Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tulisan adalah Karpet Terbang

25 Agustus 2017   21:35 Diperbarui: 26 Agustus 2017   18:25 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"When" karena menulis novel itu rata-rata ratusan halaman maka perlu konsisten untuk menulisnya. Ia menulis sebelum dan setelah bekerja. Sehari rata-rata satu halaman.

Yang tak kalah penting adalah "How", ia menggunakan referensi beruoa koleksi foto, diary dan lain-lain. Tak lupa ia melakukan riset dengan observasi dan membaca banyak buku, kamus, tesaurus.

Proses menulis ala Ahmad Fuadi (dok. slide Ahmad Fuadi)
Proses menulis ala Ahmad Fuadi (dok. slide Ahmad Fuadi)
Dalam cerita yang perlu ada adalah karakter, konflik, tujuan dan perjuangan, lanjut penulis asal Bayur, Maninjau ini. Agar tulisan fokus pada cerita tersebut maka sebaiknya membuat peta besar cerita, bisa dengan mind mapping. Mind mappingbisa diuraikan dalam bentuk seperti daftar isi lalu dipecah lagi menjadi berbagai ide sebagai pointer, baru kemudian diuraikan lagi menjadi paragraf. Setelah itu buatlah cerita dengan bebas seolah-olah tanpa terbebani.

Ahmad Fuadi kemudian mengisahkan bagaimana proses membuat cover novel yang dilakukan bersama-sama dengan penerbit. Ia menyarankan penulis menyediakan waktu untuk membuat cover yang menarik karena persaingan sangat ketat dan pembaca menyukai cover yang indah. Untuk menerbitkan buku penulis bisa memilih untuk menawarkan ke penerbit besar atau dicetak sendiri.

Ada banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para kompasianer. Rupanya banyak kompasianer yang tertarik menjadi novelis seperti penulis berdarah Minang ini. Satu jam sesi pertanyaan rasanya masih kurang. Hingga acara berakhir masih ada yang berkonsultasi atau foto welfie bersama penulis. Bagaimana jika Kompasiana menyediakan kanal untuk bedah naskah novel ya?

Hujan pertanyaan (dokpri)
Hujan pertanyaan (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun