tidak meninggalkan kursi dan mengenakan sabuk pengaman. Jika kondisinya sudah darurat dan siap mendarat maka posisi kepala penumpang juga menunduk untuk bersiap menghadapi benturan.

Pada saat pesawat telah benar-benar berhenti di air maupun di daratan maka awak kabin harus segera siaga dan penumpang di sebelah pintu dan jendela darurat harus segera membuka pintu darurat. Penumpang dipersiapkan untuk bisa cepat dievakuasi dan tidak memikirkan barang bawaannya.

Apabila pendaratan darurat dilakukan di air maka penumpang harus mengenakan pelampung. Mereka akan terjun ke dalam air dengan posisi ke belakang agar bagian punggung berada di dalam air. Setelah itu penumpang akan masuk ke dalam sekoci. Selanjutnya awak kabin akan menghitung dan memastikan agar seluruh penumpang sudah terevakuasi.

Awak Pesawat Menjadi Garda Terdepan Pendaratan Darurat

Pada saat pendaratan darurat maka awak kabin menjadi garda terdepan dalam proses evakuasi dan penerapan  prosedur keselamatan. Awak kabin di sini terdiri atas pilot dan copilot juga para pramugari dan pramugara. Peran pilot di sini juga sangat penting karena pilotlah yang umumnya mengetahui kondisi pesawat paling awal dan melakukan proses pendaratan. Keahlian pilot sangat teruji pada saat kasus-kasus khusus seperti ini. Sedangkan pramugara dan pramugari juga penting dalam menentramkan dan mengarahkan penumpang agar evakuasi berjalan lancar.

Dirjen Perhubungan udara Agus Santoso menjelaskan tentang flight simulator yang ada di GITC (dokpri)
Dirjen Perhubungan udara Agus Santoso menjelaskan tentang flight simulator yang ada di GITC (dokpri)
Nah, saya beruntung beberapa waktu lalu menjadi satu di antara peserta Blogtrip Aviasi menuju pusat pelatihan kru pesawat di Garuda Indonesia Training Centre (GITC) di kawasan Duri Kosambi. 

Pada acara tersebut para manajemen Garuda menyambut, yaitu Direktur Operasi PT Garuda Persero Tbk Kapten Priyanto Moeharsono, Direktur Produksi PT Garuda Persero Tbk Puji Nur Handayani, Kepala Garuda Indonesia Training Centre Kapten Martinus Kayadu, Senior Manager Operasi Garuda Indonesia Kapten Setijabudi, dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Dr. Ir. Agus Santoso, M.Sc. Mereka senang dengan adanya kegiatan ini karena para kompasianer dapat menyebarkan informasi ke masyarakat tentang keselamatan penerbangan juga dapat memajukan dunia penerbangan Indonesia.

GITC ini merupakan pusat pelatihan awak pesawat yang paling tua dan paling lengkap di Indonesia. Pelatihan ini sangat esensial bagi keselamatan dunia penerbangan, pelayanan dan keselamatan penerbangan dimulai dari sini. Keselamatan itu prioritas, tidak ada ruang untuk kesalahan.

Pak Agus Santoso, Dirjen Perhubungan, mencoba flight simulator (dokpri)
Pak Agus Santoso, Dirjen Perhubungan, mencoba flight simulator (dokpri)
Pada acara ini kompasianer diajak untuk melihat ruang simulasi penerbangan (flight simulator) Boeing 737-800. Di sini pilot akan melakukan simulasi penerbangan secara berkala, yaitu setahun dua kali. Simulasi ini menggunakan kondisi yang dibuat semirip mungkin dengan kondisi nyata di lapangan alias 98 persen. Selain mirip dengan kondisi riil, trainingnya juga lebih aman. Dalam melakukan simulasi tersebut pilot akan dinilai baik dari keahlian yang bersifat teknik dan mental. Ada passing grade agar dinyatakan lulus dan mendapatkan lisensi.

Setelah merasakan pengalaman berada di dalam flight simulator, kami pun diajak untuk melihat simulasi evakuasi di darat dan di air. Kami melihat sendiri bagaimana cepatnya proses evakuasi di darat dan air tersebut. Proses evakuasi diupayakan hanya berlangsung 90 detik. Prosesnya cukup membuat saya yang hanya menonton ikut merasakan ketegangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun