Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tulisan adalah Karpet Terbang

25 Agustus 2017   21:35 Diperbarui: 26 Agustus 2017   18:25 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses menulis ala Ahmad Fuadi (dok. slide Ahmad Fuadi)

"Tulisan adalah karpet terbang," ujar Ahmad Fuadi dalam acara BlogShop di Studio Room Kompasiana yang dihelat hari ini (25/8). Dalam acara yang disesaki 30-an kompasianer, novelis bestseller ini berbagi tentang kiat menulis dan menerbitkan buku.

Quote di atas bagi Ahmad Fuadi bisa dimaknakan secara harfiah. Bak karpet terbang Ahmad Fuadi mendapat undangan sebagai pembicara kesana kemari, ke berbagai daerah, ke berbagai negara berkat kesuksesan novel debutnya bertajuk "Negeri 5 Menara". Ia pernah diundang oleh sebuah SMA di Australia, SMP di Singapura, serta kampus di Jepang dan California. 

Ada berbagai keajaiban menulis yang telah ia rasakan, bukan hanya dikenal luas dan mendapat undangan ke sana-kemari, namun bagaimana ia kemudian mampu menggerakkan hati pembacanya. Novel yang terinspirasi dari kisah masa remajanya ketika menimba ilmu di pesantren ini mendapat sambutan hangat, banyak yang terinspirasi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Ada juga mereka yang awalnya menyepelekan pesantren kemudian tertarik untuk belajar di sana. Pesan gurunya, "Man Jadda Wajada!" atau siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil banyak dikutip dimana-mana.

Kesuksesan buku ini juga dilirik oleh rumah produksi. Mereka pun menawarkan agar buku tersebut dilayarlebarkan dengan Salman Aristo sebagai penulis skenarionya dibantu Ahmad Fuadi dan Rino Sarjoni. Bagi Ahmad Fuadi kabar itu sangatlah menyenangkan tapi juga menguatirkan. Ia was-was bahasanya, dialognya bakal berbeda dengan yang ada di novelnya. Tapi kekuatirannya tak terbukti. Meski ada perubahan gagasan dan pesan yang ada dalam novel tersampaikan dengan baik oleh film yang disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman. Bahkan filmnya juga sukses dengan ditonton oleh 772.397 penonton seperti yang dilansir oleh filmindonesia.or.id dan masuk ke empat besar perolehan penonton tahun 2012.

Novel "Negeri 5 Menara" ini dibuatnya ketika ia melihat-lihat diary yang ia buat masa remaja tahun 1988. Ia juga masih menyimpan catatan selama menimba ilmu di pesantren. Ibunya kemudian membantu mengingat masa-masa tersebut lewat kumpulan surat yang ia kirim selama merantau ke Jawa Timur. Ia melakukan riset dan mencicil novel tersebut hingga tuntas dua tahun kemudian.

Buku kedua dan ketiga yang merupakan kelanjutan dari "Negeri 5 Menara", "Ranah 3 Warna" dan "Rantau 1 Muara" juga sukses besar. Baru-baru ini Ahmad Fuadi merilis novel teranyarnya, "Anak Rantau" yang merupakan novel indipenden, tidak ada sangkut pautnya dengan "Trilogi Negeri 5 Menara". Dengan "Anak Rantau" maka Ahmad Fuadi total telah merilis empat novel dimana merupakan buku keenambelasnya.

Tips Membuat Novel dan Menerbitkannya

Bagi mantan wartawan ini tulisan yang baik selain menginformasikan juga mampu menginspirasi dan menggerakkan hati. Hal ini bisa terjadi jika menulisnya dengan logika dan rasa.

Lantas bagaimana caranya membubuhkan rasa dalam tulisan?

Ahmad menyebutnya 3W+1H untuk rumusan cara menulis. "Why" yaitu alasan kita menulis, semakin dalam alasannya maka tulisan akan lebih kuat. Misalnya penulis ingin pembaca kembali membenahi kampung-kampung halaman yang sekarang mengalami degradasi moral dan alam. Dengan alasan yang kuat maka akan menjadi suntikan semangat bagi si penulis agar tabah dan sabar menyelesaikan novelnya. Novel buatannya rata-rata menyelesaikan waktu 2-4 tahun, sehingga benar-benar perlu stamina dan niat kuat untuk menyelesaikannya.

Berikutnya adalah "what". Tulislah apa yang paling dekat dalam hidup dan menggetarkan hati kita. Misal pengalaman yang sulit dilupakan ketika tinggal di asrama. Setiap diri memiliki kehidupan seperti novel, galilah bagian atau kisah yang paling dramatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun