Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memasak Bersama Biarpun Gagal, Ampuh Hangatkan Keluarga

13 Maret 2018   08:53 Diperbarui: 13 Maret 2018   09:07 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempe goreng racikan pasangan tak kalah enaknya (dokpri)

"Lho, sudah pulang? Yuk bantu Mama masak, Mama mau masak udang". Aku mengangguk, hari itu ada rapat guru sehingga kami pulang lebih awal. Setelah mengganti seragam dengan baju sehari-hari, aku pun sibuk membantu Ibu mengupas kulit udang. Ibu menyambut gembira udang kupas itu, lalu memintaku membantu memetik sayur.

Selain pelajaran eksata, aku suka pelajaran memasak. Memang aku tidak pandai memasak, tapi aku menyukai melihat bahan mentah, sayuran, adonan tepung dan sebagainya berubah bentuk menjadi sesuatu yang lezat. Melihat Ibu menaburkan bumbu ke dalam panci memasak bak melihat Ibu peri memberikan ramuan sihir. Voila, berubahlah makanan dalam panci itu menjadi santapan yang lezat.

Sejak kecil sepulang sekolah aku suka membantu Ibu memasak. Ibu mengajariku membuat adonan dadar jagung alias bakwan, ia juga memberitahuku cara mengupas telur rebus, merajang sayuran dengan tipis dan rapi, serta membuat bola-bola daging tanpa blender. Sering kali ia juga membiarkanku membantunya menggoreng tempe, pisang, atau membuat puding. Untuk yang terakhir ini biasanya kakak laki-lakiku suka nimbrung. Ia suka menuangkan adonan agar-agar yang panas ke cetakan. Biasanya ia suka tak sabar menyantapnya. Saat agar-agar masih seperti kain atau baru memasuki proses pembekuan, ia segera mengambil sendok dan menghabiskan bagiannya.

Memasak memang hal yang menyenangkan. Pada momen-momen spesial biasanya kami menghabiskan waktu dengan memasak. Kegiatan yang murah dan mendekatkan kami. Pada hari-hari biasa kami memasak hal yang mudah dan sederhana, sedangkan pada momen khusus kami memasak sesuatu yang beda, bikin kue atau masakan yang spesial. Momen khusus itu biasanya saat peringatan tanggal lahir, saat puasa Ramadhan dan jelang hari raya, saat liburan sekolah, dan saat hari kasih sayang.

Telur telur berubahlah jadi cake, kue kering atau masakan lainnya yang lezat (dokpri)
Telur telur berubahlah jadi cake, kue kering atau masakan lainnya yang lezat (dokpri)
Masing-masing dari kami punya menu favorit memasak. Kakak pertamaku suka sekali membuat bola-bola cokelat. Membuatnya mudah dan penampilannya cantik untuk disantap saat Valentine. Bahannya biskuit yang dihaluskan, susu kental manis, lelehan cokelat yang diaduk rata dan kemudian dipulung. Kami membantunya menggulingkannya di atas misis cokelat, lalu menaruhnya dalam kulkas agar cepat membeku dan bisa menyantapnya. Selama membuat bola-bola cokelat itu, kami banyak becanda dan tertawa.

Jika kakak pertama suka akan bola-bola cokelat, kakak laki-lakiku suka sekali memasak capcai. Ia lincah sekali mengiris aneka sayuran lalu menumis bumbu kemudian mengaduk-aduk bunga kol, wortel dan bakso. Aku biasanya hanya membantunya mencincang bawang putih dan menyiapkan adonan maizena.

Cake karamel dan rujak petis adalah menu favorit Mama. Jika ada arisan ia suka membuat cake karamel dan pada hari libur ia menyiapkan rujak petis. Kami dengan suka cita membantu ibu menyiapkannya. Sepupuku membantu memecahkan telur. Aku mengaduk telur dan gula dengan mixer, sedangkan kedua kakakku masing-masing menyiapkan adonan karamel dan memanaskan oven. Proses mengaduk semua bahan dan kemudian menuangkannya ke dalam loyang adalah bagian Mama. Ketika cake yang dipanggang mulai harum semerbak kami pun merasa lapar mendadak.

Ayah sendiri juga tak mau kalah, ia terkadang mengejutkan kami dengan memasak. Ia memintaku dan kakak mengambil bumbu, cabe dan tomat. Kami kemudian memerhatikan ayah mengulek bumbu, cabe dan tomat itu menjadi sambal, menumisnya lalu mencampurkannya dengan tahu goreng yang ia uleg kasar. Hasilnya, tahu goreng cincang pedas yang sedap.

Tidak selalu acara memasak bersama kami sukses. Saat membuat roti kukus kali pertama, hasilnya bantat. Roti bakpaoku pernah adonan isiannya meluber keluar karena kebanyakan isi. Kue kering untuk hari raya juga pernah gosong. Kami kecewa tapi juga tertawa. Memasak bersama jadi salah satu sumber kehangatan keluarga kami.

Adanya rujek cireng, ya sudahlah,kami goreng dan santap bersama (dokpri)
Adanya rujek cireng, ya sudahlah,kami goreng dan santap bersama (dokpri)
Kegiatan Memasak Penghangat Keluarga

Setelah kami dewasa, kami masih suka memasak bersama jika berkumpul di kampung halaman. Biasanya jelang lebaran kami bersama-sama menyiapkan lontong dan ketupat, membuat puding dan es podeng, juga memasak telur petis, sayur labu, dan opor ayam.

Di keluarga mungil kami, aku dan pasangan juga suka memasak berdua baik pada saat akhir pekan maupun momen khusus. Ya, kami biasanya merayakan hari valentine dengan cara sederhana. Kadang hanya membeli cokelat dan membaginya berdua, nonton film horor, atau masak bareng. Memasaknya pun dengan bahan yang ada di kulkas, jarang kami persiapkan khusus.

Menyantap steak yang murmer jika ada duit lebih sebagai perayaan (dokpri)
Menyantap steak yang murmer jika ada duit lebih sebagai perayaan (dokpri)
Kami sering masak berdua. Bikin rendang, rawon, sayur lodeh, atau sekedar bikin sambal dengan lauk ayam dan tempe goreng. Pada kesempatan tertentu kami juga membuat cake dan roti kering. Ya, tak selamanya sukses, kadang gosong, kadang bentuknya tak karuan. Kami tertawa-tawa jika masakan kami gagal, lalu membeli makanan jadi.

Pasangan berinisiatif goreng tempe (dokpri)
Pasangan berinisiatif goreng tempe (dokpri)
Pasangan suka memasak tempe dan tahu goreng. Ia sudah hafal bumbunya, jadinya tak perlu kumintai, ia suka memasaknya sendiri. Sedangkan untuk ayam goreng san bikin sayuran adalah tugasku. Aku mengungkep ayam dengan bumbu dulu agar bumbunya merasuk. Setelah urusan ungkep selesai maka pasangan pun siap menggorengnya.

Makan kurang nikmat tanpa sambal. Maka aku pun mencuci cabai,tomat, dan bawang. Setelahnya pasangan yang kebagian menguleknya. Baru deh aku setelahnya menggorengnya biar tidak lekas basi. Kami pun kemudian menikmati hari dengan menyantap hasil masakan kami berdua. Ya, kadang keasinan,kadang agak hambar hahaha.

Tempe goreng racikan pasangan tak kalah enaknya (dokpri)
Tempe goreng racikan pasangan tak kalah enaknya (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun