Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Agar Perbankan Syariah Makin Jadi Pilihan

19 September 2017   10:57 Diperbarui: 19 September 2017   10:57 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bank syariah di Indonesia sudah hadir sejak pertengahan tahun 90-an. Meskipun menunjukkan perkembangan yang signifikan dari pertumbuhan nasabah dan aset, namun namanya relatif belum banyak dikenal publik jika dibandingkan bank umum atau bank konvensional.

Masih ada persepsi yang terbangun di masyarakat jika bank syariah hanya dikhususkan kalangan tertentu dan fasilitasnya kalah jauh jika dibandingkan bank umum. Jika sudah menjadi nasabah bank umum yang layanannya komplet, mengapa harus berpindah ke bank syariah?

Suamiku pernah memiliki rekening bank syariah. Tapi kemudian ditutupnya setelah melunasi pinjaman. Punya lebih dari satu rekening itu memberatkan, karena ada biaya bulanan yang harus dibayar. Selain itu ia merasa fasilitas bank umum masih jauh lebih baik, ATM-nya lebih banyak dan mudah digunakan untuk pembayaran terutama saat melakukan transaksi pembayaran di dunia digital

Persepsiku tentang perbankan syariah mulai berubah ketika kawanku yang bekerja di pasar modal bercerita tentang pengalamannya melihat langsung kondisi perbankan syariah di Malaysia. Dia yang seorang non muslim mengaku salut dan kagum dengan kinerja perbankan syariah di sana.

Ia bercerita jika di Malaysia perbankan syariahnya telah tumbuh kuat dan benar-benar menerapkan prinsip-prinsip yang sepatutnya ada di sebuah perbankan syariah. Mereka juga membantu menopang roda ekonomi dan pembangunan di Malaysia.

Di Indonesia sendiri kuperhatikan beberapa tahun terakhir perbankan syariah berupaya mengejar ketertinggalan tersebut. Pertumbuhannya naik dan mereka tahan banting terhadap guncangan krisis ekonomi. Mereka juga berinvestasi teknologi agar fasilitasnya sama bagus, sama modern, dan sama lengkapnya dengan bank umum. Selain itu, mereka juga gencar melakukan road show dan menggelar sosialisasi ke masyarakat dengan gerakan Aku Cinta Keuangan Syariah.

Saat ini perbankan syariah memang semakin tumbuh dengan konsep bagi hasilnya yang dinilai lebih 'adil' dan sebenarnya merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia sejak dulu dalam bertani dan berdagang. Beberapa bank syariah juga telah memiliki aplikasi mobile yang memudahkan nasabah melakukan transaksi perbankan dimanapun dan kapanpun.

Jikapun fasilitas dan layanannya sejumlah bank syariah (tidak semua) dianggap masih ' di bawah' kualitas bank umum bermodal besar, hal ini umumnya dikarenakan kualitas dan kuantitas SDM-nya yang masih kurang, juga investasi teknologinya yang memang memerlukan modal besar.

Saya sendiri jika disuruh memilih perbankan maka akan memilih fasilitasnya yang lengkap dan layanannya yang prima. Saya juga akan memilih bank yang mudah dalam melakukan transaksi digital dan jika ada masalah maka cepat terlayani. Untuk saat ini sebagian bank umum terutama bank bermodal besar menurut saya memang lebih unggul dalam layanan dan fasilitas. 

Namun, jika bank syariah terus fokus untuk menutupi 'kekurangannya', maka energinya akan terkuras. Alangkah baiknya jika bank syariah berkonsentrasi pada keunggulan kompetitifnya. Ia memiliki prinsip bagi hasil dan layanan yang unik dimana juga terbukti 'tahan krisis'. Dengan demikian dalam sosialisasinya masyarakat tidak harus 'diarahkan' untuk mengganti rekening bank umumnya dengan bank syariah, namun bisa untuk saling melengkapi. Perbankan syariah juga bisa menyasar kalangan yang belum memiliki tabungan dimana jumlahnya masih sangat banyak di negara kita, dimana jumlah penabung saat ini masih berkisar di angka 19-20 juta penduduk.

Layanan perbankan syariah yang bisa menjadi keunggulan kompetitif, di antaranya tabungan emas (layanan Cicil Emas iB atau gadai emas) dimana emas merupakan salah satu logam mulia yang nilainya dianggap stabil; fitur tabungan bebas biaya administrasi dan bebas bunga seperti Tabunganku juga akan menarik bagi mereka yang benar-benar bertujuan menabung tanpa 'imbalan'; juga tabungan haji-umrahnya dengan memberikan bonus lebih selain Siskohat Online.

Bank syariah juga bisa berinovasi dengan menyesuaikan dengan kondisi saat ini, seperti pinjaman modal kepada startup dari kalangan muda, pinjaman biaya pendidikan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi; penyewaan coworking spaceuntuk menumbuhkan ekosistem digital yang kontributif; dan inovasi lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat langsung, namun juga tidak menyalahi prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh perbankan syariah.

Dengan demikian maka perbankan syariah akan tumbuh seiring dengan perbankan konvensional yang sudah ada dan akan saling melengkapi. Mereka akan memiliki pangsa pasar masing-masing yang sesuai dengan keunggulan kompetitifnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun