Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kerja Pertamaku Jadi Guru Les Kimia

29 November 2017   22:37 Diperbarui: 29 November 2017   23:23 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadi guru les ternyata menyenangkan (sumber: pexels)

Hari kedua masih berat, tapi aku mulai menikmati pekerjaanku. Bayangan menerima duit dengan jumlah lumayan terbayang di mata, menyemangatiku.

Hari berikutnya ia mulai paham dan aku mulai mengajarkan yang lebih susah. Ah senangnya ia ternyata sudah mampu mengikuti jalan pikiranku.

Aku merasa bungah. Eh Ibu di rumah sudah menghujaniku dengan pertanyaan. Kapan belajar UMPTN-nya? Duh apa Ibu tidak mengajar itu salah satu bentuk belajar. Tapi kalau kimia saja memang belum komplet sih, coba kalau aku juga memberikan les matematika, fisika, sejarah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris karena aku mengambil IPC.

Aku jadi anak yang sibuk lagi, pagi ngelesi dan sore hingga malam belajar buat persiapan UMPTN. Ibu kemudian memintaku ikut bimbel karena merasa was-was. Padahal kalau disuruh milih, aku lebih memilih tidur siang daripada banyak-banyak belajar.

Dua minggu tak terasa. Akhirnya tugasku sebagai guru les kimia pun berakhir. Muridku lulus dan mampir ke rumah berterima kasih. Aku pun ikut merasa senang. Hore honorku bakal turun. Nilainya lumayan. Ibu mengakhiri momen kegembiraanku dengan memintaku fokus belajar. Oke...oke.

Seusai UMPTN, sembari menunggu pengumuman aku lagi-lagi jadi pengangguran. Lama-lama bosan juga di rumah, kawanku pun mengajak untuk magang. Aku pun kemudian magang di sebuah media lokal, Malang Pos. Tidak diberi honor tapi tak mengapalah.

Hampir sebulan aku bekerja dari pagi pukul 09.00 hingga pukul 15.00. Oleh karena masih pagi aku jarang bertemu dengan wartawan. Paling-paling ditemani petugas administrasi.

Pekerjaanku awal-awal sebenarnya ringan. Biasanya mengetik berita yang muncul dari mesin fax. Kemudian menjawab telepon tentang keluhan atau permintaan berlangganan. Baru kemudian aku mulai dimintai bantuan menyebar survei untuk bahan berita. Puncaknya aku kemudian diminta untuk wawancara dan menulis berita tentang acara musik untuk mengisi konten anak muda. Wah senangnya.

Suatu ketika aku dimintai untuk jaga stan Malang Pos. Ibu sudah wanti-wanti agar aku tidak pulang malam-malam. Aku jadi petugas jaga stan di Malang Expo. Tugasku hanya menawarkan langganan koran. Di tempat stanku juga terpajang foto-foto, ada foto-foto tentang klub bola Arema juga berita menyeramkan yang pernah terjadi di sekitar Malang.

Menjaga stan nampaknya membosankan. Tapi sebelah stanku adalah klub Arema. Alhasil stanku juga ramai. Ada banyak penggemar Arema alias Aremania yang berkumpul. Eh ada tokohnya juga, bang Ovan. Wah Beliau memang simpatik dan kharismatik. Ia menyalami Aremania yang hadir di situ. Sayang dulu belum era medsos jadinya tidak bisa weefie dengan bang Ovan beserta Aremania.

Singkat kata Ibu tersenyum karena aku berhasil masuk pilihan pertama UMPTN. Aku kemudian melanjutkan jadi guru les sambil berkuliah. Ngajar lesnya tetap kimia lagi hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun