Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jangan Cemberut Saat Delay Gara-gara Cuaca Buruk

29 Maret 2018   23:13 Diperbarui: 29 Maret 2018   23:25 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang perlu maklum jika delay dikarenakan cuaca buruk atau ekstrem (www.instagram.com/djpu151)

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso, ada beberapa ancaman cuaca yang dapat memengaruhi penerbangan. Yang pertama adalah petir dan/atau awan tebal. Satu atau kombinasi dua faktor tersebut dapat menyebabkan perbedaan tekanan udara. Yang terjadi kemudian adalah adanya angin kencang hanya di lokasi tertentu, yang bergerak cepat dari atas ke bawah, atau sebaliknya, dari samping atau bahkan putaran angin. 

Penumpang perlu maklum jika delay dikarenakan cuaca buruk atau ekstrem (www.instagram.com/djpu151)
Penumpang perlu maklum jika delay dikarenakan cuaca buruk atau ekstrem (www.instagram.com/djpu151)
Berikutnya adalah hujan deras, asap, atau kabut. Cuaca tersebut akan mengurangi jarak pandang yang tentunya menganggu keamanan dan keselamatan penumpang. Nah, jika jarak pandang kurang dari 800-1000 meter maka pesawat harus menunggu cuaca bersahabat. Ada tiga pilihan, kembali ke bandara keberangkatan (go around), berputar hingga jarak pandang membaik (holding), atau menuju bandara terdekat seperti yang saya alami (divert).

Faktor cuaca lainnya yang masuk cuaca ekstrem adalah angin topan. Biasanya angin topan juga disertai hujan deras, bahkan kadang dengan petir. Nah jika faktor cuacanya adalah aktivitas vulkanik seperti semburan debu vulkanik maka bandara harus ditutup. Hal ini dikarenakan debu sangat berbahaya bagi mesin pesawat terbang. Ia dapat masuk ke tabung pengukur kecepatan sehingga bisa tejadi kekeliruan pembacaan, debu vulkanik juga dapat menggores kaca kokpit, dan yang tersedot dalam mesin dapat merusak bilah turbin. Ooh makanya beberapa kali bandara Malang ditutup karena memang sangat berbahaya.

Yuk bersikap bijaksana menghadapi cuaca demi keselamatan bersama, ajak Dirjen Perhubungan Udara sekaligus memeringati hari meteorologi internasional yang jatuh 25 Maret (www.instagram.com/djpu151)
Yuk bersikap bijaksana menghadapi cuaca demi keselamatan bersama, ajak Dirjen Perhubungan Udara sekaligus memeringati hari meteorologi internasional yang jatuh 25 Maret (www.instagram.com/djpu151)
Bukankah faktor cuaca masuk rencana penerbangan dan telah dibahas bersama pilot dan Flight Operation Officer? Memang benar, akan tetapi cuaca adalah faktor yang penuh ketidakpastian sehingga di lapangan situasinya bisa tak terduga sehingga pilot harus segera mengambil keputusan.

Oh ya tentang prosedur cuaca buruk atau cuaca ekstrem ini telah diatur oleh Dirjen Perhubungan Udara dalam Surat Edaran Keselamatan 16 Tahun 2017 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Kondisi Cuaca Ekstrem. Prosedur ini melibatkan stakeholder di antaranya maskapai penerbangan, pengelola bandar udara, dan AirNav Indonesia. 

Ya apa boleh buat jika ada cuaca buruk, mending bersabar dan waktunya bisa buat menulis di blog hehehe. Memang sih waktu itu berharga tapi keselamatan lebih utama. 

Keselamatan paling utama (sumber: www.instagram.com/djpu151)
Keselamatan paling utama (sumber: www.instagram.com/djpu151)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun