Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saring Dulu Sebelum "Sharing"

26 Agustus 2017   17:09 Diperbarui: 26 Agustus 2017   17:42 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saring dulu sebelumsharing," ujar Enda Nasution di acara peluncuran gerakan Bijak Bersosmed sore ini (26/8) di Auditorium Indosat, Jakarta Pusat.Netizen Indonesia gemar banget berbagi. Mereka suka menyebarkan (sharing) berita dan pesan ke kanal-kanal sosial media dan kanal percakapan. Padahal, banyak di antaranya merupakan kabar palsu dan konten kebencian.

Pengguna sosial media sangat besar di Indonesia. Di antara penggunanya adalah kalangan muda. Lebih dari 100 juta. Jika ada seribu orang bijak bersosmed apalagi jika dimulai dari diri sendiri maka kesadaran bijak bersosmed akan sukses dan bisa ditularkan, jelas Ripy Mangkoesoebroto, Chief Human Resources Officer dari Indosat Ooredoo.

Dirjen Aplikasi  Informatika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangaripan berkata hoax bisa mengadu domba dan memecah belah bangsa. Oleh karenanya kita perlu berhati-hati membaca berita, jika memunculkan rasa marah, benci dan sulit dipercaya maka bisa jadi konten palsu alias hoax. Lebih baik membaca sesuatu yang positif dan inspiratif. 

Semuel Pangarepan, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo memberikan pesan bijak bersosmed (dokpri)
Semuel Pangarepan, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo memberikan pesan bijak bersosmed (dokpri)
Untuk itu Semuel Pangaripan berpesan agar menggunakan sosial media untuk media berekspresi yang positif, tapi jangan lupa untuk selalu tepa selera dan menghargai orang lain. Dengan semakin banyak netizen yang bijak menggunakan sosial media maka sosmed akan penuh dengan konten positif dan konten negatif akan tersingkir dengan sendirinya. 

Merdeka dengan bijak, bijak dengan merdeka

Gerakan bijak bersosmed ini dilatarbelakangi oleh rasa gemas. "Sosmed yang dulu seru sekarang bikin lelah bacanya," kata Enda Nasution, penggiat sosmed, pendiri apps Sebangsa dan koordinator gerakan bijak bersosmed. Ada banyak kasus terkait kebencian di media sosial dan semakin banyak ke sininya. Yang patut diwaspadai adalah jelang pemilu nanti tahun 2019. Selain itu penggunaan media sosial saat ini di kalangan muda ditengarai malah menyita waktu dan mengurangi produktivitas.

Yang belum diketahui oleh sebagian netizen, norma, etika dan hukum yang berlaku di di dunia nyata sebenarnya juga berlaku di dunia maya. Ada UU ITE dan hukum pidana/perdata yang berlaku di dunia maya.

Gerakan bijak bersosmed merupakan gerakan kesadaran publik untuk menggunakan sosial media yang sehat, cerdas, aman, dan bijak sebagai respon pada maraknya praktik penyebaran hoax, saling serang dan penyebaran kebencian yang sistematis dan terstruktur. Yuk bijak di kehidupan nyata, bijak di dunia maya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun