Perhelatan Korea Indonesia Film Festival kembali digelar. Ajang ini sangat ditunggu-tunggu penggemar film Korea karena ada beragam film Korea populer diboyong ke Indonesia. Nah, akhir pekan ini Kalian bisa lho nobar maraton film Korea hingga 17 September di empat kota. Total ada 11 film Korea dan 3 dari Indonesia yang diputar.
Dinamika film Korea Selatan itu menarik disimak. Sejak satu dekade ini Korsel memang menarik perhatian dengan Korean pop culture. Kepopuleran budaya Korsel di Indonesia akhir-akhir ini mulai menyalip Jepang yang beken dengan dorama dan J-pop nya.
Patut kuakui jika industri film Korsel memang naik pesat. Jenis filmnya beragam, cerita dan kualitas akting pemainnya juga menarik, serta teknologinya yang juga berkembang. Beberapa kali aku melihat film Korsel yang menggunakan CGI (computer-generated imagery). Kualitas teknologi grafisnya semakin halus dan nyaman di mata.
Nah, tahun ini komunitas film Kompasiana, KOMiK, beruntung mendapat undangan untuk menghadiri malam pembukaan Korea Indonesia Film Festival. Ada 10 kompasianer yang diundang.
Sayangnya tahun ini tidak ada bintang Korea yang datang. Tahun ini hanya dibuka oleh aktor Indonesia yang ditunjuk sebagai perwakilan KIFF, Morgan Oey. Kenapa Morgan? Menurutku Morgan layak mendapat kehormatan tersebut. Ia termasuk aktor pendatang baru yang kualitas akting menunjukkan peningkatan. Aktingnya di film Jilbab Traveler sebagai orang Korsel yang jatuh cinta pada Rania, traveler Indonesia, cukup apik. Aktingnya semakin terasah ketika ikut berperan di Sweet 20, yang merupakan adaptasi dari film Miss Granny dari Korsel. Morgan juga mendapat penghargaan aktor berbakat pada KIFF 2017.
Malam pembukaan KIFF di CGV Cinemas Grand Indonesia tadi malam (14/9) berlangsung meriah. Setelah dibuka dengan tari-tarian Indonesia, maka di dalam auditorium, undangan mendapat suguhan lagu-lagu instrumental yang dibawakan dengan alat musik tradisional Korsel, seperti gayageum, haegeum,dan hyangpiri. Empat pemain perempuannya juga mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea.
Berbagai nomor dimainkan. Di antaranya dua lagu populer Indonesia, Burung Kakatua dan Indonesia Pusaka. Tepuk tangan meriah pun membahana ketika mereka membawakan dua lagu Indonesia tersebut.
KIFF juga menandai 44 tahun hubungan diplomatis yang manis antara Korsel dan Indonesia, dimana unsur budaya menjadi tali antara kedua negara tersebut. Acara kemudian dibuka oleh Dubes Korea Selatan Cho Tai-Young dan wakil dari Bekraf, Endah Wahyu Sulistiani juga para petinggi CGV.
Sementara film Korsel terdiri atas sebelas film. Film-film tersebut adalah A Day, The Battleship Island, My Annoying Brother, Operation Chromite, Anarchist of Colony, Treasure island, Assassination, The Road Called Life, DONGJU: The Portrait of a Poet, Sim Chung, The Admiral: Raoring Currents. Sebagian besar film Korsel adalah sejarah. Hal ini ditujukan agar masyarakat Indonesia juga tahu apa yang terjadi di Korsel masa lampau, dimana juga menjadi bagian dari sejarah dunia. Film lainnya memiliki genre drama, thriller, dan animasi.